↷ 𝗠𝗘 ❀࿔

399 67 7
                                    

____________________◌┆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________
◌┆ . ⊹ ┆ ☽

Kata orang jodoh itu cerminan diri sendiri. Tapi, kok gue sama dia bertolak belakang banget, ya?

"Mbak, nanti kita rapat beneran?"

"Jelas, mau gue ulangi sampai berapa kali?"

"Gak usah repot-repot, Mbak. Gue udah paham."

"Good. Jangan lupa di kafe dan jam seperti biasa."

"Siap!" Dia langsung berlari ke belakang. Sekarang hanya gue yang sendirian di kantin.

Membuka hp, menggulir layar chat group.

Seperti biasa, gue gak bisa ikut sekali lagi.

Menghela nafas mengeluarkan karbondioksida. Tangan bergerak menyendokkan se-sendok salad buah.

Just info doang, gue gak begitu suka salad buah, CUMA ada adek tingkat gue yang jualan salad buah dan pas banget sesuai sama selera gue yang ribet, ya, gue beli lah.

Cukup jelas untuk diketahui, gue orang sibuk. Ini beneran sibuk sat, bukan sibuk rebahan sambil foya-foya. Gue juga mau itu ah.

"Kata Gracia sama Tesan gue goblok join BEM, masa iya?" Info sekali lagi, Gracie itu Mbak alias Kakak perempuan gue, dan gue itu anak terakhir alias bungsu. Kalau kalian lihat sifat gue yang manja pakai banget gue gak bakal ngehindar, karena gue dari kecil dimanja banget sama Ibu gue.

Gue anak rantau, merantau ke Jakarta buat kuliah karena kampus impian gue ada di sana.

Beberapa kali om atau paman gue ngerekomendasikan kalau lebih baik gue itu langsung kerja aja keluar negeri, contohnya ke Canada.

Sebetulnya gue mau-mau aja nih, ya. TAPI GUE MAU KULIAH DULU.

Mungkin kampus luar lebih banyak peminat. Tapi, gue milih kampus di negeri sendiri karena pingin kabulin keinginan gue sejak kecil.

Iya, dari kecil gue pingin kuliah. Kuliah itu harus kata gue.

Memang gak harus di negeri sendiri ataupun luar negeri. Tapi, keinginan kuliah pertama gue ya di kampus yang gue pijak ini. Dan gue bersyukur pakai banget akhirnya gue bisa.

Cuma, lagi dan lagi masalahnya itu terletak pada UANG. DUIT BISA GAK SIH LO DATANG KE GUE DENGAN SENDIRINYA?!! MANDIRI GITU.

DUIT GUE SERING NGEJAR-NGEJAR LO, TAPI KENAPA LO MALAH MENJAUH?? Kek cowok aja lo eek.

"(Name), kelas bentar lagi mulai."

"Eh, iya."

"Habisin dulu salad lo."

"Iya, iya ah. Gue simpan nanti."

"Kelupaan sebulan terus basi gak ngaruh, ya?"

"Gak pa-pa soalnya cowok gue Dokja nanti gue bisa dibeliin sampai saham-sahamnya."

"Yaelah neng, pamer-pamer! Huuu!"

"HAHAHA."

"Bagi dua dong sahamnya."

"Warisannya juga kalau bisa."

"Congor lu ye minta di sabet keknya."

"Bersyandaa bersyandaaa!"

"Stop ah, gue udah pusing dengernya."

PAPER RINGS -

"Dokja!"

"Sini." Dia merentangkan tangannya. Aku langsung menyambarnya memeluk erat dirinya.

"Dokja, kangen."

"Sama. Btw, aku kira kamu pulangnya bakal sampai tengah malam. Untung aja sekarang enggak." Dia mengambil tote bag ku, lalu dia letakkan di pundaknya.

"Untung, ya." Aku langsung merangkulnya dan berjalan ke mobil bersamanya.

"Kamu belum makan, kan? Mau mampir kemana?"

"Terserah——eh, jangan terserah. Aku kangen seblaknya ngab TTM."

"Ini udah malam, (Name) ...."

"Sekali-kali, Dokja ...."

"Sekali-kali apanya? Sudah 2 kali lebih kayaknya."

"Hehe, please, ya? Ini yang terakhir deh."

"Promise?" Aku langsung menggeleng dan dia lalu hanya menghela nafas.

"Kali ini aku turutin, tapi gak tau besoknya gimana."

"Hehe, makasih, Babe."

"Let's gaurrrr!" Aku langsung masuk ke mobilnya saat dia sudah membukakan pintu untukku.

Tuhan, rencana mu memang gak ada yang gagal. APALAGI INI YA TUHAN.

Kapan lagi dapat cowok spek Dokja, hehe.

"Gue emang jenius, sih."

"Iya?" Jenius dalam nyolong hati seorang Dokja Kim.

"Iya?" Jenius dalam nyolong hati seorang Dokja Kim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________

(Name) kalau gak ada Dokja : lo gue
(Name) pas sama Dokja : aku kamu + lebih kalem dikit.

𝐏𝐀𝐏𝐄𝐑 𝐑𝐈𝐍𝐆𝐒 ੭ ࿔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang