4. Pelukis Bayangan

142 15 0
                                    

Bintang tidak bisa berdamai dengan keadaan, dia tidak rela dengan takdir yang diberikan padanya, dia tidak rela dimanfaatkan, dia juga tidak rela mereka merenggut lyra darinya.

Banyak orang yang memarahi dan menghinanya tapi bagaimana bisa perasaan mereka sebanding dengan perasaan bintang saat kehilangan adik kecilnya? Bintang hancur, dia tidak ingin mempercayai apa yang takdir berikan padanya, dia kesakitan jantungnya serasa diremas hingga akan hancur.

Kenapa tidak ada yang menolong mereka? Kenapa tidak ada yang ingin membantu mereka keluar dari penjara yang dibuat oleh keluarga adhiyaksa? Kenapa mereka ditinggalkan begitu saja...

"tapi kenapa mereka membunuh lyra? Jika mereka ingin mengendalikanmu harusnya mereka menjaga lyra" electra tidak mengerti dengan cerita bintang, lyra hanya gadis lemah yang lumpuh kenapa mereka harus membunuhnya?

"kau tahu siapa yang mengajariku melukis?" tanya bintang.

"siapa?" jawab electra bingung.

"itu lyra. Lyraku sangat pandai melukis, lukisannya sangat indah, setiap lukisannya hidup. Salah satu lukisannya adalah 'jendela' apakah itu familiar bagimu?"

"sepertinya aku pernah mendengarnya disuatu tempat... 'jendela'? Apakah ini 'jendela' yang sama, yang dilukis oleh pelukis berbakat arabella?" jika itu benar....

"iya itu lukisan yang sama"

"arabella adalah kekasih tuan muda zeon kita yang terhormat" sambung bintang.

"bagaimana bisa?! Apa kau berbohong? Ada banyak karya menakjubkan yang dilukis oleh arabella tidak mungkinkan..."

"apanya yang tidak mungkin? Arabella adalah pembohong yang sombong. Adikkulah seniman yang asli. 'jendela' adalah salah satu lukisan adikku, lukisan itu menampilkan dunia luar yang hanya bisa dilihat dari balik jendela yang megah. Dunia luar sangat indah, dunia luar sangat menarik, tapi hanya bisa dilihat dari balik jendela"

"arabella memamerkannya dan bertingkah seolah dirinya adalah seorang jenius yang berbakat, dalam sudut pandangnya lukisan 'jendela' adalah dunia luar yang indah yang sangat ingin dia jelajahi, dan siluet seorang gadis pada pantulan jendela adalah dirinya sendiri, katanya gadis itu memandang dunia luar dengan penuh harap sayangnya dirinya dililit, dan dikelilingi oleh sekelompok ular yang mengikatnya erat"

"arabella mengibaratkan ular-ular itu sebagai bentuk rasa takutnya pada dunia luar, dia penasaran dan ingin mencoba tapi masih terbelenggu oleh ketakutannya"

"sedangkan arti lukisan yang sebenarnya bukan seperti itu. Dia melukis disamping jendela, menggambarkan semua keindahan dunia luar yang ada dibenaknya, dia juga melukis siluet dirinya sendiri. Bagi lyra, dunia luar memang sangat indah, baginya dunia luar sangat diluar jangkauan seperti terlalu mustahil untuk dirasakan hingga dia harus menyerah. Ular yang melilitnya adalah sekelompok orang yang memanfaatkan dan menyembunyikannya, jadi bahkan jika dia sangat ingin keluar dia tetap tidak akan bergerak karena takut orang-orang itu akan langsung melukainya"

Faktanya, selain takut orang-orang itu akan melukai dirinya sendiri, lyra juga takut kalau bintang juga ikut terluka. Itulah mengapa dia sangat diam, sangat penurut dan tidak mencoba melawan. Karena dia ingin melindungi bintang...

"lalu bagaimana dengan lukisan arabella yang lainnya?"

Electra merasa kasihan pada dua kakak beradik ini, bahkan jika dia mengira bintang berbohong, pemuda itu tidak menandakan jika dia sedang mengada-ngada.

Kasihannya mereka yang mencoba melindungi satu sama lain, namun digagalkan oleh takdir.

"semua lukisan lyra, semuanya miliknya"

"mereka adalah pencuri, mereka semua adalah pencuri. Mereka segera memenjarakanku, membuatku berada di sel khusus, melabeliku sebagai tahanan yang berbahaya yang harus di awasi, itu semua karena mereka takut. Mereka takut aku akan kabur dan membunuh mereka di tengah malam. Dendamku masih banyak, ada banyak orang yang ingin kumusnahkan, dan semuanya hanya tinggal menunggu waktu" suara bintang terdengar dingin, dia memperlakukan nyawa seseorang seperti barang tidak berguna yang bisa dibuang. Itu sangat mengerikan sekaligus menyedihkan, menyedihkan karena bintang terang sepertinya harus jatuh kedalam sumur dalam yang gelap.

"kenapa tidak meminta bantuan orang lain? Apa rasanya sesakit itu sehingga kau tidak bisa menahannya dan bertindak ceroboh?" tatapan electra yang terang-terangan mengasihani bintang membuatnya merasa tidak nyaman.

"jangan tatap aku seperti itu... Seperti katamu aku ini monster, jadi jangan kasihani aku, jangan peduli, jangan merasa sakit untukku" katanya sedikit tidak suka.

"kenapa tidak? Bukankah rasanya lebih baik jika setidaknya ada satu orang yang melihat lukamu?"

"alangkah baiknya jika ada yang melakukannya dulu, bukankah sudah terlalu lambat untuk mengasihani makhluk hina sepertiku pada saat ini?" kata-kata bintang membuat electra tersadar, sekarang sudah terlalu lambat untuk membantunya.

"maaf..." kata electra pelan.

"maaf kenapa? Bahkan orang-orang itu saja tidak meminta maaf atas pilu ku, bahkan disaat-saat terakhir hanya terdengar amarah dan caci maki dari mulut mereka. Mereka sepertinya tidak merasa bersalah atas kehancuranku"

"aku hanya ingin meminta maaf... Kupikir kau layak untuk menerima permintaan maaf itu"

"baguslah kalau kau berfikir seperti itu, karena selama ini kupikir aku hanya pantas ditenggelamkan hingga putus asa" senyum manis bintang terbit begitu saja, senyum indah yang seolah mengusir kesepian yang menggantung di pundaknya.

"kau terlihat bagus saat tersenyum" puji electra.

"aku tahu... Hanya saja alasan datangnya senyumku telah tiada"

Bintang Yang Jatuh.Where stories live. Discover now