The Hand You Hold

440 32 8
                                    

Picture belong to the Owner

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Picture belong to the Owner

Cek profil gaes, ada story baru gojoHime

***

Ruangan besar itu terasa hampa, bukan karena barang-barangnya yang banyak tapi lebih pada, bagaimana perasaan sedih membuatnya nampak sesak lebih dari yang dirasa, mengapung diantara kenangan dan meski Satoru membuka lebar-lebar jendela hingga pintu, kesedihan itu masih di sana, merasuki hati bahkan jiwanya, membuat seolah nafasnya ditarik keluar, membuatnya seolah ia tidak lagi bisa melihat dunia dengan cara yang sama.

Tubuh tegap Satoru mengitari beberapa ruangan yang kuat memancarkan bau kenangan, tangan kekarnya mengelus beberapa benda yang menghentakkan rasa sakit tidak tersisah, bahunya menurun. Untuk sejenak ia mencoba menguasai dirinya, tapi tidak bisa. Setiap kali ia menghadap dapur, matanya seolah masih bisa menangkap sosok yang dicinta sedang menyiapkan makanan dan ia dengan senang hati menunggu dengan perut kelaparan.

Tidak ada yang abadi di dunia ini, Satoru hafal betul akan hal itu, bahkan mungkin dirinya bisa saja mati besok. Tapi ternyata hidup dengan kesedihan nyatanya jauh lebih buruk dari sebuah kematian, setidaknya nyawanya langsung ditarik keluar.

"Sayangnya Satoru, tahu dompet aku di mana?

"Satoru, kebiasaan deh, makanya habis dipake tuh nyimpennya yang bener. Gak ah, aku gak mau bantu nyari, males..."

"Sayangku, duniaku, cintaku, jangan gitu dong. Tega bener sama suaminya sendiri, kurang jatah atau bagaimana nih?"

"Satoru, aku gak mau ngumpat sama suami sendiri."

"Gak papa aku mah, umpatanmu bagai lagi cinta buat aku."

Saat itu terasa sangat bahagia, hati kecil Satoru merindukannya. Ia melanjutkan langkah, menuju kamar di mana ia dan Utahime tempati, beberapa kosmetik bekas pakai sang istri masih tersimpan rapih, Satoru bahkan akan mengumpat pada siapapun yang berani memindahkannya, ada baju kerja miliknya yang menggantung dan itu siapkan oleh Utahime. Sebelum akhirnya pagi itu, ia mendengar suara kamar mandi yang sedang ia gunakan terkunci dari luar. Satoru tidak tahu kenapa, tapi setelahnya suara tembakan menggema membuatnya panik setengah mati, Satoru berteriak seperti orang gila dalam keadaan hanya dibaluti handuk di dalam.

Berkali-kali ia menganggil nama Utahime tapi tidak pernah ada jawaban setelahnya, nafas Satoru memburu dan begitu ia berhasil keluar. Utahime tertidur di atas ranjang mereka dengan setengah tubuhnya menyentuh lantai, dalam keadaan tidak bernyawa, kepalanya dilubangi menggunakan peluru.

Saat itu, dunia yang Satoru bangun mendadak hancur seketika. Tubuh lelaki itu bergetar, nafasnya tertahan di tenggorakan, ia berteriak histeris pada bagaimana Utahime mati di depannya dengan cara yang menyakitkan.

Berkali-kali Satoru memohon, berkali-kali itu pula ia tertampar kenyataan bahwa Utahime, Utahimenya sudah lebih dulu dipanggil.

Tidak ada yang bisa menggambarkan bagaimana hancurnya Satoru saat ini, bahkan ketika Suguru datang dengan nafas memburu tidak mampu membuat Satoru tenang, lelaki itu menangis bahkan berteriak sambil memeluk tubuh ringkih nan dingin milik Utahime.

What If (GojoHime ver ONESHOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang