Epilog.

245 17 2
                                        

"kenapa beritanya ditolak?! Bukankah ini permintaan dari atasan? Jadi kenapa sekarang mereka tidak ingin menyiarkannya?!" electra berjalan keluar dari kantornya dengan kesal, pasalnya berita yang sudah dia usahakan dengan sangat keras malah tidak jadi disiarkan.

Atasannya berkata bahwa berita itu menyinggung pihak yang tidak bisa mereka singgung jadi mereka harus menyerah begitu saja adapun jika mereka mau merelakan berita itu, ada kompensansi yang disiapkan untuk perusahaan mereka.

Electra sudah berjanji pada pemuda itu, tidak mungkin dia akan mengingkarinya electrapun sebenarnya tidak mau mengingkari janjinya sendiri.

"bagaimana penjahat itu bisa kabur!!" seseorang tiba-tiba berteriak di tengah keramaian. Electra yang penasaran akhirnya bertanya.

"ada apa?"

"penjahat itu! Si bintang jatuh itu kabur dari penjara!" katanya berteriak.

"apa?! Mereka membiarkan pembunuh itu kabur???"

"sial! Aku merinding, cepat pulang dan kunci pintu kalian!"

Kekejaman bintang dalam membunuh keluarga adhiyaksa sangat mengerikan, dia bahkan masih bisa tersenyum manis saat di tangkap.

Berbeda dengan ketakutan orang-orang electra hanya diam ditempatnya, apa bintang benar-benar berencana membunuh lebih banyak orang?

Tiba-tiba semua handphone, laptop, komputer bahkan layar proyeksi untuk iklan mengalami gangguan.

Setelah beberapa detik layar menghitam tampak seorang pemuda yang familiar di hadapan semua orang, seorang pemuda yang pernah membuat negara mereka bangga karena kejeniusannya, seorang pemuda yang menjadi pembunuh di puncak karirnya.

"halo semua..."

"aku yakin kalian sudah tahu siapa aku, kalian pasti bertanya apa yang akan seorang pembunuh lakukan setelah kabur dari penjara kan? Ya apalagi selain membunuh."

"kata kalian, aku adalah bintang yang jatuh. Sebenarnya julukan itu bagus juga aku yang jatuh ini sayangnya tidak ingin jatuh sendirian" senyum manis bintang dapat dilihat di video, seolah pemuda itu hanya berbincang biasa pada teman sebayanya.

"kalian lihat orang-orang ini? Apa mereka tampak tidak asing? Apa mungkin kalian mengenal salah seorang atau semuanya? Owh! Lihat gadis itu, ada yang tahu siapa dia?" bintang menghampiri seorang gadis muda, menarik rambut gadis itu sangat keras hingga gadis itu menangis. Para 'sandera' yang ada di video di ikat dengan kawat besi yang tipis, saking tipisnya kawat itu sampai tertanam ke kulit mereka.

"itu arabella!"

"pembunuh! Dasar kejam! Kau pasti akan dihukum!"

"hama sepertimu harusnya mati saja!"

"lepaskan mereka dasar kau sampah!!"

"ah~~ aku bisa mendengar sumpah serapah kalian dari sini" bintang terkekeh, suara tawanya yang merdu terdengar ditelinga semua orang.

"aku adalah seorang pembunuh itu benar, tapi tahukah kalian siapa mereka mereka ini? Pemerkosa, penipu, penjarah, koruptor. Dibandingkan denganku mereka telah menghilangkan banyak sekali nyawa dan berhasil lolos dengan uang yang mereka punya"

"apa menurut kalian aku ingin membunuh mereka demi keadilan? Pftt... Jangan konyol, aku tidak sebaik itu. Mereka membuatku muak" bintang bersuara dingin, menatap orang-orang yang sebentar lagi akan berteriak ketakutan, dia menatap mereka dengan pandangan jijik yang tidak akan pernah mereka dapatkan mengingat dengan posisi tinggi mereka.

"aku sudah mengirim file kesalahan para bajingan ini di semua media sosial yang ada"

"selamat membaca~~" setelah berkata seperti itu, bintang memulai aksinya dan menyiksa orang-orang itu. Teriakan, isak tangis, dan darah ada dimana-mana, tidak ada ahli yang bisa mematikan siaran itu.

Banyak orang yang pusing hingga muntah melihat perlakuan bintang, gambaran tragis yang dilihat semua orang berbanding terbalik dengan senyuman yang tidak pernah luntur di sudut bibirnya.

Bintang menikmatinya, inilah yang harusnya mereka dapatkan, inilah yang mereka minta dengan sendirinya. Jadi kenapa jika orang-orang ini dari keluarga kaya? Memangnya kenapa jika orang-orang ini punya uang yang berlebih? Memangnya kenapa jika mereka punya koneksi? Pada akhirnya mereka hanya bisa mati dibawah siksaan bintang yang tidak manusiawi.

"binatang..." kata seseorang di tengah kerumunan.

"ya, pemuda itu sangat kejam, dia tidak punya belas kasih!"

"tidak, bukan dia. Tapi orang-orang itu, bacalah file yang anak itu katakan"

Mendengar itu semua orang mulai membaca file yang bintang katakan, file berisi semua bukti yang bintang dapat, semua hal kotor dan dosa yang mereka lakukan. Bahkan kasus lyra, bintang masukkan ke dalamnya tentunya dengan menutupi identitasnya.

"kau benar, mereka binatang..."

"arabella itu... Ternyata sangat busuk"

"jika aku menjadi salah satu keluarga korban dari orang-orang ini, aku pasti akan melakukan apa yang bintang lakukan"

"gadis ini... Dia sangat menyedihkan" seorang gadis terisak saat membaca kasus lyra.

Kejam... Mereka sangat kejam sampai bisa membuat monster gila seperti bintang. Mereka yang telah mengubahnya, mereka yang memaksanya terjatuh ke dalam jurang yang gelap, mereka yang membuatnya beresonasi dengan kegelapan.

"adikku..." ditengah pembantaian itu terdebgar suara lirih bintang.

"kembalikan adikku... Kembalikan dia!"

Tetes demi tetes bulir air mata bintang jatuh. Mati! Mati! Mati! Dia hanya ingin semua orang yang melukai lyranya mati, dia ingin mereka merasakan kesakitan yang lyra pernah rasa, dia ingin mereka hancur....

Tapi setelah itu apa? Setelah itu bintang harus apa?...

Lyranya sudah pergi... Sudah tidak ada lagi alasan agar bintang tetap bertahan disini.

Akhirnya orang terakhir yang hidup berhenti bernafas, bintang duduk ditengah kekacauan yang telah ia buat. Bahunya bergetar, bukan menangis melainkan tertawa, dia tertawa sangat kencang, dia tertawa hingga perutnya sakit, tapi tidak ada yang bisa merasakan kesenangan di dalam tawanya.

Sosok bintang terlihat sangat rapuh, seolah dia akan hilang saat itu juga, dia memeluk tubuhnya sendiri dengan sekuat tenaga walau kelihatannya beban yang dia tanggung sangat berat hingga hampir menghancurkan pemuda itu.

"aku salah... Aku salah, maaf... Aku akan membusuk di dalam neraka setelah apa yang kuperbuat. Tapi tolong, kumohon... Ingatlah adikku, namanya lyra kumohon ingatlah dia, bersimpatilah padanya, kasihani dia. Kasihanilah kami kumohon..." dia berlutut meminta maaf berulang kali, lalu mengiris pergelangan tangannya sendiri dengan pisau.

Semua orang menyaksikan kegilaan pemuda itu, semua orang melihat kesakitan yang dirasakan bintang. Sialnya bintang dan sang adik yang dimanfaatkan oleh para bajingan itu.

Semua orang menyaksikan matanya yang perlahan meredup, pemuda malang itu akan pergi tidak lama lagi. Gerakan terakhir bintang adalah mengangkat tangannya seolah menggapai sesuatu.

Mungkin... Mungkin sang adik datang menjemputnya.


Bintang Yang Jatuh.Where stories live. Discover now