Canggung.
Hujan deras di luar sana memaksa Wang Yibo dan Xiao Zhan masuk ke dalam gua untuk berteduh. Keduanya duduk bersisian di atas batu besar, tangan mereka terjulur kedepan mencoba mencari kehangatan dari api unggun yang dibuat oleh Xiao Zhan beberapa menit yang lalu.
Tubuh keduanya menggigil cukup kuat, apalagi Xiao Zhan yang mengenakan atasan tanpa lengan. Angin yang berembus cukup kencang juga semakin membawa hawa dingin untuk membelai permukaan kulit.
Cuacanya memang sulit ditebak. Seperti yang mereka alami sekarang. Pagi menjelang siang tadi terik yang menyapa terasa begitu menyengat, tetapi sore datang disertai awan kelabu yang tiba-tiba menumpahkan isiny. Kalau sudah seperti ini, mereka hanya bisa menunggu hujan reda. Akan sangat berbahaya jika mereka nekat turun dalam kondisi hujan yang begitu lebat dan angin yang kencang.
“Yibo, apa ponselmu ada signal-nya?” Xiao Zhan bertanya usai berkali-kali mengangkat ponsel miliknya tinggi-tinggi ke sana-kemari mencari signal jaringan yang bagus.
Dengan santai Wang Yibo menyerahkan ponselnya. Ia berkata, “Lihat sendiri, Ge. Kau bisa memakainya juga kalau kau mau.”
“Ck! Aku hanya butuh untuk mengabari mereka yang di perkemahan. Aku tidak mau mereka khawatir berlebihan karena belum kembali saat cuaca sedang seperti ini.”
“Kalau begitu bilang saja sekalian kalau malam ini kita menginap di sini.”
“Apa kau sudah gila?!”
“Lalu bagaimana kalau hujannya tidak reda juga sampai malam hari. Kita tidak mungkin turun malam-malam bukan? Ge, di bawah sana itu kawasan perhutanan. Ya, walaupun tidak begitu lebat, tetapi cukup berbahaya jika di malam hari.”
Apa yang dikatakan Wang Yibo memang benar. Namun, mana mungkin mereka bermalam di sini sementara Xiao Zhan tidak membawa alat dan barang yang cukup memadahi. Tidak ada selimut atau kain yang bisa dijadikan alas. Mana mungkin mereka tidur dalam posisi duduk.
“Apa yang kau khawatirkan, Ge?”
“Menurutmu?” balas Xiao Zhan bertanya. Ia yakin Wang Yibo pasti akan menjawab asal seenak jidatnya.
“Kau khawatir ... aku akan melakukan sesuatu yang iya-iya, ‘kan?”
Tepat. Sesuai perkiraan Xiao Zhan. Mendengar jawaban itu, ia pun hanya melengos dan memutar bola matanya malas.
“Tenang saja, Ge. Aku tidak akan melakukan hal tidak senonoh seperti yang kau pikirkan di tempat seperti ini. Selain kotor, tempat ini juga terasa tidak nyaman untuk menghabiskan malam panjang penuh gairah. Kita bisa menundanya nanti. Tapi karena udara malam ini cukup dingin, dan kau hanya mengenakan baju tanpa lengan ... aku mungkin akan sedikit memberikanmu kehangatan dengan memelukmu sepanjang malam. Bagaimana?”
Panjang penjelasan Wang Yibo kali ini menurut Xiao Zhan memang masuk akal dan dapat diterima oleh logika. Sedari tadi ia memang sudah beberapa kali bergidik karena belaian nakal angin yang mencoba menggerayangi bagian-bagian tubuhnya yang tidak tertutupi oleh kain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Blossoms on The Camping Hills [✓]
FanfictionPergi camping seminggu, pulang bawa pacar. Wang Yibo mendefinisikannya seperti ini, 'sambil menyelam minum air'. Awalnya Yibo hanya iseng ikut sahabatnya camping sekaligus refreshing pikirnya. Namun, siapa yang akan menyangka dia malah jatuh cinta...