PART 7 "Kenangan Itu"

101 4 0
                                    

"Raf, mendingan lo jangan deket deket gue deh..." ucap seorang anak perempuan pada anak laki laki didepannya yang sedang membawa bola basket.

Anak laki laki itu menaikan alisnya. "Siapa yang deket deket elo? Gini deh, hobi gue kan gangguin elo, jadi gak papa lah ya deket deket." Ucap anak laki laki itu sambil menyengir tanpa dosa.

"Aish... Mau lo apa sih? Jangan gangguin gue mulu kek." Ucap anak perempuan itu frustasi. Bagaimana tidak? Anak laki laki itu, yang bernama Rafi, selalu mengganggu anak perempuan itu, Puteri, kapanpun, dimanapun, dan tidak pernah tidak menjailinya.

"Oke, gimana kalo kita tanding basket? Kalo yang menang itu elo, gue akan jauhin lo dan gak bakal gangguin lo."

"Terus kalo yang menang itu elo?"

"Gue bakalan terus ngejailin dan ngeganggu lo sampai kita lulus nanti..." jawab Rafi sambil tertawa setan.

"Huh... Ya udah deh, tapi lo jangan boong ya..."

"Iya..." Kedua anak itu pun mulai bertanding basket di lapangan sekolahnya yang kebetulan kosong itu. Mungkin karena pengaruh jenis kelamin atau apapun, tetap saja anak laki laki itu yang menang.

"Yes, gue yang menang, jadi siap siap nanti aja ya lo. Bye bye..." teriak anak itu sambil berjalan keluar sekolah.

"Yah... gue kalah... Ih, kenapa gue harus kalah sih??? Gue jadi harus di ganggu dia mulu kan... Ih" teriak anak itu juga sambil marah marah. Wajahnya memerah karena antara saking panasnya matahari atau menahan amarah pada cowok itu.

Puteri akhirnya tetap diganggu dan dijaili oleh Rafi. Tapi, pada saat bulan ketiga semenjak selesainya pertandingan itu, Puteri akhirnya berbaikan dengan Rafi. Mereka cenderung menjadi teman dekat. Membuat orang lain bingung. Bagaimana bisa, musuh bebuyutan menjadi teman dekat?

Semenjak saat itu, Puteri dan Rafi sering bermain bersama, makan bersama, mengerjakan tugas bersama, sampai membuat anak anak yang lain mengatakan bahwa mereka pacaran.

Akan tetapi, dengan cepat selalu Rafi dan Puteri bantah semua gossip mereka. Walau salah satu dari mereka harus berbohong. Yup, Puteri berbohong. Dia mulai mencintai sosok Rafi yang selalu berada didekatnya akhir akhir ini.

"Put, kalo mau nembak cewe, bagusan gimana ya?" tanya Rafi suatu ketika pada Puteri.

"What? Lo mau nembak cewe, Raf? Siapa? Kasih tau dong..." jawab Puteri pada Rafi dengan wajah bahagia. Ia mengira bahwa Rafi akan menyatakan cinta padanya, maka Rafi menanyakan itu padanya untuk membuatnya senang.

"Ya ada lah. Dia pokoknya cewek, tomboy, cantik, manis dan pinter kok." ucap Rafi. Puteri pun tambah yakin kalau Rafi akan menyatakan cinta pada dirinya.

"Asal lo nembak dia dengan tulus dan sepenuh hati lo, pasti cewek itu akan nerima lo." jawab Puteri sambil tersenyum bahagia.

"Oh gitu ya, ok, makasih deh Puteri. Tambah sayang deh Rafi..." ucap Rafi sambil tersenyum dan sedikit menggombal. Wajah Puteri pun kian panas dan memerah. Setelah itu, mereka kembali mengobrol tentang tugas tugas sekolah.

Rafi belum menyatakan cintanya pada Puteri dan tetap tak mau memberi tahu Puteri kapan dia akan menembak cewek specialnya itu. Itu kadang membuat Puteri bingung dan khawatir.

Pada suatu ketika, Puteri dan Bella, sahabatnya, sedang bermain, Bella pun menceritakan sesuatu yang membuat Puteri terkejut setengah mati.

"Put, gue pengen ngasih tau sesuatu deh."

"Ya udah si kasih tau aja. Lo kan gak bakal bisa rahasia-rahasiaan sama gue" jawab Puteri dengan bangganya.

"Gue ditembak sama Rafi."

Sahabat???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang