18. Makan Malam

304 10 5
                                    

Malam harinya di restauran bintang lima di ruangan VVIP keluarga Ryan sedang menunggu kedatangan sahabat dari grandpa Randi.

"Lama" cibir Ryan yang merasa jenuh menunggu kedatangan sahabat grandpanya.

"Mereka sudah di jalan sayang" ucap grandma sita lembut.

Sedangkan grandpa Randi sudah menatap sengit sang cucu yang sedari tadi protes.

"Kamu beneran nggak mau terima perjodohan ini Ryan?" tanya grandpa Randi dengan senyum misteriusnya.

"No!!" tolaknya tegas.

"Jangan menyesal kamu, grandpa nggak bakalan bantu kamu jika ingin melanjutkan perjodohan ini"ucapnya.

"Ryan nggak bakalan menyesal" jawabnya dengan pasti.

"Oke kita liat aja nanti" cibirnya sedangkan Ryan tidak menjawab perkataan grandpanya dan hanya fokus ke ponselnya.

Setelah 30 menit akhirnya orang yang ditunggu-tunggu grandpa Randi datang juga.

"Maaf kami terlambat" ucap pria paruh baya tersebut.

Ryan yang sedang asik bermain ponsel sontak mendongakkan kepalanya saat mengenal suara tersebut.

"Opah Dion" ucap ryan terkejut saat melihat opah Dion dan lebih terkejut lagi saat melihat perempuan muda yang ada di samping opah Dion.

"Sayang" ucapnya lirih dan langsung berjalan memeluk tubuh kekasihnya yang sudah beberapa Minggu menghindar darinya bahkan sudah beberapa minggu tidak ketemu.

Cilla sendiri juga merasa terkejut, ternyata orang ingin opah temui keluarga dari kekasihnya yang ia hindari belakangan ini.

"Aku kangen sayang" ucapnya sambil menggelamkan wajahnya di ceruk leher Cilla.

"Sayang jangan menghindar dari aku lagi, aku bisa jelasin semuanya" ucap sendu Ryan.

Semua orang yang melihat kebucinan Ryan terkekeh geli, pasalnya yang mereka tau Ryan itu tipe cowok yang datar bahkan sangat dingin jika bertemu dengan perempuan kecuali keluarganya.

"Ternyata cucumu bisa dijinakkan oleh cucuku" bisik opah Dion ke grandpa Randi sambil terkekeh geli.

"Aku juga baru tau jika manusia es itu bisa dijinakkan oleh gadis polos seperti cucumu" balas grandpa Randi dengan berbisik juga.

Opah Dion memutar bola matanya malas saat mendengar bisikan sahabatnya itu, apa sahabatnya itu tida berkaca dirumahnya, jika ia dan cucu laki-lakinya sama saja bahkan Ryan sangat mengkopi sifatnya itu.

"Ck, apa bedanya sama kamu" cibir opah Dion yang hanya di balas kekehan geli grandpa Randi karena mendengar cibiran sahabatnya.

"Kak Ryan kenapa ada disini?" tanya Cilla setelah tersadar dari keterkejutannya.

"Kakak kangen banget sama Cilla" ucap Ryan yang tidak menjawab pertanyaan Cilla.

"Ehhmm" dehem semua orang yang ada di ruangan itu.

"Liat tempat juga dong kalau mau bermesraan" sindir grandpa Randi tapi Ryan sama sekali tidak menghiraukan perkataan suami dari grandmanya itu.

"Ayo duduk" ajak opah Dion sedang Ryan berjalan sambil tidak melepaskan rangkulannya di pinggang Cilla.

"Sayang nanti kita jalan-jalan ya" ucap Ryan saat sudah duduk kembali bahkan Cilla duduk di atas pangkuannya.

"Mau jalan kemana kak?" tanya Cilla sambil menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Ryan karena merasa malu di perlakukan seperti itu oleh Ryan di depan banyak orang.

"Kak, Cilla malu ihh" bisiknya.

"Anggap aja mereka tak kasat mata sayang" jawabnya santai, menghiraukan polotan mata oleh para peria yang ada di dalam ruangan tersebut.

"Kayaknya perjodohan ini harus dibatalkan Yon" celetuk grandpa Randi tiba-tiba.

"Kenapa begitu?" tanya opah Dion penasaran begitu juga dengan yang lainnya kecuali Ryan yang sudah ketar ketir mendengar perkataan sang grandpa.

"Ryan menolah perjodohan ini" jawabnya santai.

"RYAN SETUJU' KOK" ucap Ryan lantang sedangkan yang lainnya terkekeh geli kecuali cilla yang sudah tertidur di pangkuan Ryan.

Cewek Polos Ratu Omorfos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang