Petang menjelang suara gitar mengiringi malah bersama riuhnya tepukan dan berbagai jenis suara yang tengah mengalun sebuah lagu. Canda tawa yang terselip di antaranya semakin membuat suasana terasa hidup. Malam kedua di perkemahan semua orang berbaur dengan begitu akrab, saling berbagi kisah dan pengalaman selagi bercengkerama dengan nyaman.
Suasana ini mengingatkan Wang Yibo akan kenangan masa lalu. Dulu saat masih sekolah, ia pernah mengadakan acara camping juga semacam ini. Namun, sayang itu tidak berakhir baik.
“Bagaimana, Bro?”
Fan Chengcheng tiba-tiba menghampiri, duduk di sampingnya sembari merangkul pundak. Salah satu tangannya yang bebas menenggak minuman dari gelas, itu adalah beer yang memang disiapkan oleh pembuat acara. Hal yang lumrah memang.
“Aku lihat kau pulang dengan raut sumringah, sore tadi.”
“Belum mengalami kemajuan pesat, tetapi setidaknya ini lebih baik dari pada tidak ada perkembangan sama sekali.”
Kekehan ringan meluncur dari celah bibir Fan Chengcheng. “Senior Xiao itu sepertinya tipe orang tidak mudah jatuh cinta. Kau harus berusaha lebih keras kawan.”
“Tidak perlu kau ingatkan.” Wang Yibo merebut gelas di tangan Chengcheng dan meneguk sisa beer di dalamnya hingga ludes tak tersisa.
“Hei! Hei! Hei! Ambil sendiri sana! Kenapa menghabiskan punyaku, hah?”
“Aku malas bangun dan berjalan ke sana.” Tunjuk Wang Yibo ke arah ketua acara menggunakan dagunya. “Oh, iya. Di mana Xiao Zhan, tadi aku masih melihatnya mengobrol dengan ketua?” tanya Wang Yibo begitu menyadari bahwa lelaki itu sudah tidak ada dalam jangkauan penglihatannya.
Kapan perginya? Batin Wang Yibo dalam hati.
“Sepertinya sudah masuk ke tenda.” Chengcheng yang tidak tahu dan tidak menyadari hal itu juga pun hanya menjawab asal sembari mengedikkan bahu.
Spontan Wang Yibo menoleh ke arah tenda yang ditempatinya, dan benar saja. Dari dinding tenda bagian yang transparan ia bisa melihat Xiao Zhan duduk di atas permukaan karpet sembari memegang kamera.
“Baiklah.” Wang Yibo bangkit. Ia menepuk-nepuk bagian belakang celananya untuk menghilangkan debu kemudian merentangkan kedua tangan.
“Kau mau ke mana?”
“Masuk ke tenda.”
“Tapi ini masih sore Yibo, temani aku minum dulu.”
Kedua sudut bibir Wang Yibo tertarik ke atas membentuk senyum aneh yang terlihat dipaksakan. “Maaf saja kawan. Daripada menemanimu minum, lebih baik aku menemani Xiao Zhan. Siapa tahu aku mendapatkan sesuatu yang lebih menguntungkan. Bye!”
“Yahhh!”
Seruan Fan Chengcheng sama sekali tidak diindahkan. Ia tetap melangkah ke arah tenda sembari mengangkat tangan seolah melambai dan mengucapkan ‘bye-bye’ menggunakan isyarat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Blossoms on The Camping Hills [✓]
FanfictionPergi camping seminggu, pulang bawa pacar. Wang Yibo mendefinisikannya seperti ini, 'sambil menyelam minum air'. Awalnya Yibo hanya iseng ikut sahabatnya camping sekaligus refreshing pikirnya. Namun, siapa yang akan menyangka dia malah jatuh cinta...