TLS 05 : Try to Run

9.1K 79 2
                                    

Tinggalkan vote/komen bila sudi.
Happy reading.

(⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)⁠ 

Bunyi alarm terdengar sangat nyaring. Jane yang tadinya masih terlelap pun perlahan membuka matanya. Dia kaget saat mendengar bunyi lonceng ketika bergerak. Ia pun teringat bahwa semalam Sam memasangkan sebuah kalung lonceng. Ia pun meraba lehernya dan melepaskan kalung tersebut. Ia juga melepaskan bando yang ternyata masih terpasang di kepalanya. Ia lantas melihat jam dan matanya reflek melotot.

"Aku sudah sangat terlambat," ujar Jane pasrah.

Jane pun beranjak dari kasur. Dia melenguh saat merasakan sesuatu yang mengganjal di dalam pantatnya. Ia pun menoleh ke belakang. Sam bahkan tidak mencabut benda itu juga. Jane berdecak sebelum menuju ke meja belajarnya sembari meringis. Dia mengambil ponsel untuk mengeceknya. Ada beberapa pesan dari teman-temannya dan juga Sam. Dia memilih untuk membaca pesan Sam lebih dulu.

Samuel A. Desmond
• Aku sudah menyiapkan pil untukmu. Aku letakkan di atas nakas bersama segelas air.
• Aku juga sudah menghubungi sekolahmu bahwa kau tidak masuk hari ini karena tidak enak badan.
• Jangan lupa sarapan setelah mandi.

Jane meletakkan ponselnya lagi dan kembali ke ranjang. Dia mengambil dua pil yang sudah Sam siapkan dan meminumnya. Dia sedikit tenang karena Sam ternyata sudah mempersiapkan segalanya, termasuk untuk izin sekolah. Jane pun kembali naik ke kasur. Dia tiduran dalam posisi miring. Ia lantas menarik butt plug yang terpasang di pantatnya secara perlahan.

"Shhh." Jane mendesis saat benda itu keluar secara perlahan.

"Ah, akhirnya," lirih Jane saat benda itu lepas sepenuhnya. Ia lantas melempar benda itu secara asal. Rasanya lega, tetapi meninggalkan rasa perih dan pegal. Mungkin karena ini pertama kalinya untuk Jane.

Sesuai perintah Sam, Jane langsung mandi. Setelah itu, ia pergi ke ruang makan untuk sarapan. Kedatangannya disambut oleh seorang pelayan. Pelayan itu menyiapkan makanan untuk Jane dengan cekatan. Jane pun tersenyum setelah mengucapkan kata terima kasih. Ia menyantap makanan dengan lahap karena aktivitas semalam sangat menguras energinya.

Setelah selesai sarapan, Jane kembali ke kamar. Dia duduk di kursi sembari membaca pesan dari teman-temannya. Banyak yang menanyakan alasan ketidakhadirannya karena Jane memang jarang sekali absen. Mereka mengira Jane sakit parah karena biasanya Jane tetap masuk meskipun sedang sakit. Terpaksa, Jane memberi sebuah alasan bohong.

Jane lantas membuka profil Sam. Pria itu memasang foto sewaktu masih kecil. Seketika, Jane teringat saat dia baru saja diadopsi oleh keluarga Desmond. Sam yang saat itu sudah berusia 18 tahun menolaknya mentah-mentah. Pria itu bersikukuh untuk tidak mau memiliki seorang adik angkat. Bahkan, Sam sampai meninggalkan rumah selama beberapa hari agar tidak melihatnya. Sampai akhirnya, Sam menyerah. Pria itu kembali ke rumah. Dia tidak tahu alasan apa yang membuat akhirnya Sam membiarkannya menjadi anak angkat keluarga Desmond.

"Sam, sebenarnya aku senang akhirnya aku bisa masuk ke dalam duniamu. Tapi, bukan dengan cara seperti ini yang aku inginkan. Aku takut, suatu saat aku terbiasa dan mulai menerima perlakuanmu. Aku juga takut jatuh hati karena aku tahu, kau tidak akan pernah peduli perasaanku. Kau hanya ingin tubuhku saja," lirih Jane. Dia lebih memilih untuk tidak dekat dengan Sam daripada harus dekat dengan cara seks. Jane ingin menjalani kehidupan normal seperti keinginannya. Tetapi, bagaimana caranya agar ia bisa kembali jauh dengan Sam? Dia tidak yakin, Sam akan berhenti saat orang tuanya pulang nanti.

***

Sunyi, hampa, dan kosong. Begitulah keadaan kamar Sam saat baru dibuka. Sam pun mengecek kamar mandi. Disana kosong juga. Ia lantas meninggalkan kamar dan pergi ke dapur. Dia menengok kesana-kemari seperti mencari sesuatu. Salah satu pelayan bernama Runne pun menghampiri Sam setelah mencuci tangan.

"Kau mencari sesuatu, Tuan Antonio?"

"Jane," jawab Sam secara langsung.

"Tadi sore, Nona Janessa pergi bersama Tuan Arthur. Saat aku tanya, Nona Janessa bilang akan kembali ke rumah. Dia juga bilang sudah meminta izin darimu," jelas Runne. Tangan Sam terkepal. Jane tidak sepatuh yang ia kira. Gadis itu berani pergi darinya dengan meminta pada Frederic.

"Terima kasih untuk informasinya, Runne," ucap Sam sebelum pergi dari dapur.

Sam melihat jam tangannya. Tertera pukul sembilan malam. Biasanya, Fred mengunjungi pacar saat jam-jam seperti ini. Sam akan gunakan waktu itu untuk mendatangi Jane. Amarahnya sudah menggebu-gebu. Dia akan memberikan hukuman yang pantas untuk gadis itu karena sudah berani melanggar peraturannya.

Sam mengendarai sendiri mobilnya menuju rumah orangtuanya. Dia berkendara dengan kecepatan tinggi. Hingga tidak membutuhkan waktu lama, mobilnya sudah terparkir di halaman rumah. Ketika tahu pintu rumah belum dikunci, Sam langsung begitu saja. Rumah begitu sepi, tetapi tidak menutup kemungkinan Fred ada di rumah.

"Frederic! Kau di rumah?" Panggil Sam. Tidak ada sahutan sama sekali.

"Fred?" Panggil Sam lagi.

"Fred! Aku memanggilmu!" Teriak Sam lagi.

"Fred tidak di rumah." Jawaban itu membuat Sam menoleh. Beberapa meter darinya, Jane berdiri dengan memakai baju tidur. Reflek Sam tersenyum miring. Sesuai dugaan, Fred tidak ada di rumah.

"Kau ada perlu dengan, Fred?" Tanya Jane. Sam malah diam dan mendekati Jane. Tentu saja, Jane memundurkan tubuhnya. Tatapan Sam begitu tajam.

"No, aku hanya ingin tahu apakah Fred ada di rumah atau tidak. Syukurlah dia tidak ada di rumah saat ini," ucap Sam. Jane meneguk ludahnya. Dia sepertinya tahu tujuan Sam datang kesini.

"Sam, aku minta maaf karena pulang kesini tanpa meminta izin darimu. Aku takut kau tidak memberiku izin. Aku benar-benar tidak bisa tinggal bersamamu, Sam. Aku lebih baik tinggal disini dan sering ditinggal pergi oleh Fred. Aku tidak mau menjadi pelampiasan nafsumu," jelas Jane. Sam menaikkan sebelah sudut bibirnya.

"Memang, kau punya hak untuk menolak?" Tanya Sam. Jane meneguk ludahnya. Dia terus mundur ketika Sam terus mendekatkan dirinya.

"Maaf, Sam. Aku benar-benar tidak bisa. Jika kau menganggap bahwa semua yang sudah keluargamu keluarkan itu adalah hutang, nanti aku akan menggantinya. Tetapi, bukan dengan tubuhku," ucap Jane. Sam tersenyum miring.

"Lalu dengan apa? Uang? Kau yakin bisa mendapatkan pekerjaan?" Tanya Sam dengan enteng. Jane menghela nafas. Ia menangkap maksud pria itu. Sepertinya, Sam akan menutup akses untuknya sehingga ia akan kesulitan dalam mencari pekerjaan.

"Aku hanya membutuhkanmu untuk sementara waktu. Saat aku sudah bosan, aku akan melepaskanmu. Kenapa kau harus menolak? Kau bukan penganut 'sex only with lover', 'kan?"

"Bu-bukan. Tetapi, aku benar-benar tidak bisa terus melakukannya denganmu," tolak Jane secara halus. Saat Sam akan menarik Jane ke dekapannya, terdengar suara langkah kaki. Reflek, Sam memundurkan tubuhnya.

"Hey, Sam. Sejak kapan kau disini?" Tanya Fred. Jane menghela nafas lega.

"Belum lama," jawab Sam dengan wajah datarnya.

"Kau ada perlu sesuatu hingga datang kesini, Sam?" Tanya Fred.

"Aku hanya ingin bertanya kepada Jane kenapa dia pulang kesini tanpa berpamitan apapun padaku."

"Oh, Jane bilang dia tidak nyaman ada disana. Ya, aku paham. Kau dengannya 'kan memang tidak dekat," ucap Fred.

"Kau tidak tahu saja kalau adik kesayanganmu itu sudah aku perawani." Sam membatin.

"Seharusnya, kau bilang saja padaku. Jangan asal pergi begitu saja. Toh, aku akan memaklumi," ucap Sam berpura-pura.

"Sepertinya dia takut denganmu, Sam. Sudahlah, biarkan Jane ada disini. Toh, Mama dan Papa akan pulang lusa," ucap Fred.

"Hm, oke. Kalau begitu aku pergi dulu," ucap Sam. Dia melenggang pergi begitu saja.

Jane merasa sangat lega. Apalagi, ketika Fred bilang bahwa Brad dan Diana akan kembali lusa. Sam tidak akan memiliki akses lagi. Pria itu mana mungkin mencuri celah. Itu adalah hal yang sangat berisiko untuk orang seperti Sam. Toh, Sam pasti bisa 'kan bersama wanita lain? Ia yakin, meskipun Sam tidak terdengar menjalin hubungan, pria itu pasti sering berkencan. Terbukti dari Sam yang sangat mahir memainkan tubuhnya dan wajah Sam memang rupawan.

Tbc__________

The Little SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang