•
5
•
4
•
3
•
2
•
1
•
TIITT
CHAPTER 114 - 115__________________________________________________
Cale merasa seperti keluar dari rawa ketika dia kembali sadar. Ia mencoba mengingat apa yang telah terjadi.
'Aku pingsan.'
__________________________________________________
"Tidak. Kau mati."
Semua orang terkekeh mendengar pernyataan Alberu. Belum lagi, ekspresi datar yang ia gunakan saat mengatakannya.
__________________________________________________
Dia tidak punya kekuatan lagi dan pingsan. Cale menyadari bahwa sudah waktunya baginya untuk membuka matanya. Itu karena dia bisa mendengar suara di kepalanya.
– Tiga, dua, satu, setengah, setengah dari setengah …
__________________________________________________
Sebagian orang mengerutkan kening sementara sebagian lainnya membulatkan mata mereka.
Perlahan rasa ngeri menguasai hati mereka ketika membayangkan Naga Hitam yang terus menghitung mundur saat pria berambut merah itu tak sadarkan diri.
Itu bahkan tidak membantu begitu mereka melihat rekaman lebih lanjut.
__________________________________________________
– Manusia, aku akan menghitung mundur dari 100 lagi. Bangun sebelum aku mencapai 0, atau aku akan menghancurkan benua ini.
__________________________________________________
'Tidak adakah pilihan kata yang lebih cocok untuk anak kecil?'
Semua orang merutuk secara internal sebelum mereka menggelengkan kepala.
'Yah. Bagaimanapun dia masihlah Naga.'
__________________________________________________
– 100, 99, 98 ...
Cale mendengar suara Raon dan segera membuka matanya. Ia kaget dengan apa yang dilihatnya.
'Taman bunga?'
Ada kelopak bunga mengambang di udara. Suara Raon bisa didengar oleh telinganya.
"S, sembilan puluh lima!"
Suara yang sehening bisikan itu sepertinya terkejut.
Cale menundukkan kepalanya. Suara itu datang dari atas perutnya.
__________________________________________________
Membayangkan Raon yang meringkuk di perut Cale membuat semua orang tersenyum geli.
__________________________________________________
Dia mengangkat tangannya untuk merasakan sesuatu yang tidak terlihat di perutnya. Itu adalah Raon.
'Apakah dia ada di sini sepanjang waktu?'
Cale menjadi takut memikirkan bagaimana Naga Hitam ini akan membaca hitungan mundurnya sepanjang waktu.
__________________________________________________
Semua orang menganggukkan kepala.
'Dia saja sampai takut apalagi aku.'
KAMU SEDANG MEMBACA
TCF REACTION║FANFIC [Ongoing]
FanfictionBajingan Dewa Kematian itu sepertinya benar-benar ingin dipukul. Bagaimana tidak? Tiba-tiba saja Cale dan kelompoknya yang sedang merayakan kemenangan atas kematian White Star atau Cale Barrow dan pendirian Kekaisaran baru di Benua Barat dikirim ke...