🌟Olahraga(2)🌟

301 22 9
                                    

Haiii👋✨
Jangan lupa Vote, Koment, Share, and Follow yaa!
Kasih saran dan pendapat kalian.
Makasihh💫

⭐Happy Reading⭐

✧*°•♡(灬^‿^灬)♡✧*•°

*****

"Sekian dulu pembelajaran kita hari ini, tolong minggu depan tugas prakteknya harus sudah selesai, mengerti anak-anak?!"

"Mengerti Bu!" sahut satu kelas.

Bruttt! bruttt!

"Ck bau kentut!"

"siapa yang kentut!?"

"houwekk!"

"Woy! bau kentutnya kekurung dalam kelas!"

"mending kabur ke kantin!"

"pliss ini baunya nyengat banget!"

"sakit perut kali.."

"Habis makan telur rebus mungkin? baunya busuk banget uhukk!"

"Caelahh kek gak tau aja kalian, seperti biasa si hobi kentut yang tampan dan kaya raya, harta berharga milik orang tua, siapa lagi kalau bukan si Bintang, mana kentutnya semerbak banget lagi, lama-lama gue bisa nangis kecium kentut Bintang mulu!" gumam cowok dibelakang Bintang dengan wajah tertekuk disertai gerutuan sebal dari mulutnya.

"Hh! iya gue yang kentut, memangnya kenapa? marah? berani marah sama gue, kelahi kita!" ucap Bintang dengan ekspresi julid tercetak cukup jelas diwajahnya.

"Iya iya orang kaya mah bebas.."

"Ho'oh orang kaya mah bebas! Hayati lelah kecium kentut Bintang mulu! dapat duit enggak, bau busuk iya!!"

"Lah kentut kan normal semua orang juga pernah kentut kali! emang lo nggak pernah kentut gue tanya hah?!" ucap Bintang kesal.

"Ck! tapi kali ini lebih busuk baunya Tang! lu kemakan apa sih?"

"Astaghfirullah, emang rada laen ente! sejak kapan jadi pengamat bau kentut? ck punya temen suka berkentut, yang satunya lagi suka nyium bau kentut.."

"WIDIHH BERKENTUT BAHASA LO~" sahut heboh Bintang, Arga dan Yudha secara bersamaan serta diiringi tepuk tangan dari Arga sambil mengeleng-gelengkan kepala. Ceritanya Arga terkagum-kagum.


∆Kantin∆

"Dihh pelit banget! gue cuma mau nyoba sebiji aja beneran nggak bohong! demi si Gisha yang sepuluh kali nolak gue!" ucap Yudha yang berusaha mengambil permen milik Bintang.

Bintang pun menoleh dengan tampang julid diwajahnya kearah Yudha. "Apaan, nggak usah curhat juga Jamal! nih permen murah. Kakek bisa beli didepan sana seribu doang kek, dapat lima biji! beli aja sana." ucap Bintang nyolot.

"Sial gue bukan kakek-kakek.." sahut Yudha tak kalah nyolot.

"Hei hei anak remaja, sukanya makan, pakainya plastik, nggak ada duit, mengoceh-ngoceh, meminta-minta kepada orang tua, kerjaannya tiduran sehariannn~" terdengar suara nyanyian tidak jelas seorang Arga ditengah-tengah adu mulut Bintang dan Yudha.

"LO KIRA KITA PARA REMAJA PEMALAS?! MAKSUD LO NYANYI BEGITU APAAN?!"

"LU NYINDIR KITA?!"

"LAGUNYA JELEK.."

"Ngegas mulu kalian berdua! pada tegang tuh urat leher, kalau putus nanti mati tahu rasa!" balas Arga julid disertai memamerkan sudut bibir yang terangkat dengan angkuh. Seperti biasa Arga merasa kata-kata dari mulutnya barusan sangat keren dan savage untuk kedua temannya, padahal biasa saja.

Arraka Bintang NirtadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang