Stereo Love (GojoHime)

516 45 12
                                    

Art by @stella_amabilies

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Art by @stella_amabilies

***

Satoru tersenyum, tanpa perduli bagaimana Utahime menatapnya dengan kilatan kemarahan, wajah gadis itu memerah, dengan tangan mengepal.

"Kau terlalu lemah, Utahime. Untuk menjadi pengkhianat."

Teh ocah yang masih baru itu dilemparkan begitu saja di wajah Satoru tapi karena lelaki itu tidak tersentuh, teh tadi hanya berhamburan di sekitarnya, dengan gelas yang sudah berjatuhan.

"Aihh...jika kau galak seperti itu, tidak akan ada lelaki yang mau menikahimu."

Kecuali aku.

Senyuman Satoru semakin melebar.

"Aku masih senpaimu, Satoru. Hormati itu."

"Tapi kau juga kekasihku."

Utahime terdiam, ia berdiri dengan normal, tangannya masih mengepal. Hendak berjalan keluar saat Satoru dengan sengaja menyenggol kakinya lalu menarik tubuhnya, untuk duduk di pangkuan lelaki itu.

"Lepaskan aku."

"Utahime." Suara Satoru melembut, "Kau tahu aku hanya bercanda."

"Bercandamu kelewatan, aku tidak suka itu." Mata Utahime berkaca, ia bersedekap dada sambil memalingkan pandangan, "Kau bahkan bilang tidak akan ada yang mau menikahiku."

"Itu benar, kan? Karena aku yang akan menikahimu." Tangan Satoru menangkup pipi Utahime, memaksa wanita itu menatap ke arahnya, bekas luka memanjang serta mata coklat wanita itu selalu menjadi perhatiannya. Satoru mengangkat wajah dan mengecup bibir Utahime cepat.

"Hentikan itu, Satoru. Orang-orang akan melihatnya."

"Tidak akan." Kini tangan Satoru beralih melingkari pinggang Utahime, menyandarkan kepalanya di bahu samping wanita itu, ada helaan nafas berat yang keluar. Membuat Utahime mengangkat tangan kanannya dan mengelus puncak kepala Satoru.

"Apa boleh aku berhenti menjadi soncerer saja, Utahime? Aku hanya ingin menikahimu dan hidup dengan tenang."

"Aku tahu kau lelah, Satoru. Tapi, orang-orang yang tidak memiliki kutukan butuh pertolongan."

"Mereka bahkan tidak perduli pada kita Utahime." Satoru semakin mengencangkan pelukannya, ia mampu bertahan dalam posisi ini jika itu bersama Utahime. Tempat satu-satunya ia untuk pulang ketika bahunya memberat atas segala tanggung jawab yang membebankannya. Konsekuensi terlahir sebagai yang terkuat.

"Jika kita menggunakan patokan itu sebagai motivasi untuk kita berbuat kebaikan, tentunya tidak akan pernah memuaskanmu, Satoru. Kebaikan tidak datang karena kita baik, tapi karena kebaikan itu adalah hal yang memang harus dilakukan oleh siapapun."

Satoru tersenyum dalam dekapannya, menikmati bagaimana tangan Utahime menyisiri rambutnya.

"Aku jadi ingin menikahimu hari ini juga."

What If (GojoHime ver ONESHOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang