Hal sama

601 6 0
                                    

Mama Nara langsung saja ingin berbicara kepada putra sulungnya itu, kenapa ia asal memilih seorang istri seharusnya ia pertimbangkan terlebih dahulu kan, justru tidak putranya langsung saja menikahi gadis yang tidak jelas itu.

"Sam Mama heran sama kamu, dimana Sam yang dulu yang didekati perempuan manapun ia selalu menolaknya dan selalu memilih terlebih dahulu,tapi kenapa tidak kamu terapkan hal ini Sam, dulu kamu pemilih bahkan dari makanan sampai istri kamu juga memilih loh Sam, apa selera kamu juga terlalu rendah sekarang Sam, seorang Samuel mempunyai selera yang rendah Mama gak nyangka sama kamu"

"Mama langsung saja dengan intinya, Sam capek ma kasihan Githa di kamar sendirian, apalagi Mama bicara dengan kata-kata yang menurut Sam tidak perlu diucapkan"

"Apa hebatnya dia Sam, sampai kamu menikahi dia lagian dia tidak jelas Sam, kamu tidak pernah menyelidiki asal-usul keluarganya terlebih dahulu Sam, Sam Mama gak melarang kamu buat menikah dengan siapapun, tapi tidak dengan Brigitha Sam, kamu tolong lah berpikir dua kali jangan asal Sam"

"Ma Githa memang tidak hebat, iya dia tidak sehebat Mama, tapi yang Sam nikahi adalah Githa bukan keluarganya lalu apa masalahnya Ma, Mama jika tidak suka kepada Githa gpp, Sam gak mempersalahkan itu tapi tolong Ma kali ini jangan membahas keluarga di depan Githa Sam tidak mempersalahkan darimana asal-usulnya maupun keluarganya, Sam tau mungkin keluarganya Githa tidak baik sampai dia menelantarkan Githa ma, apa memang Githa adalah anak yang tidak diharapkan keluarganya, Sam saja tidak pernah berpikir akan menikahi Githa Ma, apalagi hingga ke jenjang yang sekarang, Githa selama ini adalah calon istrinya Sebastian Ma, bukan Sam yang merebutnya ya tapi bisa dikatakan Sam merebut"

Papa Danu heran dengan istrinya itu, kenapa sangat ingin tahu tentang keluarga menantunya, apakah penting asal-usul seseorang itu, apalagi sekarang ia sudah menjadi bagian keluarga.

"Mama jangan menanyakan hal itu lagi, tolong jaga perasaan menantu kita Ma, apalagi Githa tidak pernah bertemu keluarganya apa Mama tega terus-terusan bertanya tentang hal itu?" Papa Danu kali ini bersikap tegas.

"Papa kok jadi belain dia sih, dia hanya orang baru kenapa Sam sama Papa belain dia mama kesel deh sama kalian"

"Jika tidak ada yang dibicarakan lagi Ma, Sam pamit kasihan Githa menunggu lama, selamat malam Mama Papa" Sam keluar dari ruang kerja Papa Danu, ia langsung menuju kamarnya ternyata benar Brigitha sudah tidur dengan pulas, Samuel memandangi wajah cantik itu kenapa gadis secantik dia harus mempunyai beban yang tak seharusnya ia punya, dimana keluarganya kenapa tega sekali.

Tiba-tiba handphone Samuel berbunyi,ya ternyata anak buahnya menelfon,ia langsung keluar  dan masuk keruang kerjanya untuk menerima telfon.

"Maaf bos, malam-malam saya menganggu waktunya saya ingin menyampaikan bahwa saya menemukan keluarganya nyonya Githa, saya sudah mengirimkan seluruh data keluarganya kepada email bos, silahkan dicek  kembali bos, mereka terlihat bahagia tanpa memikirkan perasaan nyonya Githa bos, lalu apa yang harus kami lakukan bos, apa kami harus memberikan pelajaran untuk mereka"

"Baiklah terimakasih, nanti saya kabari lagi apa yang harus kalian lakukan setelah ini"

Samuel segera mengecek email dari anak buahnya itu, satu persatu data ia lihat, bukanya nama ini tidak asing baginya,mereka tinggal di kota x keluarga Brigitha adalah keluarga terpandang di kota x tapi kenapa tega menitipkan anaknya ke panti asuhan.

Tentunya Samuel memerintahkan anak buahnya lagi dan lagi untuk menyelidiki dengan langsung iya Samuel mengirimkan mereka ke kota x, apakah Samuel akan membuat keluarga mertuanya hancur karena telah menelantarkan istrinya, tunggu saja yang akan ia lakukan setelah ini.

Tak terasa hari sudah mulai larut malam, Samuel segera kembali ke kamarnya,ia merebahkan tubuhnya di samping istrinya itu, Samuel terus saja memandangi wajah cantik istri itu, jika dulu Dara adalah cintanya maka Brigitha sekarang adalah hidupnya walaupun Samuel tidak mencintainya.

Brigitha yang merasa terganggu oleh hadirnya seseorang,ia langsung bangun dari tidurnya benar saja Samuel memeluknya,tanpa memikirkan hal yang menganggu pikirannya ia langsung tidur kembali.

Ia tidak pernah menolak pelukan Samuel, karena ia sadar Samuel berhak menyentuhnya,mereka sudah menikah bukan, tapi kenapa rasanya dia bukan istri Samuel, melainkan hanya pelampiasan semata saja.

Flashback off dua puluh tiga tahun yang lalu, lahirlah seorang bayi perempuan yang cantik sehat tidak kurang apapun itu, seharusnya kedua orangtuanya bahagia atas kelahiran putri bungsunya bukan, tapi justru salah mereka tidak mengharapkan kelahiran bayi perempuan yang mereka inginkan bayi laki-laki, hingga bayi perempuan itu mereka titipkan ke panti asuhan, bahkan tahun berganti tahun mereka tidak pernah mencari keberadaan putrinya itu.

"Kenapa sih kamu harus hadir, mending kamu mati aja" perempuan itu memukul perutnya, ia juga sudah meminum obat penggugur kandungan,meminum jus nanas tapi tetap saja kandungannya sangat kuat.

"Mama gak boleh gitu, dia rezeki ma walaupun dia bukan laki-laki" Papa Roni Desmon

"Mama gak mau Pa, mama gak mau hamil anak ini dia hanya bikin kita susah" Mama Erlin Hana

Hingga sembilan bulan, lahirlah bayi perempuan cantik, yang selama ini ia ingin gugurkan namun dia lahir ke dunia.

Kembali lagi kepada Samuel, ia masih terus memeluk Brigitha, kenapa di dekatnya ia merasa sangat nyaman padahal baru tiga hari menikah.

"Mas baru masuk kemana aja, kayaknya capek banget" tanya Brigitha

"Ada urusan sedikit kembali tidurlah Githa"

"Baiklah, selamat malam mas"

Keesokan harinya, Brigitha ingin bangun terlebih dahulu namun Samuel masih terus memeluknya dengan erat, Brigitha tidak bisa bergerak jika seperti ini.

"Mas Sam,bangun yuk udah pagi aku mau ngajar soalnya"

"Hmm kamu ngajar jam berapa,bukanya jam 10 an"

"Tapi kan kita harus pulang mas, bajuku dirumah"

"Yaudah kamu mandi aja"

Brigitha pun mandi terlebih dahulu, walaupun di kamar Samuel ada make-up dan baju namun ia tidak ingin memakainya, ketika Brigitha selesai mandi Samuel segera memasuki kamar mandi, tidak butuh waktu lama Samuel pun selesai.

Keduanya pun turun untuk makan, kali ini Mama Nara tidak cerewet bahkan Mama menyambut mereka, Brigitha duduk disampingnya Samuel, ia melayani suaminya terlebih dahulu,ketika Samuel sudah selesai memilih makanannya barulah ia makan, entah kenapa tumben sekali jadi tenang, biasanya ada kegaduhan.

"Kalian mau pulang" tanya Mama Nara

"Iya mbak, karena kami harus kerja jadi pulang"

"Gak mau nginep lagi disini, kenapa buru-buru"

"Kapan-kapan saja ya Ma, kan kita udah menginap semalam"





Istri Kecil DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang