Terhitung sudah seminggu Sunie bekerja dengan dirumah besar ini, semua berjalan lancar semua masakan Sunie setiap hari dipuji oleh keluarga kaya raya ini, bahkan katanya Tuan muda mereka yang tidak Sunie ketahui namanya ikut memuji masakan Sunie.
Sunie sangat senang mendengarnya karena menurut informasi yang Sunie ketahui dari Bibi Han---pembantu yang sudah hampir 20 tahun bekerja dirumah ini, Tuan muda mereka itu termasuk orang yang pemilih dalam urusan makanan, namun sayangnya sampai hari ini Sunie belum pernah melihat tuan muda yang katanya sangat tampan itu.
Sunie juga senang dia jadi banyak mempunyai waktu luang untuk Harua, tidak seperti dulu---saat masih diJeju ia harus menitipkan Harua di tempat penitipan anak, karena tidak mungkin untuk membawa Harua ikut denganya yang harus bekerja.
Umji juga masih sempat berkunjung walaupun gadis itu sedang sibuk mengurus butik baru miliknya.
*******
"Harua lagia ngapain?"
"Lagi mewalnai, bukunya bagus bunda gambal binatang"Harua menunjukan buku warnanya kepada Sunie.
"Wah pintarnya anak bunda--"
Sunie mengusak gemas rambut anaknya dan kemudian mengecup wajah Harua dengan sedikit brutal lucu sekali anaknya ini.
"Nanti kalau bunda punya uang kita beli mainan buat Harua, nanti kita beli puzle sama buku buat Harua belajar"seru Sunie
"Halua mau bunda,nanti Halua juga mau sekolah"seru Harua
"Iyaa nanti Harua sekolah, maka dari itu Harua harus mulai belajar dari sekarang biar jadi anak yang cerdas"Tidak terasa tahun depan anaknya akan mulai bersekolah rasanya baru kemarin Sunie melihat kehadiran bayinya, semoga hidupnya dan Harua berjalan dengan lancar dan juga semoga ia bisa membahagiakan sang anak,---yah walaupun tanpa keluarga yang lengkap.
*******
Dikediaman nyonya Kim terlihat seorang wanita yang sudah lumayan berumur duduk termenung dihalaman belakang rumahnya.
"Bunda ngapain ngelamun sendiri?"Tanya seorang gadis cantik.
"Buna kangen adek kak"sendunya
"Kakak juga kangen banget sama adek, nanti kita coba cari adek lagi"
"Tapi mau cari kemana lagi, udah hampir lima tahun adek kamu pergi ga tau kemana Lia"
"Bunda harus yakin adek baik-baik aja percaya sama Lia,adek pasti ketemu Lia janji bakal bawa adek pulang"ucap gadis itu meyakinkan Sang ibu
"Bunda ga bakal percaya, bunda ga bakal yakin kalau adek baik-baik aja sampai bunda liat sendiri kehadiran adek ada didepan mata bunda"wanita itu yang tak lain adalah nyonya Kim---ibu dari Sunie menangis tersedu-sedu memikirkan nasib anaknya.
"Bund jangan gini bunda tenang dulu ya"Lia---yang tak lain kakak dari Sunie mencoba menenangkan sang bunda, ini bukan kali pertama Lia melihat mamanya melamun sedih saat melihat hal itu Lia langsung mengerti bahwa sang bunda sedang merindukan adiknya yang telah pergi tidak tau kemana sekitar lima tahun lalu.
"Adek itu manja, apa-apa minta ditemenin, bunda ga yakin kalau adek kamu bisa bertahan di dunia luar tanpa kita disisinya, gimana kalau adek ga kuat sama semuanya, apalagi saat itu adek kamu sedang hamil Lia---"
"Seharusnya ayah kamu tidak mengusirnya saat itu, seharusnya kita ada untuk Sunie di saat masa sulitnya, gimana dia bisa bertahan hidup diluar sana ha---GIMANA?!"
"Bund udah jangan gini"gadis itu---Lia ikut menangis melihat keadaan sang mama seperti ini
"Kalau Sunie ga kuat sama semua yang terjadi sama dia gimana---gimana kalau seandainya Sunie milih buat bunuh diri---mama--mama harus gimana Lia"
"Bunsa ngomong apasih?!Lia ga suka"Lia tidak suka mendengar racauan bundanya.
"Bunda mau liat adek, ini semua salah Ayah kamu, gimana kalau ternyata Sunie udah ga ada lagi didunia ini Bunda Harus gimana"Nyonya Kim terus saja meracau dengan tangisan yang tak henti terdengar amat pilu.
"Adek ga bakal sebodoh itu, adek itu kuat, percaya sama Lia---"
"jangan gini Bund please jangan bikin Lia khawatir"
Dan hal yang ditakuti oleh Lia pun terjadi---pingsan Bundanya kembali pingsan seperti biasanya.
Semenjak kepergian Sunie, rumah keluarga Kim yang biasanya cerah berubah menjadi suram, nyonya Kim terus saja menyalahkan sang suami karena telah mengusir Sunie saat itu, Tuan Kim yang tidak terima disalahkan pun tidak mau kalah balik menyalahkan nyonya Kim.
Mereka jadi sering bertengkar, untungnya masih ada Lia yang menyadarkan mereka, bahwa mereka semua salah baik itu Tuan Kim, Nyonya Kim dan bahkan dirinya semuanya salah. Akhrinya kedua orang tuanya bisa kembali akur walaupum tidak seharmonis dulu saat masih ada Sunie.
Setelah itu mereka memutuskan untuk mencari keberadaan Sunie namun sampai sekarang belum juga membuahkan hasil, imbasnya terjadi kepada nyonya Kim ibu dari Sunie itu jadi sering melamun dan berakhir menangisi sang anak yang tidak tau dimana keberadaanya.
*******
"Kamu kapan mau nikah hoon?"pertanyaan yang paling dihindari Sunghoon, lengkapnya Park Sunghoon.
"Ma udah, mama taukan Sunghoon ga mau bahas hal ini"Sunghoon jengah setiap sebulan sekali pasti ditanyakan hal yang sama.
"Mama tuh udah pengen punya cucu"
"Kan udah ada dari bang Yeonjun"ketusnya
"Beda mama maunya cucu dari kamu"teguh nyonya Park.
"Lagian mama heran kamu jaman kuliah dulu terkenal playboynya---masa sampe sekarang ga laku-laku juga kalah sama Jay yang udah mau punya anak dua"
Jay lagi Jay lagi, kenapa sih Oknum bernama Jay itu harus menjadi orang yang sering dibanding-bandingkan sang mama dengan dirinya sih!
"Atau jangan-jangan kamu kena karma karena dulu sering gonta-ganti cewek"
"Huft---mama pulang aja deh Sunghoon masih banyak kerjaan"usirnya kepada sang ibu.
"Durhaka kamu ya!"
"Iyaa,Sunghoon memang anak yang baik"
Tidak tahu malu sekali Park Sungoon ini, terkadang nyonya Park bingung kenapa pula ia mempunyai anak modelan Sunghoon.
Sudah mantan buaya, ga pernah dengerin apa kata orang dan yang paling nyonya Park benci anaknya ini sering kali menolak gadis-gadis cantik yang nyonya Park tawarkan untuk dijadikan menantu.
JAN LUPA VOTEMENT.
KAYAKNYA DRAFT PUNYAKU MAU SEKALIAN AKU UP SEMUA TRAUMAN DRAFTNYA SUKA TIBA - TIBA ILANG.
YOU ARE READING
Happy ending?
FanfictionKisah Sunie dan harta paling berharga miliknya. Akankan mereka bahagia, akankah hidup yang menyedihkan itu berakhir happy ending?