Bab - 2

3.3K 150 17
                                    

🐨TUMBUH🐹

Sebulan kemudian, di bar

"Jin, are you okey?" tanya rekan kerja.

"Aku nggak enak badan" Jawab SeokJin.

"Wajahmu sangat pucat sekali Jin, lebih baik kau istirahat"

"Aku bisa kok santai aja" Jawab Jin mencoba tetap kuat.

"Kau gila Jin, wajahmu benar-benar pucat sekarang"

SeokJin berjalan dan tiba-tiba

Brugg

"Jin..." teriak temannya

Seokjin di bawa ke rumah sakit oleh temannya tadi, dan suatu hal yang sangat mengejutkan terjadi.

"Tuan sudah sadar"

"Dok..."

"Tuan apa yang di depan itu suami tuan?"

"Eohh siapa? Saya belum menikah, ada apa dengan saya dok? Beberapa hari ini saya sering mual muntah dan mudah marah hilang nafsu makan dok"

"Tuan selamat anda hamil 1 bulan"

"Hah?"

"Iya tuan anda hamil" jelas dokter.

"Bagaimana bisa? Saya laki-laki dok" elak SeokJin.

"Iya saya tau tuan, tapi anda special tuan. Anda memiliki rahim" jelas Dokterm

"Bagaimana ini? Dok apa menggugurkan bayi itu sakit?" tanya SeokJin cemas.

"Maaf tuan kalau di rumah sakit ini tidak di perbolehkan aborsi jika tidak ada kepentingan medis"

"Lalu saya harus bagaimana?"

"Anda minta pertanggungjawaban dari ayah si bayi tuan, percaya lah anda akan menyesal jika membunuh anak anda sendiri"

Air mata SeokJin mulai mengalir, perlahan tangannya menyentuh perut ratanya.

Saya tinggal sebentar ya tuan

____________

Di club, SeokJin nekat kerja lagi.

"Jin ada apa denganmu?" tanya Sowoon teman SeokJin.

Sowoon adalah salah satu teman SeokJin di kampus, Sowoon memang sering datang ke club itu sekaligus menemani sahabatnya itu.

"Sowoonaa aku sebenarnya..." ujar SeokJin ragu.

"Katakan saja Jin siapa tau aku bisa membantumu"

"Aku hamil Sowoonaa" Jawab Jin lemah.

"Ha?" kaget Sowoon sampai menyemburkan minuman yang dia minum barusan.

"Hamil? Bagaimana bisa kau?" bingung Sowoon

"Aku laki-laki tapi ntah lah aku memiliki rahim dan di sini ada bayi" jelas Jin lemah, sambil mengelus perutnya yang masih rata.

"Jin, ini gila Jin" Sowoon benar-benar tidak habis fikir.

"Aku hampir gila memikirkan ini" ujar Jin hampir meneteskan air mata.

"Jin siapa ayahnya Jin?"

Pertanyaan itu?

SeokJin takut untuk menjawab pertanyaan itu.

"Jin katakan, aku akan mencari lelaki itu untukmu dan bayimu Jin"

"Tidak Sowoon, aku- aku-"

"Jin anakmu juga berhak mengetahui siapa ayahnya, dia berhak bersama ayahnya Jin. Atau?"

Ternyata Dia - NamjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang