Part 8

961 41 0
                                    

"Gak ada cara lain selain melakukan operasi lagi, dok?" Bisma bertanya serius dengan dokter yang tadi menangani Shira. Dokter itu menggelengkan kepalanya.

"Tidak bisa, pak. Penyakit yang diderita Shira sudah mencapai stadium 4. Dan tumor itu sudah kebal dengan obat-obatan yang kami berikan. Satu-satunya cara hanya dengan operasi atau tumor itu semakin menekan bagian-bagian tubuhnya yang lain dan pasien tidak akan bisa selamat" Bisma mengusap kasar wajahnya. Tidak ada cara lain untuk menyembuhkan penyakit anaknya selain melakukan operasi lagi di Negara lain.

"Kapan kita bisa membawa Shira ke rumah sakit itu dok?"


----


Sudah 3 hari Anisa, Bisma serta Shira berada di rumah sakit Guangzhou ini. Namun sampai saat ini Shira masih belum dapat melakukan operasi karena baru beberapa hari yang lalu Ia melakukan operasi di Indonesia. Kali ini Shira sudah jarang merasakan sakit di bagian perutnya. Namun nafsu makan Shira sampai saat ini masih menurun. Anisa sudah berkali-kali membujuk Shira untuk sekedar makan biskuit ataupun minum susu, namun tetap saja Shira tolak.

"Shira makan dulu yuk, nak. Ini makanan favoritnya Shira kan? Bunda yang bikin loh. Bener nih gak mau dimakan?" Anisa yang terus membujuk Shira untuk makan. Anisa sengaja membuat roti isi keju kesukaan Shira agar Ia mau makan walaupun hanya sedikit. Setidaknya ada asupan makanan yang masuk ke dalam perutnya.

Shira mengalihkan pandangannya kearah bundanya yang sedang memegang makanan favoritnya. Shira langsung tersenyum menatap Anisa. Anisa mengira kali ini Ia berhasil membujuk Shira. Namun ternyata dugaannya salah. Tanpa menghilangkan senyum manisnya, Shira menggelengkan kepalanya. Lalu pandangannya kembali pada boneka yang dari tadi menyita perhatiannya.

"Ndaakk mauuu" Ucap Shira tanpa menatap Anisa. Sesekali lidahnya Ia keluarkan. Sepertinya Ia sedang ingin bercanda dengan bundanya. Anisa yang melihat Shira menjulurkan lidahnya walaupun tidak menatapnya itu tersenyum. Lalu memeluk Shira dari samping.

"Shira mau apa sih, nak? Jangan bikin bundanya bingung dong" Anisa yang mencium puncak kepala Shira lumayan lama. Setelah itu Ia mengangkat tubuh Shira dan memangkunya. Shira langsung bersandar dan mencari posisi yang nyaman di tubuh bundanya.

"Shira harus sembuh ya. Biar kita bisa main di taman lagi. Terus nungguin ayah pulang kerja juga. Shira sayang kan sama bunda? Gak mau pisah sama bunda dan ayah kan? Pokoknya Shira harus kuat demi ayah dan bunda ya. Nanti bunda akan usahain nemenin Shira saat operasi" Airmata Anisa kembali keluar ketika Ia berbicara dengan Shira. Ia mengecup kening Shira dengan sangat lama. Lalu melepaskan kecupannya sambil tersenyum menatap Shira yang juga tersenyum menatapnya.

"Tayang undaa" Ucap Shira sambil memeluk Anisa. Anisa juga membalas pelukan anaknya itu sambil sesekali mencium puncak kepala Shira. Setelah itu Shira mencoba melepaskan kedua tangan bundanya yang melingkar di perutnya. Anisa langsung melepaskan tangannya dari Shira dan membiarkannya merangkak ke posisi yang mungkin menurut Shira nyaman selama dalam pengawasannya.

Anisa melihat Shira yang merangkak mendekati tab miliknya dan mengambil tab itu kemudian Shira merangkak kembali menuju ke pangkuan Anisa. Shira langsung bersandar di tubuh Anisa sambil memegang tab miilik bundanya itu. Lalu Shira menatap sekilas bundanya sambil tersenyum memamerkan giginya yang sudah tumbuh. Anisa kembali tersenyum saat melihat anaknya tersenyum padanya.

"Nonton inii" Shira memberikan tab itu pada Anisa. Anisa tahu kalau Shira sedang ingin menonton acara tv kesayangannya. Shira suka sekali dengan acara Hi-5. Ia sudah asyik sendiri kalau sudah menonton acara itu.

2 Become 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang