V

253 27 9
                                    


Gaes yg gak dapet notif chapter empat, baca chapter empat dulu ya (sebelum chapter ini)

























"Hidup begini gabut banget ya," Mashiho mengeluh menyenderkan kepalanya pada bahu kekasihnya. "Yang penting makan dan hidup, gak ada kegiatan lain selain jaga diri dari bahaya."

"Kek aku udah gak punya tujuan atau alasan buat hidup, semuanya gak berarti dan apa di sini gue cuma buat nunggu kematian?" Tambah Mashiho seraya memainkan jemari Junkyu.

"Kamu ngerasain apa yang aku rasain ga?" Tanya Mashiho pada Junkyu.

"Gak," jawabnya cepat.

Mashiho mendongak sebentar.

"Alasannya?"

"Kamu."

"Maksudnya?" Tanya Mashiho bingung.

"Hidup aku ga gabut karena masih ada kamu di samping aku, kamu ga perlu jaga diri karena aku yang bakal jaga kamu," Junkyu berbicara serius.

Sebelum melanjutkan ucapannya, dia menumpu kepalanya di atas kepala kekasihnya. "Kamu masih jadi tujuan aku, kamu juga berarti buat aku. Dan kalopun kamu nunggu kematian, aku bakal mati setelah kamu."

"Bukan karna aku mau kamu mati dulu. Aku cuma gak mau kamu sendirian lagi, tapi aku juga bisa ngasih hidup aku ke kamu kalo emang perlu," tambahnya.

Keheningan menyelimuti mereka sejenak sebelum Mashiho kembali bersuara. "Kok aku jadi jahat ya karena ngomong gitu sedangkan balasan kamu semanis itu. Sorry ya aku terkesan ga ngehargain kamu. . ."

"Gak perlu minta maaf. Kamu masih hidup sampe sekarang aja udah cukup bagi aku, lakuin aja apa yang kamu mau," balas Junkyu.

"Tapi kenapa sih kamu gemes banget, kek pas banget kalo dipeluk?!" Junkyu kegemasan sendiri, lalu memeluk erat Mashiho tiba-tiba.

Mashiho mengaduh. "Ih, jangan kuat-kuat!"

"Gak bisa, kamu kenapa hari ini gemes banget?!" Di atas kasur, Junkyu memeluk erat Mashiho lagi. "Mana harum lagi."

"IYA UDAH IYA, LEPAS AH!" Mashiho berseru.

"Gak mauuuuuuuu," tolak Junkyu.

Junkyu benar-benar memeluk Mashiho layaknya guling. Hingga Mashiho sendiri tak dapat berkutik.

"Kak, gak bisa gerak nih," ujar Mashiho.

"Yaudah, ngapain gerak," balas Junkyu kemudian, dia yang kegemasan tiba-tiba menggigit pipi Mashiho. "Aku makan ya nih mochinya."

"AH, JANGAN GIGIT GIGIT? BASAH ITU," seru Mashiho, ingin melepaskannya namun tangannya pun ikut terkunci.

Tak mendengarkan, Junkyu kembali kegemasan dan menggigitnya. Tenang, tidak langsung pakai gigi kok.

"JANGAN DISEDOT?!" Mashiho berseru lagi. "NANTI MERAH ITU."

Tok! Tok!

"Junkyu, lo apain adek gue?!" Dari arah pintu, Yoshi mengetok-ngetok pintu.

Pasalnya, sedari tadi ia mendengar teriakan Mashiho yang cukup ambigu.

"KAK YOSHIIIIIII, TOL-HMMM?!" Buru-buru Junkyu menutup mulut tunangannya itu sebelum meminta tolong pada kakaknya.

Bisa-bisa dia benar-benar disidang olehnya. "Sssttttt, iya aku diem. Gak usah ngadu, please."

"Kenapa jadi diem? Junkyu, lo keluar atau gue dobrak nih pintu," ancam Yoshi tak main-main.

 Orion District | YOSHIWAN DISCONTINUED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang