Para gadis itu memiliki sisa hari libur. Biasanya, Jennie akan tidur tetapi sekarang energinya sangat tinggi. Kenapa? Itu karena pemotretan yang dilakukannya bersama para gadis di hari sebelumnya.Cosmopolitan.
Hari itu merupakan hari yang panjang dan dia ingat ingin tidur, tetapi ketika mereka memanggil Lisa untuk berfoto bersamanya, entah bagaimana dia mendapatkan energinya kembali.
Apalagi melihat Lisa menjerit kegirangan saat bergegas ke arahnya.
"Sudah lama sekali tidak photoshoot hanya kami berdua," kata Lisa, senyumnya begitu lebar sehingga Jennie dapat merasakan pipinya sendiri sakit karena tersenyum selebar Lisa."Sudah lama?" Gadis berambut cokelat itu bertanya. Lisa menyeringai malu-malu sambil mengangkat bahu kecil.
"Aku fokus pada hal-hal yang penting." Pernyataan itu saja sudah membuat jantung Jennie berdegup kencang. Pipinya terasa panas dan Lisa langsung menyadarinya. Lisa terkikik sambil mengulurkan tangan ke depan dan mencubit pipi Jennie.
"Kamu sangat imut."
Jennie benar-benar bingung oleh kejadian yang tiba-tiba terjadi, khususnya di bawah tatapan mata semua orang di sekitar mereka.
Tetapi, di satu sisi, Jennie merasa sedikit puas pada dirinya sendiri. Seolah-olah dia suka Lisa memberikan perhatian seperti ini kepadanya di depan semua orang. Ia merasa bahwa setiap orang perlu mengetahui posisi mereka.
Jennie doesn't like sharing.
"Come on girls. Duduklah di depan satu sama lain."
Dan, mereka melakukan arahan yang diberikan. Kejadian itu adalah sesuatu yang tidak dipersiapkan oleh Jennie.
Mereka duduk berhadapan dan diminta untuk berakting seksi seperti biasa. Jennie tahu caranya, hanya saja Lisa melakukan ekspresi seksi yang luar biasa sehingga membuatnya lupa di mana dia berada dan siapa dia itu.
Pemotretan berjalan dengan lancar, kecuali tawa mereka yang terus menerus. Setiap kali mata mereka bertemu, seakan-akan ada saklar yang menyala di dalam diri mereka dan mereka akan tertawa.
Ya Tuhan, wajah Lisa yang seksi dan serius saja masih membuat Jennie tersipu malu bahkan saat dia berada di dapur sendirian, mencoba membuat kue mangkuk. Membuat kue membantu menjernihkan pikirannya.
.
"Hai Unnie!"
Jennie terkesiap dan memegangi dadanya. Dia berbalik dan memelototi pelakunya,
"Lisa!" Dia memarahi. Lisa hanya tertawa kecil. Cekikikan sialan itu. Kenapa dia begitu lucu dalam segala hal yang dia lakukan? Ataukah Jennie hanya berprasangka buruk?
"Sorry," katanya. Lisa berjalan ke arah meja dapur dan melompat ke atas sambil mengayunkan kakinya yang panjang, "Apa yang kamu buat?"
So. Damn. Cute
Jennie terbatuk-batuk sebelum berpaling, berharap gadis yang dia anggap menggemaskan itu tidak melihat rona merah di pipinya.
"Chocolate cupcakes. Aku tadinya akan meminta mu untuk membantu tapi..."
"Ya, ya, aku tahu. Aku menggosongkan batch terakhir! Tapi itu bukan salahku!" Lisa merengek dengan cemberut kecil. Jennie melihat dengan geli melihat kaki-kaki panjang itu menendang-nendang kecil.
"Bagaimana bisa itu bukan salahmu?" Si rambut coklat merenung. Sekarang giliran Lisa yang tersipu malu. Jennie merasa bingung melihat gadis itu memalingkan wajahnya,
"Terakhir kali kita memasak... kau mengenakan hoodie ku dan..."
Jennie mengerutkan alis dan menyilangkan tangannya, "Dan?" Lisa menunduk ke pangkuannya dan mulai memainkan jari-jarinya dengan lucu. Terlihat jelas bagi yang lebih tua bahwa dia gugup, tetapi untuk alasan apa?
"Dan... hal itu sangat mengganggu."
Jennie terkikik dan memiringkan kepalanya, "Dan bagaimana hal itu mengganggu? Selain itu, apakah gangguan itu sepadan dengan hasil memanggangmu yang gosong?" Jennie menggoda. Lisa mengerang dan menutupi pipinya yang memerah,
"Kamu terlihat manis dengan hoodie-ku, oke?"
Ya ampun Tuhan...
Sekali lagi, giliran Jennie yang tersipu malu.
"Dan untuk menjawab pertanyaan kedua mu.." Lisa melompat dari meja dan berdiri sangat dekat dengan si rambut cokelat yang terdiam dan kebingungan. Lisa menyeringai,
"Jika kau adalah yang menggangguku, maka ya, itu bernilai jutaan cupcakes yang dipanggang."
Apakah memungkinkan bagi Jennie untuk merona dengan warna merah yang lebih pekat?
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Noticed (JENLISA)
FanfictionJennie loved the way her eyes stared at her. Loved the way she smiled at her. Tapi yang terpenting Adalah cara gadis berwajah Barbie itu membuat jantungnya berdebar-debar. And she just noticed? Am I in love with her? Credit by @roseyluv143 Transla...