Osamu POV:
"Semua ini gabakalan terjadi jika lo mau dengerin kata-kata gue dulu!"
Kata-kata itu, ucapan itu, terus menerus terucap berulang kali. Semenjak kejadian itu terjadi sampai sekarang. Atsumu kini membenci ku, semakin kami tumbuh dewasa, ia semakin membenciku. Aku merasa bersalah atas kejadian 12 tahun lalu yang menimpa keluarga ku. Tapi.. Mau bagaimana lagi? Kejadian itu sudah terjadi, tidak bisa terulang kembali.
-
-
-
-
-Kini, aku dengan Atsumu sudah menduduki kelas 2 SMA, tak terasa waktu itu berjalan cukup cepat.
"Tsumu, mau aku buatkan onigiri?" tawar ku dengan sopan
Atsumu, dia adalah kakak kembar ku. Meskipun kami kembar tetapi tentu saja kita ini berbeda, jangan berpikir jika kembar kami memiliki karakteristik yang sama persis.
"Tidak" jawab nya dengan singkat dan aku langsung mengerti itu
"Baiklah, kau akan jajan dikantin lagi ya? Apakah uang jajan mu sudah habis? Jika sudah ini aku berikan separuh uang jajan ku" balas ku sembari memberikan separuh uang jajan ku kepada nya.
Atsumu menatap sejenak sebelum menepis tangan ku, sehingga uang-uang yang kugenggam tadi berserakan jatuh ke lantai.
"Gue tidak perlu uang!" ucapnya dengan kasar kepada ku sebelum ia keluar mendahuluiku.
Aku hanya mendesah pasrah, ini sudah hampir 175× ia pergi meninggalkan ku sendirian. Dia memang kejam. Ku tarik tas biru dongker milikku dan pergi menyusul Atsumu. Sebelum itu, aku tatap foto keluarga ku yang ada di samping meja kecil dekat pintu masuk. Terdapat foto ayah, ibu, aku dan Atsumu.
"Osamu dan Atsumu berangkat dulu ayah.. Ibu" ucap ku sambil tersenyum kecil dan mengunci pintu.
Meskipun, aku adalah adik Atsumu tetapi sikapku ini seperti seorang kakak. Itu kata orang-orang, banyak sekali dari mereka keliru.. Banyak yang mengira bahwa aku adalah kakak dan Atsumu adalah adik. Dan setiap kali orang-orang mengatakan itu, Atsumu langsung memasang wajah kesalnya, biasanya ia akan ngambek dan akan mengunci dirinya dikamar. Jujur, aku terkadang terpekik pelan melihat tingkah laku nya yang seperti bocah umur 5 tahun.
Tugasku adalah merawat Atsumu dengan baik, aku tidak boleh membiarkan nya merokok atau menghirup udara kotor. Karena, ia memiliki masalah dengan paru-paru nya. Sejak kecil ia suka sekali berada ditempat yang banyak akan polusi udara, hal itu membuat paru-paru nya kotor dan ia sekarang terkena penyakit kanker paru-paru. Aku tidak akan membiarkan ini terjadi kepada nya. Meskipun aku adalah adik nya tapi tak ada salah nya jika seorang adik memang begitu peduli dengan keadaan kakaknya. Iyakan? Seharusnya memang begitu.
Sesampainya digerbang sekolah, aku melihat Atsumu sedang asyik berbincang dengan teman-teman nya. Bisa dibilang geng.
Aku hanya diam dan lewat begitu saja, rasa canggung dan takut itu menyatu. Bulu kuduk ku menegang ketika aku mendapati Atsumu menatap ku dengan tatapan tajam. Ia terlihat seperti ingin memukuli ku tanpa ampun.
Sebenarnya aku mengizinkannya tetapi entah mengapa ketika aku mengatakan bahwa aku mengizinkannya.. Ia langsung terpaku diam kemudian pergi dengan marah.
Aku kemudian sampai didepan kelasku, kelas 2-A..yaa, satu ruangan dengan anak-anak dari klub sepak bola. Yaa sebagian kecil ada yang kukenal dikelas ini yang ikut ekstrakurikuler yang sama dengan ku dan Atsumu yaitu, Voli.
Suna Rintarou, yaa bocah yang hobby nya menyebar aib orang itu hanya lah yang kukenal dikelas ini.
"Woyy! Ngapain bengong, kek bocah ngilang"
"Anj**g! Suna! "
Yaa, anak itu terkadang membuat ku darah tinggi karena selalu mengejutkan ku dari belakang atau.. Dimanapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙱𝚛𝚘𝚝𝚑𝚎𝚛 𝚃𝚑𝚒𝚜 𝙸𝚜 𝙼𝚎!!!-𝙼𝚒𝚢𝚊 𝚃𝚠𝚒𝚗𝚜 [𝙲𝙾𝙼𝙿𝙻𝙴𝚃𝙴]
Science Fiction"Lo bukan siapa-siapa nya gue" -Atsumu Miya- "Gue tau lo benci ama gue, tapi lo tetep abang gue" -Osamu Miya- sinopsis: setelah kejadian kecelakaan yang menewaskan kedua orang tua si kembar, sang putra sulung selalu mengukit pasca kejadian ini den...