Rumah yang hancur

109 39 2
                                    

"rumah yang dulunya
utuh kini malah runtuh."

Saat ini cowok dengan seragam yang di lapisi jaket kebanggaan vegrosa dengan lambang pedang dan tengkorak di bagian dada paling kanan.

Cowo itu sudah berada di depan gerbang rumahnya hendak memasukan motornya ke garasi rumahnya.

Setelah selesai memarkirkan motornya du garasi rumahnya ia turun dan meletakan helm nya di tempat lemari helm yang sudah ayahnya sediakan.

Pranggg

Suara orang lempar barang membuat fais terkejut dan langsung lari memasuki rumahnya, matanya membulat melihat rumahnya yang sudah seperti kapal pecah apa yang terjadi.

Ia menghampiri sumber suara tadi yaitu yang berada di kamar orang tuanya, setelah sampai ia mulai membuka pintu kamar orang tuanya.

Ia terkejut saat sang ayah sedang memukuli ibunya dengan sabuk yang ia pakai.

"Ayahhh" teriak fais dari ujung pintu dan berlari menghampiri ibunya yang sedang menangis di lantai "bunda jangan nangis di sini ada fais" ujarnya menenangkan sang ibunda.

Sang ayah mencoba meraih tangan tangan putra tunggalnya namun di tolak mentah mentah oleh anaknya "ngapain kamu di sini hah?" bentak sang ayah kepada anaknya yang sedang memeluk ibunya.

Fais mengangkat kepalanya lalu menatap ayahnya sinis "apa seharusnya ayah melakukan ini sama bunda" ucapnya

Sang bunda berusaha menenangkan putranya "udah nak bunda gak papa" ucapnya sambil memeluk putranya lagi.

Sang ayah ikut terduduk di depan anak dan istrinya "maaf nadia saya sudah mulai bosan dengan kamu" ucapnya, tiba tiba membuat perasaan fais menjadi tidak enak "saya sudah tidak bisa lagi mempertahankan permainan yang kamu mulai nadia, MULAI SAAT INI SAYA INGIN KITA CERAI" ucapnya mengakhiri kalimat dengan bentakan keras.

Nadia sang istri melepaskan pelukanya dengan sang putra "mas saya mohon jangan seperti ini anak kita gimana dia masih butuh kamu" ucapnya dengan berlinang air mata di wajahnya, sementara fais dari tadi hanya terdiam dengan hati yang mulai sesak.

Johan sang ayah tidak mengubris ucapan istrinya lalu ia berdiri kembali dan hendak meninggalkan kamar bersejarah ini, namun di tahan oleh sang putra dengan berdiri di depan ayahnya.

"ayah mau kemana?" tanyanya polos seakan tadi hanya lah drama menyakitkan yang tidak akan ia mau melihat drama itu lagi.

Sang ayah membawa tubuh anaknya ke dalam dekapanya "nak biarkan ayah pergi kamu tidak maukan bunda menangis lagi" ucapnya.

Fais menangis di dalam dekapan ayahnya "tapi yah aku gimana fais gak mau ayah nginggalin fais sama bunda" ucapnya dengan sendu.

Johan melepaskan pelukanya dari sang anak "anak ayah kuat anak ayah gak gini biarkan ayah pergi, ayah sudah tidak tahan dengan permainan ini" ucapnya membuat sang anak semakin kebingungan.

"permainan?"ucapnya kebingungan.

Sang ayah menolah ke arah istrinya yang sudah menangis di laintai "jadi ayah itu tidak cinta dengan ibu mu nak ayah di paksa bertahan bersamanya selama ini agar kau tidak merasakan apa yang ia rasakan" ucap menjelaskan mengapa ia harus bersikap kasar dengan istrinya.

"tapi yah kenapa ayah membuat bunda sakit" ucapnya lagi.

"nak sesuai janji dari ibu mu, ibumu menyuruh saya untuk bertahan denganya tapi saya meminta satu syarat untuk membiarkan saya untuk menikah lagi tapi dia tidak mengizinkannya" ucap sang ayah menjelaskan lagi, lalu ia pergi meninggalkan rumah itu Setelah lama ia berbicara dengan sang anak.

ALICIA On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang