➹➹
Berseberangan dengan garis mandala yang menjadi perbatasan klan Mezcla, sebuah kastil berdiri kokoh di tengah-tengah hutan belantara. Kastil itu terselimuti kabut yang sangat tebal. Para pendatang yang masuk akan dibuat tersesat jika memasuki areanya.
Fondasi kastil terbuat dari batu bata yang sudah terbalut dengan lumut dan tanaman sulur, itu menunjukan bahwa bangunan tersebut sudah sangat kuno dan hampir tak terurus. Langit diatasnya juga selalu berwarna kelabu. Pemandangan seperti itu sudah menjadi hal wajar bagi para penghuni yang menetap.
Tak jauh dari area kastil, tepatnya hutan belantara, tampak banyak pohon redwood yang tertanam subur. Pohon itu nampak megah dan unik karena ukurannya yang menjulang tinggi seperti pencakar langit. Tak heran karena wilayah itu memang berada di kaki gunung.
Namun, bukan pohon itu yang menjadi sorotan pertama para pendatang. Sebenarnya, ada sesuatu yang akan membuat mereka lebih tercengang ketika mendongak ke atas. Sesuatu yang sangat tragis dan memilukan.
Ratusan, bahkan hampir ribuan bangkai binatang herbivora tergantung di ranting-ranting redwood. Tak hanya itu, puluhan tubuh manusia tak bernyawa juga kerap ditemukan dengan kondisi yang mengenaskan. Terkadang hanya tersisa tubuh tanpa kepala, ataupun tanpa tangan dan kaki. Seolah-olah tempat itu pernah menjadi area pembantaian secara masal.
Kembali ke dalam area kastil, disana terdapat sebuah lorong dengan cahaya yang sangat minim. Hanya ada penerangan dari beberapa pot lilin yang digantungkan di sudut-sudut dinding.
Seorang pemuda berambut merah tengah berjalan di tengah tengah lorong itu. Ia mengenakan busana jas berwarna putih dengan berhiaskan payet mutiara. Dengan langkah sedikit terburu-buru, pemuda itu berjalan mendekat dan membuka sebuah pintu besi yang berada di sudut lorong.
Cklek..!
"Ibu..?"
Kehadirannya membuat para pelayan yang sedang bekerja langsung menunduk, memberi hormat kepada sang putra dari pemilik kastil. Dalam ruangan itu terdapat sebuah ranjang mewah berhiaskan kain merah. Diatasnya terbaring seorang wanita dengan gaun putih berbahan sutra.
"Shan..." Sahut sang wanita dengan nada pelan.
Shan mendekati ibunya yang terbaring lemas, setelah itu duduk di tepian ranjang, "Bagaimana keadaan ibu? Apakah sudah membaik?"
"Iya, sudah lebih baik. Tapi, ibu masih merasa tidak tenang."
"Apakah ibu masih memikirkan bagaimana kabar Pangeran pertama?"
Sang Ibu yang diketahui bernama Seraphine itu diam tak menyahut. Dadanya terasa sangat sesak sekarang. Beliau hanya menatap putra kedua di hadapannya dan mulai meneteskan air mata.
Shan yang menyadari itu langsung membuang napasnya jemu, "Jika terlalu memikirkannya, Ibu tidak akan segera sembuh. Jangan khawatir, dia pasti akan segera pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
- Paeonia ❀ | Zhanghao
Fantasi"GIVE BACK MY WINGS!!" -- Kerajaan Stenward yang semula dikenal dengan pusat pemerintahan paling damai dan aman seketika berubah setelah kedatangan sebuah musim misterius bernama Libertad. Musim ini membuat kerajaan...