☔Alam-2🍁

82 11 2
                                    

"Penyesalanku selama ini adalah aku tidak bisa menjaga ayah tetap bersama denganku, aku gagal lalu kehilangan hal berharga itu"[ Arsy Kent Faresta ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Penyesalanku selama ini adalah aku tidak bisa menjaga ayah tetap bersama denganku, aku gagal lalu kehilangan hal berharga itu"
[ Arsy Kent Faresta ]

𓃹𓃹𓃹

Terdengar suara sirine ambulance yang menghampiri rumah tersebut, terpasang bendera kuning di depan halaman rumahnya.

Seorang anak kecil itu hanya menatap kosong ke arah keranda tanpa berkedip sedikitpun-ramai orang yang melihatnya dan merasa empati namun anak itu tidak peduli dengan sekelilingnya.

Seketika ke dua netra itu membesar membentuk lingkaran seakan terkejut dengan sosok kehadiran seseorang, yang mana tak lain itu adalah Syifa Caussandra bersama dengan ibunya.

Luapan emosi terlihat dari raut wajah anak laki-laki itu, ia mengepalkan ke dua tangannya sekencang mungkin dan menatap tajam ke arah wanita tua itu.

"Nak, ini ibu. Masih inget sama ibu?" tanya Dhara.

"Ingat? ya! aku masih ingat dimana kamu meninggalkanku dan ayahku demi laki-laki bajingan itu," gumam Arsy.

Arsy mengkerutkan dahinya serta menggertakan giginya, menahan emosi yang menyesakkan dada.

Seorang gadis kecil menghampirinya seraya berkata, "Haii, kamu gapapa?" kata Syifa Caussandra.

Arsy membulatkan netranya-terkejut dengan suara yang sudah lama tidak ia dengar, perasaan emosinya lenyap seketika.

"Mah, dia kenapa? Kok kaget liat aku?" kata Syifa Caussandra menunjuk ke arah Arsy.

"Dia lagi sedih, nak. Karna dia kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagi dirinya, dan dia itu kakakmu loh, dulu kalian sering main bareng." Jelas Dhara.

"Kakak? jadi aku punya kakak? hore! Cifa punya kakak." kata Syifa seraya bertepuk tangan dan tertawa.

"Halo, kakak. Ayok main," ajak Syifa menarik tangan Arsy.

"Ehh ... tung-" kalimat Arsy terpotong oleh sang adik.

"Kakak ... kejar aku sini ...." tertawa Syifa. "cepat kak!" Sambung Syifa.

"Iya tunggu .... " Arsy berlari mengejar sang adik.

Perasaan yang membuat Arsy dejavu, jiwa sang kakak bergejolak-berharap moment ini amerta tak sirna dalam waktu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arsyifa Hujan & SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang