Di siang hari ketika para dominan tengah sibuk mencari nafkah, dua pria manis duduk di ruang tamu sembari menikmati semangka dingin yang dipotong kecil-kecil. Membicarakan album foto yang berada di pangkuan dengan sang ibu mertua, rupanya tidak buruk.
"Jeno itu alergi bulu."
Renjun sempat mengernyit saat Bubu mengatakan hal itu. Ia kemudian menoleh kearah kandang kucing yang ada di ujung ruang tamu dengan bingung. Sang Bubu yang sadar, terkekeh.
"Heran kan, dia alergi bulu tapi malah memelihara tiga kucing."
Iya aneh. Tapi dia suamiku.
"Kenapa Bubu ngijinin?" Tanya Renjun penasaran. Karena, tidak mungkin Bubu hanya mengiyakan permintaan si bungsu dibalik wataknya yang tegas.
Bubu terdiam sejenak, kemudian menjentikkan jarinya. "Ah, Jeno waktu itu kabur dari rumah sampai malam. Kita kalang kabut nyarinya apalagi Mark, tapi dia malah tidur di belakang pohon yang ada di taman. Jeno nggak mau pulang kalau kucing-kucingnya nggak boleh masuk rumah. Jadi ya.. kamu tau akhirnya."
Drama yang panjang ternyata. Renjun terkekeh mendengar penuturan sang mertua. Suaminya itu, unik sekali. Renjun rasa ia akan belajar banyak hal setelah ini.
Lembaran buku album di balik kembali, menampilkan foto lain yang tidak kalah menggemaskan. Anak laki-laki kecil menggendong tas selempang berwarna hitam, di tangan kanannya memeluk boneka anjing kecil yang membuatnya terlihat lebih menggemaskan.
"Oh! Ini..."Bubu mengangguk. "Ini waktu Jeno nganter Ayah ke stasiun mau dinas ke Daegu. Dia iseng bawain tas kerja Ayah terus Bubu foto."
"Boneka yang dipajang di rak kamar Jeno itu, masih awet ya ternyata?"
Untuk sepersekian detik senyuman di wajah pria manis itu menghilang. Renjun menyadari itu dan segera menggenggam tangan Bubu dengan perasaan bersalah. "Maaf.."
Bubu menggeleng, "Nggak apa-apa. Boneka itu dari nenek Jeno, ibu Jaehyun yang meninggal karena kecelakaan waktu Jeno masih batita." Ujarnya setelah helaan napas panjang.
Renjun mengangguk paham. Keluarga ini, banyak yang harus Renjun pahami. Dibalik keadaan yang selalu membuatnya terkikik karena kelakuan kakak iparnya yang sedikit aneh, sang ayah mertua yang jail, suaminya yang suka merajuk, dan ibu mertua yang hangat. Ada cerita yang begitu menyentuh hati.
Setiap manusia pasti tidak ingin sisi terlemahnya terlihat. Tapi jika itu keluarga, diperlihatkan adalah hal paling baik daripada memikul lukanya sendirian. Karena itu keluargamu, rumahmu untuk pulang, serta tempatmu menumpukan cinta dan luka.
.
.
Sore harinya, benar-benar sebuah goncangan yang tidak akan pernah Renjun perkirakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beneran Nikah Kok! [On Going]
FanfictionMark bingung. Sepulang kantor ia melihat sang adik duduk di sofa sembari menatap layar ponsel, tersenyum manis hingga kedua matanya membentuk bulan sabit. Padahal ini hari Senin, apa yang membuat adiknya dilanda euforia suka? . "Ba, aku mau nikah ya...