16 (bonus chapter)

3.1K 252 47
                                    




.


.


.



Bulan telah mengganti sinarnya menjadi putih terang, mengikis suasana mencekam yang hinggap sejenak pada bumi yang telah menjadi saksi bisu ritual para vampir bangsawan setiap titik tempat yang menyebar di luasnya hamparan daratan negeri ini.

Jisung mengusap sudut bibirnya yang terdapat noda darah dari target di depannya yang sudah tak bergerak lagi.

"Lee, urus sisanya. Setelah ini ada hal yang aku lakukan, jadi semua kuserahkan padamu."

Jeno yang masih berjongkok di samping tubuh tak sadarkan diri Renjun pun mengangguk. Matanya mengawasi pergerakan sang majikan hingga siluet itu hilang dibalik pintu.

Hal pertama yang Jeno lakukan setelah melihat ritual dari sang tuan pun adalah menghampiri tubuh pelayan kecilnya yang masih terikat di tiang.

Mendekatkan jemarinya ke bawah hidung sang pelayan, memastikan jika tak ada tanda hembusan kehidupan lagi yang keluar dari sana, barulah Jeno melepaskan ikatan itu dari tubuh si pelayan malang, sebutan baru Jeno untuk pelayan kecilnya.

Jeno bergidik ngeri melihat bekas isapan sang tuan pada leher kanan Chenle. Terlihat membiru dan meninggalkan dua lubang kecil tepat di atas nadi kehidupan Chenle. Pantas saja anak itu cepat mati jika Jisung langsung menyerang titik kehidupannya.

Namun selanjutnya pergerakan Jeno yang ingin mengangkat tubuh dingin itu seketika terhenti. Ekor matanya menangkap sesuatu yang menarik sekaligus membuat darah sang kepala pelayan berdesir dibuatnya.

"Ini.."

Dengan ragu dan perasaan yang bercampur aduk, jemari Jeno menyisir bekas luka itu hingga naik tepat pada belakang telinga kanan si pelayan.

Di penyinaran bulan purnama, Jeno tidak buta untuk memastikan jika hal yang buatnya terkejut beberapa detik yang lalu adalah sebuah simbol kecil berbentuk lingkaran dengan untaian rantai putus di dalamnya.

Letaknya yang cukup tersembunyi, menjadikan simbol itu harus dilihat dengan seksama agar dapat memastikan bahwa simbol itu pernah Jeno lihat pada buku kuno di dalam perpustakaannya yang jarang ia baca karena kesibukannya.

Namun ia tidak pernah meremehkan ingatannya pada hal pengetahuan khususnya semua tentang kaumnya dan sejarah penting di dalamnya.

"Pelayan Zhong, kau.."

Jeno tidak kuasa melanjutkan kalimatnya kala bibir pucat itu mengeluarkan lenguhan sangat pelan. Tidak sampai bangun sepenuhnya, tapi Jeno berani bersumpah jika pelayan kecilnya telah bangkit dari kematian.

Simbol yang terukir apik di belakang telinga Chenle membuktikan siapa pelayan itu sebenarnya.

Si kepala pelayan menduga jika sebelumnya rantai pada simbol itu saling tertaut satu sama lain. Namun karena ritual yang dialaminya, rantai itu putus dan merusak sesuatu hal yang menyegel dari tubuh sang pelayan.

Segel yang mengurung jiwa vampir suci pada tubuh manusia yang lemah.

Keberadaan orang-orang seperti ini memang ada, namun hampir tidak pernah ditemukan lagi di zaman ini.

Segel itu dibuat karena berbagai alasan, yang pasti Jeno tidak boleh menduga-duga dahulu sebelum mendengarnya langsung pada sang pelayan yang berhasil membuat dirinya tidak bisa berkata-kata lagi.

Ya, itulah kesimpulan Jeno untuk sementara ini.

Berarti tuannya salah memilih target untuk kali ini.

Moiee [SungLe]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang