29. Perasasaan Aneh?

38 5 0
                                    

Hallo temen-temen, udah lama ya?😢
Hiks. Maaf banget! Banyak aktivitas yang ga bisa ditinggal hehe.

So, harap baca ulang ya takut lupa ceritanya🙏🏻 Terima kasih yg udah sabar nunggu dari 2021 sampai sekarang, 2024😭

Pokoknya,, HAPPY READING.
Aku usahakan buat tamatin cerita ini sebelum hiatus lagi🙏

🌥🌥🌥

"Kamu liatin apa sih Ri?"

Sejak kejadian di hutan tadi sore, pikiran Nada berputar tanpa arah.

"Ri, kayaknya kita harus cari tempat lain untuk bicara. Disini berisik." Teriak Bian menarik lengan Nada tanpa aba-aba.

Nada hanya mengangguk, sambil ekor matanya masih melirik dimana Ardan berada. Ardan terlihat tersenyum pada gadis yang duduk disebelah sahabatnya itu. Aneh, padahal kedua orang yang dilihat itu harusnya dalam posisi berjarak. Kenapa malam ini kedua orang itu justru terlihat sangat akrab? Ya, itu Ardan dan Senja yang sedang bercengkrama.

"Ri!"

Lagi-lagi suara Bian menyadarkan Nada.

"Hem?" Senyum lebar Nada kali ini fokus memandangi Bian yang tersenyum kecil padanya. "Apa? Gimana tadi, hehe sorry gue gak fokus."

Nada dan Bian sudah terhindar dari kebisingan panggung. Kini keduanya diselimuti angin malam dan api unggun yang berada tidak jauh didepan mereka.

"Ri, soal tadi,-"

"Bian,-" Nada langsung memotong pembicaraan Bian sebelum lekaki itu membahas apa yang dilihatnya di hutan tadi. Antara Nada dan Ardan. "Sorry, tapi gue lagi gak mau bahas soal Ardan."

Bian terkekeh kecil, mengusap kepala Nada lembut. "Bukan soal Ardan," gelengnya.

Nada meringis kecil, "oh terus soal?" Jujur saja sejak tadi kepalanya diisi oleh Ardan. Setelah turun dari hutan tadi, sahabatnya itu menjaga jarak lagi dengannya. Padahal yang harusnya canggung kan Nada, bukan malah Ardan yang menjauh.

Huh! Dasar Ardan akhir-akhir ini memang agak sensitif, pasti marah lagi dengan Nada. Padahal Nada tidak tau salah apa.

"Soal saya ke kamu Ri." Dan kalimat Bian sontak membuat Nada tersadar dari lamunan dan langsung gelagapan. "Saya mau coba pahamin kamu dari awal lagi." Sambung Bian.

Nada mengedipkan mata berberapa kali, berdehem gadis itu merapatkan jaketnya sambil menarik ingus. "Eng, Bian sorry, tapi gue gak tau musti jawab gimana." Ujarnya.

Entah kalimat Bian ini hanya soal menjalin pertemanan dari awal atau bagaimana, yang jelas ini pasti bukan pernyataan balikan kan?

☁️☁️☁️

Pagi hari tiba, ini adalah hari terakhir mereka camping. Dan siang ini rencananya mereka semua akan kembali ke kampus. Banyak yang mengabadikan momen dengan langit pagi yang cerah, beberapa lagi sedang membereskan area tenda.

Sadena juga tampak beres-beres barang.

"Bisa bongkar tenda kan Nad?" Seru Sadena hendak membawa perlengkapan makan ke area tengah untuk diangkut tim perbekalan ke bus.

After Break Up {SEQUEL Podcast Bian}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang