Jahil

82 29 2
                                    

"Kau adalah miliku sampai kapanpun aku akan memintamu kepada tuhan ku"

Minggu adalah hari yang paling di sukai oleh para remaja terutama alicia razella, gadis cantik dengan rambut yang ia cepol satu dengan set pakaian olahraga, ya pagi ini seorang pemalas itu sedang joging pagi.

Henset yang menempel di telinganya membuat kesan cantik tersendiri bagi seorang alicia.

Saat ini alicia berlari pelan seperti orang joging pada umumnya, tampa ia sadar bahwa di depanya ada seseorang yang sedang berjalan menujunya dengan mata menghadap ponsel.

Brakk

Ya itu lah yang terjadi tabrakan membuat keduanya terduduk di aspal jalan untungnya jalanan yang ia lewati sepi bahkan hanya mereka berdua yang barada di sana.

Alicia berdisis saat lututnya tergores oleh aspal jalan "aw, sakit" lirihnya namun masih di dengar oleh pria yang ia tabrak.

Pria itu berdiri, lalu ia memberikan tanganya kepada gadis yang ia tabrak "jangan manja" ucapnya dingin.

Alicia mendengar suara itu ia menolah dan ya ia mengenali orang ini ia sahabat pacarnya "kalo gak niat nolongin gak usah deh" ujarnya lalu ia berdiri mengabaikan telapak tangan pria yang sedang melayang di udara.

Pria itu mengangguk lalu hendak pergi lagi namun di hadang oleh gadis dengan rambut ia cepol "ett...udah buat cia jatuh pergi gitu aja" ucapnya, lalu ia menarik pria itu duduk di kursi dekat sana "obatin gak mau tau" ucapnya sambil menunjukan luka di lututnya.

Pria itu hanya tersenyum, senang sekali rasanya sedekat ini dengan orang yang ia cinta, ia mengeluarkan obat obatan dari tas mininya dan langsung mengobati lutut gadis itu "tahan kalo sakit bilang" ujarnya dengan ramah.

Tiba tiba jantung alicia mulai berdisko kencang dalam sana, karena apa?, Jarang sekali pria dihadapanya seramah ini dengan orang asing seperti dia.

"inget lo dah punya fis ci" gumahnya nemun masih terdengar oleh lelaki itu.

Pria itu terus mengobati lutut gadis itu dengan teliti, lalu di ujung pengobatnya ia menembelkan sebuah plaster bermotif beruang dia kaki gadis itu, setelah selesai ia kembli membersekan peralatan obat obatannya dan duduk di samping alicia.

"di ganti setelah mandi nanti" ucap pria dengan mata biru itu ia adalah alaska.

Alicia terus menatap plester itu "plasternya lucu kamu beli di mana?" tanya alicia membuat pria itu terkekeh.

Alaska merogoh tas mininya dan menemukan beberapa plester dengan motif unik lainya "nih buat lo" tiga plester dengan motif kupu kupu, bunga matahari dan langit ia berikan ke gadis itu, sebenarnya ini plester punya sepupunya ia ambil dulu.

Mata alicia membulat "hah buat cia wah makasih banyak" ucapnya dengan girang ia mengambil plester itu, seperti sudah dapat boneka aja nih bocah.

Alaska tersenyum 'gampang banget is bahagiain bocil lo' batinnya.

Alicia yang sedang menatap plester itu ia terkejut saat tiba tiba tangannya tertarik untuk berdiri.

"ngapain lo disini hm"tanya pria dengan jaket biru yang melekat di badannya.

Alicia menatap lelaki yang ia kenal itu "fais, cia cuma lagi joging doang ko" ujarnya berusaha agar fais tidak salah faham.

Fais memalingkan wajahnya ke kanan, lalu ia kembali menatap perempuan itu "pulang" ucapnya dengan nada dingin, hal itu membuat alaska curiga.

Alicia tertunduk sedih sambil menatap plester di tanganya "tapi cia baru sebentar di sini fais" ujarnya, semoga fais mengerti bahwa ia sedang tidak suka di rumah jika hari libur seperti ini.

ALICIA On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang