WARNING!!!
Dimohon untuk bijak dalam membaca, akan ada adegan-adegan toxic, di dalam episode kali ini.
•
•
•"Kamu tidak akan mengerti bagaimana rasanya dipermainkan oleh takdir, sebelum takdir yang sama menimpamu, lara yang terlanjur renjana menyisakan duka yang amerta"
[ Arsy Kent Faresta ]❄️❄️❄️
Sepanjang perjalanan, Arsy selalu memikirkan hal tentang keadaan seorang anak gadis yang terbaring di dalam ruangan ICU-lagi dan lagi kejadian serupa terjadi, bergetar mulut Arsy tak mampu untuk berbicara.
Memikirkan hal itu saja sudah membuat Arsy diselimuti rasa ketakutan, berharap? ya hanya berharap dan berdoa saja yang kini bisa ia lakukan.
Lia aku mohon kamu bertahan, aku segera datang!
Ilustrasi.
Arsy mempercepat mengemudinya dengan kecepatan diatas standar-tak memikirkan bagaimana kedepannya, yang ada di tempurung kepala Arsy hanya gue harus sampe sana secepatnya.
Waktu berlalu dengan cepat, tak terasa sudah setengah perjalanan yang di tempuh, namun Arsy tetap menambahkan kecepatannya hingga tak sadar bahwa di depan ada lampu merah.
Terkaget melihat jalurnya terpotong, Arsy menginjak rem belakang dan mencengkram rem depan secara bersamaan, hingga motor yang di kendarainya sedikit ngereog & berdansa.
Sial! hampir aja gue tabrakan, aduh lama banget lagi lampu hijaunya. Lia maaf ya ...
Satu menit berlalu, Akhirnya lampu merah itu pun berubah menjadi kuning lalu hijau, menandakan pengendara boleh untuk menjalankan kendaraan.
Ahh akhirnya, Lia sabar ya. Aku datang...
Arsy melanjutkan perjalanannya, tidak ada rasa menyesal dengan kejadian yang menimpa tadi, Arsy mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyifa Hujan & Senja
Teen Fiction"Aku hidup hanya untuk menjalankan sebuah diary dari seorang gadis..." [ Arsy Kent Faresta ]