"Aku jadi tidak bisa berkumpul dengan teman-temanku hari ini."
Di dalam mobil mewah dengan kursi mobil yang empuk, seorang gadis tinggi dengan poninya yang terbelah dua dengan santai meletakkan kedua tangan di belakang kepalanya, kedua kaki panjangnya juga kini dia luruskan, layaknya seorang pemimpin besar, begitulah penampilannya sekarang.
"Hanya hari ini saja, Lisa. Kau juga tidak perlu bertemu denganmu setiap malam nya."
Decakan pelan terdengar dari bibir gadis bermata hazelnut itu, namanya Lisa Manoban, usianya dua puluh empat tahun, orang-orang mengatakan, di usianya sekarang adalah masa dimana orang-orang mulai menikmati waktu mereka sebagai orang dewasa yang semakin lama semakin memiliki karir yang stabil.
"Kalian tidak mengerti." Balas Lisa, ditujukan pada dua orang yang duduk di bagian depan, yang menyetir makan hari ini adalah gadis berambut pirang, dan yang duduk di sampingnya adalah gadis yang barusan berbicara dengan Lisa.
"Bersenang-senang dengan teman-temanku adalah hal yang wajib aku lakukan." Balas Lisa, dia memejamkan matanya dengan wajahnya yang sedikit merenggut, alasan kenapa hari ini dia tidak bisa bertemu dengan teman-temannya untuk bermain, jelas karena waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, yang dia harus lakukan adalah pulang untuk mengistirahatkan tubuhnya.
"Hanya ada teman-teman di dalam kepalamu, kau harus memikirkan jika kau memiliki tanggung jawab baru yaitu pekerjaanmu, Lisa." Si rambut pirang ikut menimpali, kedua gadis yang berada di dalam mobilnya ini adalah saudari perempuannya, bukan saudara kandung, melainkan mereka bertiga adalah saudara sepupu.
"Aku sudah bekerja sebagaimana mestinya, hanya saja jangan mengganggu waktuku di malam hari karena aku harus bertemu dengan Han dan Seulgi, ck." Lisa yang merupakan bungsu di antara keduanya tidak mau kalah, apalagi baginya, cara untuk menghilangkan penat nya adalah bertemu dengan teman-temannya, tapi waktu berharganya disita karena mereka sendiri baru kembali dari acara pertemuan antar perusahaan, ada banyak klien yang mereka temui tadi, rata-rata adalah orang-orang hebat yang berasosiasi dengan perusahaan mereka.
"Ayahmu akan marah mendengar ucapanmu." Gadis berbibir hati yang duduk di bangku penumpang bagian depan kembali mengeluarkan suaranya, namanya Jisoo, sedangkan yang menyetir adalah Chaeyoung.
"Aku tidak perduli." Jawab Lisa acuh tak acuh, perusahaan tempat mereka bekerja sekarang sebenarnya adalah milik kakek mereka, Oliver Manoban.
Orang tua mereka sendiri sebenarnya masih lengkap, Ayah mereka adalah adik kakak kandung yang juga masih dapat mengelola perusahaan warisan yang nantinya akan diturunkan pada mereka, namun karena usia mereka yang semakin lama semakin tua, sudah waktunya jika anak-anak mereka perlahan-lahan mengambil alih dan melanjutkan perjuangan keluarga mereka.
Ayah Lisa adalah yang tertua, kemudian di susul oleh ayah Jisoo dan ayah Chayeoung, namun di antara ketiganya, ayah Lisa memang menikah paling terakhir, itu kenapa Lisa paling muda di antara kedua kakak sepupunya.
Meski marga Manoban sendiri merupakan marga asli dari negara asia tenggara yang tak lain adalah Thailand, ibu mereka semua asli orang Asia Timur alias Korea, itu kenapa nama mereka rasanya seperti nama campuran dari kedua negara yang berbeda.
"Anak ini.." Jisoo menghela nafas panjang, sedari kecil, karena mereka bertiga juga merupakan anak tunggal di keluarga mereka masing-masing, ketiganya memang sangat dekat layaknya saudari perempuan, mereka pergi ke sekolah yang sama bahkan sampai universitas sekalipun.
Dan Lisa.. karena dia yang terkecil, maka dia yang paling kekanakan, Lisa juga yang paling nakal di antara mereka bertiga yang terkadang membuat orang tuanya kewalahan, ayahnya menebak karena dulu dia diprediksi laki-laki oleh dokter saat masih berada di kandungan, namun saat dilahirkan dia berjenis kelamin perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAVEN - JENLISA [G×G]
FanfictionLisa hanya berniat memberikan bantuan pada gadis yang dia temui dalam keadaan menyedihkan. Lisa sendiri tidak suka diatur, dia adalah gadis lajang yang bebas, hal yang dia inginkan hanya bersenang-senang dengan teman-temannya. Namun siapa sangka pad...