12. The Crown Prince

160 31 20
                                    

➹➹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➹➹

Desiran angin bercampur dengan suara derasnya air terjun menghasilkan suasana yang menenangkan. Terlebih lagi, jika sinar mentari muncul dari balik bukit dan mulai menampakkan batang hidungnya. Burung-burung mulai bersenandung, tampaknya mereka menyambut fajar dengan gembira karena badai yang mengiringi penyerangan beberapa hari lalu telah mereda.

Floella berada air terjun yang berada di tengah hutan seorang diri. Ada hal penting yang harus ia tanyakan kepada Hans. Perihal mengenai pasukan griffin yang berusaha memasuki area dalam tembok benteng Stenward. Ia ingin memastikan bahwa pemuda itu tidak ikut campur dalam penyerangan gelap ini.

Sembari mencengkeram erat gaun pendek di tangan kirinya, tangan kanan Floella bergerak menyingkirkan ranting-ranting pohon yang menghalangi pandangannya. Seperti yang diketahui sebelumya, jalan menuju air terjun itu sangat terpencil dan sulit untuk dilewati.

Terlalu banyak tanah becek dan tanaman berduri yang menjadi penghalang. Gadis itu juga bisa tergelincir jika tidak berhati-hati. Namun dengan niat membara, ia kini berhasil sampai ke tempat terpencil itu.

Melihat air terjun yang sepi nan sunyi, Floella menengok kesana-kemari, "Hans?! Ini aku, Floella!"

Namun, belum ada sahutan dari sang pemilik nama. Yang terdengar hanyalah suara air terjun dan juga lantunan musik dari beberapa serangga seperti belalang. Floella yakin jika sang griffin berada di sekitarnya. Ia pasti sedang bersembunyi.

Sembari mendengus dan mengepalkan kedua tangannya, Floella melangkah menuju batu berukuran besar yang berada tepat di depan air terjun.

"Hans! Jika kau tidak keluar, aku akan mengadu kepada Hanzo mengenai keberadaan mu!" Ancam Floella dengan berani. Rasa amarahnya saat ini sudah menggebu-gebu.

Mendengar itu, sesosok pemuda berambut cokelat langsung muncul dari balik air terjun. Ia melangkah mendekati sang Putri karena merasa tertantang,

"Beraninya kau berkata seperti itu kepadaku!"

Floella menoleh, kemudian menunjukan raut sinis dengan respon Hans, "Bukankah seharusnya aku yang mengatakan hal itu?!"

Hans menghentikan langkahnya. Ia baru ingat bahwa mereka berdua memiliki darah bangsawan dan kedudukan yang sama. Emosinya memang terkadang mudah meledak-ledak tanpa alasan.

"Mengapa kau mencari ku?" tanya Hans sembari menyibak rambutnya yang basah, membuat sebuah luka sayatan terpampang jelas di dahinya.

Floella yang melihat luka itu langsung meneguk saliva nya. Rasa curiga muncul karena bertanya-tanya darimana asal luka sayatan itu, "Ada apa dengan dahimu?"

- Paeonia ❀ | ZhanghaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang