[Eps.6] Racun.

110 79 123
                                    

Bukan aku tidak bisa menghindar dari tembakan anak panah itu, akan tetapi aku harus melindungi seseorang yang berada tepat di belakangku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan aku tidak bisa menghindar dari tembakan anak panah itu, akan tetapi aku harus melindungi seseorang yang berada tepat di belakangku.

" ... eugh syu-syukurlah k-kau baik-baik sa-ja, Raina"

"Liora? ... mengapa kau mengorbankan dirimu hah? hanya untuk melindungiku? bangunlah dasar pengecut! bangunlah cepat bangun!" ucap Raina sembari menggoyang-goyangkan tubuhku berharap aku bangun dan membalas ucapannya.

Karena efek racun yang terdapat pada anak panah yang mengenai ku membuat sebagian kekuatanku melemah dan aku mulai kehilangan kesadaranku perlahan-lahan.

"Kak? bagaimana ini?" tanya Jarvis.

"Pasang kembali segel perisainya! cepat!" ucap kepala desa.

Untuk menghindari kejadian yang sama semua petinggi dari desa sihir memutuskan untuk memasang kembali segel yang telah dibuka sebelumnya. Beberapa pasukan yang masih hidup dibawa ketempat tabib untuk mendapatkan perawatan pasca peperangan.

Setelah sampai pada tujuan aku sempat sadar dan mengatakan sesuatu kepada Liona yang menjagaku kala itu.

" ... Li-Liona,"

"Liora!? kau baik-baik saja?" ucap Liona yang terdengar sangat khawatir.

"Aku, baik-baik sa-ja, di-mana yang lain?" tanyaku.

"Mereka sedang mengurus sesuatu, apa kau membutuhkan sesuatu?" jawab Liona.

Saat itu aku mengatakan bahwa Sahi mengetahui tentang segala macam penawar dari berbagam macam racun yang ada didunia. Setelah kuberitahu tentang penawar yang diketahui oleh Sahi. Liona langsung bergegas menemui rekannya tersebut, meski saat itu Sahi dan warga lainnya sedang berbenah dari sisa-sisa pertarungan pun memutuskan untuk segera menghampiriku untuk memberikan penawarnya.

" ... bisakah kau menunggu diluar? Liona?" ucap Sahi.

"Be-berdua? saja?" ucapnya.

"Liora pernah memperingati ku untuk tidak percaya dengan siapapun, apa aku harus mempercayainya?"

"Baiklah, tolong ... tolong selamatkan dia," tambahnya.

"Akan ku usahakan," balas Sahi.

Aku mendengar pembicaraan mereka disaat aku berusaha untuk tidak tertidur dan berusaha melawan racun yang kuterima sampai Sahi memberikanku penawarnya.
Meski samar kulihat wajah Sahi yang tampak berusaha mengingat sesuatu yang sepertinya berhubungan dengan racun yang ku terima.

Eternal Thirst || New Stage [PEROMBAKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang