Bab 9

172 10 0
                                    

"Al,  mau kemana?" Barbara bertanya saat melihat suami nya menuju pintu kamar mereka setelah meletakan dia di atas kasur mereka.

"Ada pekerjaan." Singkat, sangat singkat dan Barbara tidak suka itu.

"Al." Barbara mencoba turun dari kasur nya dan menyusul Al, seketika itu juga Al berhenti dan berbalik badan.

"Tidur lah, ada beberapa hal yang perlu aku kerjakan." Barbara menggeleng, tentu saja.

"Kita perlu menyelesaikan kesalahpahaman ini Al." Al mengangguk tapi dia tetap berjalan keluar kamar, Barbara mengernyit dan mengikuti suaminya itu walaupun dengan terpincang-pincang. Dan Barbara sadar bahwa Al bahkan tidak peduli dengan cara berjalan nya.

Suami nya itu pasti sangat kecewa kepada nya.

Mereka terus berjalan dalam keterdiaman sampai di ruangan paling ujung di lantai 2.

Barbara tidak tau Ruangan itu, karena jujur saja selama menikah dia tidak terlalu penasaran dengan kediaman pribadi milik Al yang sekarang ini menjadi milik nya. Tentu saja di balik nama oleh Al sebagai hadiah pernikahan mereka.

Menganga, itu lah reaksi pertama Barbara saat Al menghidupkan lampu ruangan itu.

Dirinya, semua tentang diri nya ada disini.

Ya semua nya, bahkan Poto nya saat bayi.

"Bagai-bagaimana ini ada disini?" Barbara menuju sebuah boneka kesayangan nya yang dulu pernah dia tangisi selama tiga hari karena boneka itu hilang.

Al tidak menjawab, dia malah berdiri diam di depan Poto Barbara yang tersenyum cantik saat kelulusan SMP nya. Poto itu di cetak dengan ukuran besar, bahkan ukuran nya hampir menyamai ukuran Poto pernikahan mereka yang di pajak indah di ruang tamu.

Lalu di bawa Poto besar itu banyak poto-poto lain, yang bahkan Barbara sendiri lupa kapan dia mengambil poto itu.

"AL." Barbara menarik Al untuk berbalik menghadap nya, namun yang dia dapatkan adalah Al, dengan wajah penuh air mata.

Al terjatuh, dia terduduk di depan wanita yang sangat dia cintai itu.

"Aku mencintai mu, sangat." Menangis, ketua Lucifer itu pun menangis.

"Jangan tinggalkan aku."

"Biasakan kita tetap bersama?"

Barbara menggeleng, dia masih tidak sanggup menerima semua kenyataan yang ada sekarang.

"Kamu lihat itu." Al bangun lalu menunjuk satu diantara banyak poto disana.

Di Poto itu Barbara duduk dengan tangan membentuk huruf v di sebelah wajah nya, Barbara ingat Poto itu. Bahkan dia mungkin masih menyimpan nya di album kenangan SMP nya.

Poto itu seharus nya bukan dia sendiri, ada beberapa teman nya juga. Namun yang Barbara lihat sekarang hanya ada dia sendiri disana.

"Kamu lihat orang yang ada di belakang itu." Al menunjuk seseorang yang ada di belakang Barbara, sedikit ngeblur karena orang itu pun berada di jarak yang lumayan jauh. Namun saat melihat nya mulut Barbara kembali terbuka, itu Al. Suami nya, yang sekarang sedang menunduk dengan air mata yang terus mengalir.

"Waktu itu saat aku baru masuk ke SMP setelah pindah dari Aussie, saat itu lah aku pertama kali melihat mu. Kita hanya bertemu beberapa bulan karena setelah nya kamu lulus." Barbara tidak pernah ingat kalau Al pernah berada di sekolah yang sama dengan nya.

"Hmm, mungkin hanya aku yang ingat. Karena saat itu kamu bahkan tidak pernah menoleh kepada ku."

"Aku mencintai mu." Al membawa Barbara kepelukan nya.

"Aku mencintai mu, bahkan terobsesi dengan mu."

"Aku terobsesi dengan perempuan yang dengan berani mengusir bahkan membunuh seekor kecoa yang membuat temen nya ketakutan." Berceloteh, itu yang dilakukan Al bahkan dengan air mata yang telah membasahi baju Barbara.

"Mungkin, mungkin saja aku terlalu memaksakan mu. Aku terlalu gegabah saat membawa mu kedalam lingkup hidup ku." Pelukan itu mengerat, seakan Al tak akan pernah melepaskan nya.

"Kau wanita yang bebas, kau memiliki dunia mu sendiri. Tak seharusnya aku membuat mu terkekang." Barbara mencoba melepaskan pelukan mereka.

"Jangan tinggalkan aku untuk pria lain." Al membelai wajah istri nya.

"Aku akan memberi mu waktu, aku akan membebaskan mu. Cobalah semua yang belum pernah kau coba, lalu kembali lah kepada ku. Aku tak akan menerima saat kau bersama pria lain." Barbara menggeleng.

"Dengarkan penjelasan ku Al, dan aku juga butuh penjelasan mu tentang ini semua." Barbara melihat sekeliling, dia bahkan sampai merinding.

"Ta-tapi." Al panik, dia mulai bergetar.

"Al, Al tolong. Al jangan seperti ini." Barbara mencoba memeluk Al, tapi pria itu terus menggeleng.

"Kau akan meninggalkan ku, kau akan pergi." Dia terus memberontak.

"Al aku tak akan meninggalkan mu."

"Kau bohong, kau pembohong. Itu yang kau katakan juga 2 tahun yang lalu." Barbara menangis tentu saja, 2 tahun yang lalu adalah masa kelam bagi kedua nya.

"Maaf— kumohon maafkan aku." Menangis, meraung mereka di ruangan itu menyampaikan emosi masing-masing.

Al yang sedih, takut kehilangan, dan marah.

Lalu Barbara yang bingung, sekaligus khawatir saat melihat suami nya itu.

Al melepas pelukan mereka lalu meremas rambut nya sendiri yang membuat Barbara tambah panik.

"Al, Al." Memanggil, tapi Al seakan tak mengenali nya dan terus menghempas tangan nya.

Barbara mencoba merogoh kantong celana nya untuk menemukan ponsel nya, namun nihil benda itu mungkin tertinggal di kamar mereka, Barbara berdiri dia meninggalkan kamar itu untuk mengambil ponsel nya dan menghubungi seseorang.

Dia kembali kekamar tempat Al berada dengan tergesa-gesa namun yang dia temukan hanya lah bercak-bercak darah dengan Al yang tidak ada disana.

Barbara panik, dia berteriak sambil menangis memanggil Al.

"Kumohon." Penyakit itu, penyakit yang sama yang membuat dia hampir kehilangan Al dulu.

~~~~

Dah lama ga update ya gaes, jangan lupa tinggalin jejak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KING OF LUCIFER [LUCIFER 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang