Mulanya masa

489 48 0
                                    

Mei, 2024

Mark tidak mimpi kok, kayaknya.

Adiknya yang kemarin memukul lengannya itu kini sudah di atas altar, tengah berciuman dengan seorang pemuda manis yang namanya baru Mark dengar sekali. Bagaimana bisa terjadi?

Flashback

Telinga Mark ditarik setelah umpatan ia teriakkan hingga menggema di ruang keluarga. Bubu pelakunya.

Sang ibu baru saja kembali dari halaman samping setelah menyiram tanaman di sore hari, bertepatan dengan suara menggelegar Mark yang berisi kalimat sangat tidak berarti. "Kurang keras kalau mengumpat!"

"A-ah.. Bubu, maaf!! Aduh telingaku!"

"Terus aja, sampai Tuhan yang ngelaknat mulutmu, mau?!"

Mark menggeleng, "Ngga mau!" Serunya.

Bubu melepaskan tangannya dari telinga si sulung. Kini ikut memperhatikan anak bungsunya yang tengah bersikap aneh, tidak peduli dengan teriakan mengganggu kakaknya dan terus tersenyum menatap layar ponsel.

"Jeno! Pulang kerja itu mandi, bukan senyum-senyum aneh gitu!"

"Iya Bu sebentar. Masih salting akunya, hehe.."

Bubu merinding, si bungsu memang aneh, tapi tidak pernah se-cringe ini.

"Aneh kan Bu?! Tanya deh Jeno mau apa!"

"Kok 'mau apa'? Bukan 'kenapa'?"

Mark menendang betis Jeno menggunakan ujung pantofelnya. "Ngomong, lo mau apa."

"Jeno mau nikah ya, Bu?"

Benar, aneh.

"Kamu punya pacar? Kok ngga bilang Bubu?"

"Ngga kok. Kan aku sibuk ngurusin proyek Bali."

Bubu pening. Jika tidak punya pacar, lantas anaknya ingin menikah dengan siapa?

"Kamu ngimpi?"

Jeno menggeleng. "Engga, Bu. Tadi kita ketemu di tangga darurat. Ngobrol sebentar, tukaran nomor, udah. Tapi Jeno suka!"

"Terus darimana kamu ngide mau nikah sama orang yang baru ketemu kamu sekali?! Ya Tuhan, Bubu pusing!" Keluhnya.

Jeno tidak menjawab, kini terkekeh sembari mengusap layar ponsel seolah tengah mengelus pipi sang pujaan hati. Lembut sekali.

"Jen, lo oke?" Tanya Mark ragu.

Jeno memperlihatkan layarnya, menampilkan room chat dengan huruf paling kecil sesuai setelan ponselnya. Mark mendecak, jika Jeno bukan adiknya maka dengan senang hati ia mencoret nama pemuda itu dari kartu keluarga.

"Lucu kan, bang?? Hehe.."

Pantatmu lucu.

Beneran Nikah Kok! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang