03. Irama Kehidupan

98 50 36
                                    

Hallo semuanya, maaf ya baru update sekarang, soalnya kemaren-kemaren lagi mager banget.
S
O
R
R
Y
Hahaha😂

Ketika dunia terasa tak adil, ingatlah bahwa kamu memiliki kekuatan untuk mengubah takdirmu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika dunia terasa tak adil, ingatlah bahwa kamu memiliki kekuatan untuk mengubah takdirmu sendiri. Jadilah sumber kekuatan dan keberanian bagi dirimu sendiri.
Zera Lulisa Alexzandri.

*****

Sejuknya embun pagi menelusuk masuk ke dalam kulit, memberikan sedikit kenyamanan dan ketenangan dari kegelapan yang ia rasakan.

Melaju, membelah lautan pengendara yang padat nan macet, suara bising klakson mobil dan motor mengisi udara, menciptakan simfoni kota yang kacau tetapi, terdengar akrab.

Meski berisik bagi Zera, ini semua adalah suara kebebasan, suara yang membawanya menjauh dari rumah dan kesedihan.

Cukup menyita waktu dan akhirnya sekarang dirinya telah tiba ke tempat tujuan. Memberhentikan motornya di tempat parkir, melepaskan helm full face yang dirinya kenakan. Ia merapikan rambutnya yang berantakan terlebih dahulu, sebelum turun dari atas motor.

Tepat saat itu, sebuah mobil berwarna hitam melintas masuk ke dalam perkarangan sekolah, menuju ke tempat parkir khusus mobil. Zera diam menunggu pengendara tersebut keluar dari mobil.

Dalam keheningan, ia memperhatikan gerak pintu mobil yang terbuka, menampakkan seorang gadis seusianya, terlihat begitu cantik dengan balutan seragam rapi serta tatanan rambut tergerai menciptakan keindahan dan keanggunan, yang mampu memberikan kesan menarik.

"Yaelah Zer, kenapa lagi itu muka, kek badut." Ia mendekat ke arah Zera, bertanya seakan-akan tidak tahu apa yang telah terjadi pada sang sahabatnya itu.

"Cewek tampang judes dan kasar kayak lo ... kok bisa punya luka lebam di area muka. Habis ngapain aja, Zera?" Lanjutnya, mengejek Zera hingga gelak tawa spontan ikut keluar saat dirinya melihat muka masam milik Zera.

Zera yang enggan mendengarkan perkataan Sinta, lebih memilih pergi meninggalkan area parkiran dan meninggalkan buaya betina itu sendirian.

"Woy tungguin!" Teriak Sinta, setengah berlari mengejar Zera.

🥀🥀🥀🥀🥀

Sinta menghela napas-mengambil kaca kecil yang terletak di dalam saku seragam miliknya, memantulkan wajahnya yang penuh dengan keringat. "Akhirnya kelar juga upacaranya ... ngapain sih setiap senin harus dipastikan setiap murid upacara," gerugut nya dengan wajah malas.

"Heh! upacara itu buat menghargai dan mengenang jasa pehlawan yang telah gugur mendahului kita," ujar Cika, mendorong bahu Sinta-mengakibatkan cermin yang Sinta pegang terjatuh ke lantai koridor.

"Cih, sok pintar banget lo bocah!" Ia berhenti dan berjongkok, mengambil kaca miliknya di lantai. Sinta berlari ke arah dua sahabatnya saat dirinya ketinggalan beberapa langkah. Ia tertawa begitu puas saat dirinya mendorong tubuh mungil milik Cika hingga terantuk ke dinding,

Sejuta kejutan untuk Zera Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang