BAB 8

369 20 0
                                    

Sorry udah lama gak update

~~~~
"Al, you have done?." Al yang sedang sedang melakukan zoom langsung mengalihkan tatapan nya kepada Barbara yang sedang duduk di sofa yang berjarak 5 meter dari nya.

Wanita itu tampak merengut, Al tersenyum. Sekarang Barbara mulai menunjukan banyak ekspresi kepada Al, banyak perkembangan hubungan mereka.

"come here baby,." Al menepuk paha nya. Alis Barbara bersatu.

"Kamu lagi meeting Loh." Barbara mendekat dan menunjuk layar laptop Al yang sedang menampilkan banyak orang-orang penting.

Al mematikan kamera zoom nya, lalu menarik Barbara duduk di paha nya-saling berhadapan.

"Sir"orang yang sedang mempresentasikan materi di zoom itu bertanya kebingungan ketika Al mematikan kamera.

"Lanjutkan." Orang itu mengangguk dan mulai melanjutkan presentasi nya dengan wajah bingung karena Al masih mematikan kamera nya.

~~~~
Al lagi-lagi tersenyum, karena sekarang nafas perempuan di pangkuan nya sudah mulai teratur.

Sekarang waktu nya Al memberi pendapat, dan dengan terpaksa di menghidupkan kamera nya karena tak mungkin dia berbicara kepada para kolega tanpa menampakan wajah nya.

"Sorry, my wife is sleepy." Al menjawab semua kebingungan orang. Kemudian dia mulai menjelaskan pendapatnya.

~~~~
Menghela nafas, akhir nya meeting itu selesai

Al bangun dan membawa tubuh Barbara masuk ke ruangan pribadi nya. Meletakan istri nya itu di kasur dan menyelimuti nya.

Namun Barbara seperti nya tampak terganggu dengan cahaya dari luar sehingga Al menutup gorden hingga istri nya itu mulai tidur dengan nyenyak. Setelah mengecup lama kening Barbara Al keluar. Karena ada beberapa dokumen yang harus dia periksa.

Baru saja akan duduk di kursi kebesaran nya, suara ponsel menghentikan aktifitas Al.

Bukan, bukan ponsel dia namun ponsel yang ada di meja sofa. Itu ponsel Barbara.

Al mengangkat panggilan itu tanpa melihat penelpon nya.

"Syukurlah kamu mengangkat nya, maafkan aku sayang, hallo, sayang, Barbara." Al mengeryit lalu sambungan itu terputus.

'Berio' nama yang tersemat di kontak itu.

Dengan segera Al membuka room chat, kebetulan Barbara masih menggunakan sandi lama yang Al tau.

Wajah Al memerah melihat chatan Antara pria bernama Brio dan istri nya.

Gigi nya bergerutuk. Sialan, apalagi ini.

~~~~

"Al." Barbara keluar dari ruangan pribadi Al dan melihat suami nya sedang berdiri menghadap kaca besar di ruangan itu yang menunjukan keindahan kota Paris.

"Al." Barbara memanggil lagi, namun suami nya itu tampak bergiming.

"Al." Akhir nya Barbara menarik lengan suami nya itu, Al berbalik menatap langsung ke mata Barbara.

Barbara syok? Tentu saja, karena di depan nya Al dengan mata yang memerah seperti mau menangis.

Bahkan urat-urat leher nya menonjol untuk menahan gejolak di dalam diri nya.

"Ken-."

"Maaf, aku butuh udara." Pertanyaan Barbara terpotong dan Al langsung pergi keluar.

Barbara mengeryit, ada apa dengan Al? Apa dia melakukan kesalahan.

Ketika termenung dia tanpa sengaja melihat ponsel nya yang sedang menampilkan roomchat dengan seseorang yang sangat dekat dengan Barbara.

"Sial." Barbara bergegas berlari keluar ruangan, mengejar Al yang sudah memasuki lift. Namun dia terlambat pintu lift itu sudah tertutup dan pengelihatan terakhir Barbara adalah Al yang menatap nya dengan raut kecewa dan mata yang mengeluarkan bulir nya.

Bergegas Barbara berlari menuruni tangga darurat setidak nya sampai lantai dibawah lantai ruangan Al, karena lantai itu memiliki 2 lift sedangkan lantai Al hanya punya 1 lift.

"Akhhh." Kaki Barbara terluka ketika dia yang tergesa-gesa menuruni tangga dengan menggunakan high heels menyebabkan tanpa sengaja kaki nya terluka.

Segera Barbara melepas high heels nya tersebut dan kembali berlari dengan kaki telanjang.

Untung saja, sampai di lantai itu lift sedang terbuka dengan beberapa orang juga di dalam nya.

Barbara segera memasuki lift itu.

Mereka mulai berbisik, melihat penampilan istri CEO mereka yang berantakan, namun Barbara tidak mempedulikan nya.

Berkali-kali Barbara menekan tombol lift menuju basement namun tetap saja waktu seakan berjalan dengan sangat lambat, apalagi lift harus berhenti di beberapa lantai karena karyawan yang turun atau ikut naik ke lift.

"Nyonya kaki anda terluka." Barbara melihat ke kaki nya saat orang yang berada di belakang nya berbicara dan benar saja, darah segar mengucur di sana, namun barbara tak mempedulikan nya dan langsung turun dari lift ketika lift sudah sampai basement.

"AL." Al yang sudah hampir memasuki mobil nya berbalik, kemudian mata nya membulat ketika melihat Barbara berjalan dengan pincang dan satu kaki nya mengeluarkan darah.

"Stop." Setelah mengatakan itu, Al berlari kearah istri nya dan menggendong Barbara menuju mobil.

"Al, kamu salah paham." Saat bokong nya telah duduk di kursi mobil, Barbara berucap namun tak di gubris oleh Al, suami nya itu malah berlari memutari mobil dan memasuki kursi pengemudi.

"Al." Barbara mengguncang tangan Al, namun hanya keterdiaman yang menyambut nya.

"Al kamu salah paham Al." Lagi-lagi tak ada suara, pihak lawan malah mengambil kotak p3k dan mengangkat kaki Barbara kepangkuan nya.

Al menunduk bahkan tanpa melihat Barbara, Barbara pun memilih diam, biarkan saja semua nya dulu.

Namun setelah luka selesai di balut, Barbara malah merasakan air menetes dari atas yang mengenai kaki nya.

Tentu saja Al menangis.

"Al." Ketika Barbara ingin berbicara Al malah memeluk nya.

"Suttt diem biarkan aku memeluk mu " Barbara akhirnya memilih bungkam.

Seperti nya Al benar-benar salah paham dengan diri nya.

Barbara mengangkat tangan nya dan mengelus lembut rambut Al dengan satu tangan lagi memeluk suami nya itu dengan erat.

"Sorry."

~~~~

Jangan lupa tekan Vote untuk menghargai penulis.

KING OF LUCIFER [LUCIFER 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang