Part 15

135 10 0
                                    

happy reading all

○○○

Tepat pukul 1 dini hari Cavya sampai dirumah. Waktu mereka lebih lambat karena saat packing barang di hotel, lagi-lagi Ando dan Regita berdebat sampai Regita menangis dan akhirnya Ando meminta maaf karena paksaan dari Doni.

Cavya melenguh, matanya mengerjap pelan saat Caisya mengguncang bahunya.

"Kak, bangun. Disuruh sarapan sama Ibu" Ucap Caisya sambil menarik selimut Cavya.

Cavya mengucek matanya. "Kakak masih ngantuk, Dek"

"Sarapan dulu, nanti lanjut tidur. Nanti Ibu marah lagi, ah. Cepat!"

Cavya mengucek matanya kesal. Berlalu menuju kamar mandi untuk gosok gigi dan cuci muka lalu keluar kamar untuk sarapan.

"Sarapan dulu, Kak" Ucap Ibu saat melihat Cavya menuruni tangga.

"Padahal aku sudah makan" Jawabnya sambil duduk lesu disamping Ayah.

"Lah, Kapan makannya, bangunnya saja barusan"

"Semalam sebelum pulang"

"Ya itu namanya makan malam, sayang" Ucap Ayah sambil mendorong pelan piring berisi nasi goreng pada Cavya.

Cavya hanya bergumam tak jelas sambil memakan nasi gorengnya malas.

"Eh iya, kemarin ada teman kamu datang, Kak" Ucap Ibu teringat Kafi.

"Hm, siapa?"

"Ibu tanya namanya katanya dia Kafi"

Ucapan Ibu sukses membuat Cavya dan Caisya melotot. Bahkan Cavya sampai tersedak nasi goreng, dan Caisya yang menyemburkan air minumnya tepat saat menengok kearah Cavya, alhasil semburan itu terkena baju Cavya.

Ibu dan Ayah terkejut melihat kedua anaknya seperti itu.

"Kenapa, sih?!" Tanya Ibu kesal sambil menyodorkan minum pada Cavya yang masih terbatuk-batuk.

"Gila! Berani banget tuh orang!" Pekik Caisya sambil mengacung-acungkan sendoknya.

"Caisya, gak sopan" Ucapan tegas Ayah membuat Caisya menurunkan sendoknya.

"Coba jelasin, kenapa kalian sampai kaget begitu saat Ibu bilang teman Cavya itu Kafi? Siapa memangnya dia?" Tanya Ayah memberikan tatapan intimidasi pada kedua anaknya.

"Dia mas--" Cavya segera membekap mulut Caisya dengan nugget.

"Hm? Mas apa?" Tanya Ibu bingung.

"Itu loh, Bu, Mas-Mas yang suka jualan buah mangga" Jawab Cavya asal ucap.

"Jualan buah mangga? Dimana? Kenapa bisa temanan sama kamu, Kak?" Tanya Ayah beruntun.

"Ya pokoknya dia emang teman Cavya. Kita ketemu di depan komplek, dia lagi jualan, Cavya beli"

Caisya memutar bola matanya malas. "Bohong itu suka berbuntut panjang" gumamnya.

"Enak gak mangganya? Manis?" Tanya Ibu antusias.

"Ng, lumayan" Cavya menjawabnya gugup.

"Lain kali suruh kesini, Kak. Ibu mau beli mangganya, buat mangga sago kayanya enak"

Caisya mengangguk antusias. "Iya, Bu. Enak tuh lagi panas-panas. Nanti suruh kesini, ya, Kak" Ucap Cavya sambil tersenyum miring pada Cavya.

Si Alan emang punya adek. Batin Cavya.

"Cavya mau lanjut tidur" Ucap Cavya buru-buru.

"Betul, kan? Bohong selalu berbuntut panjang" Caisya berbisik tepat saat Cavya melewatinya.

Mantan? SIAPA TAKUT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang