Lisa POV
Aku turun dari mobil hitam berukuran besar yang merupakan mobil kesayanganku, bagiku sendiri, mengendari mobil besar lebih menyenangkan daripada mobil kecil, brand mobilku juga berasal dari salah satu brand ternama, aku tidak sembarangan dalam memilih kendaraan.
Setelah menekan tombol kunci pada kunci mobilku, aku tetap menoleh ke belakang untuk menatap mobilku yang terlihat mengkilat sekilas, semua orang pasti melakukan ini setiap turun dari mobilnya, entah kenapa, rasanya seperti refleks otomatis.
Kaki melangkah masuk ke dalam sebuah rumah yang biasanya selalu menjadi tempatku berkumpul dengan teman-temanku, rumah satu lantai, hanya saja ini luas, kami bertiga membelinya tapi rumah ini atas nama Han, bisa dikatakan dia yang tertua memang adalah pemimpin di antara kami, dimanapun aku berada, aku selalu menjadi anak bungsu.
Sejauh ini, tidak ada yang salah dari pertemanan kami jadi aku dan Seulgi yang adalah sahabatku yang lain cukup memercayai Han, kami mengetahui seluk-beluk nya jadi dia tidak mungkin menipu kami atau semacamnya karena rumah ini atas namanya.
Jika sampai dia membuat kejahatan seperti menjual rumah kecil ini tanpa sepengetahuan kami, mungkin aku akan marah, tapi aku adalah orang yang paling tidak mau bertengkar karena masalah tidak penting itu meski terkadang uang bisa menjadi konflik besar bagi sebagian orang, itu bukan aku sama sekali.
"Ck, kau terlambat." Aku mendengar suara Han begitu masuk ke dalam, dia hanya menggunakan tank top hitam, celana panjang dan rambutnya di gulung ke atas, ditangannya ada sebuah gelas berisi minuman yang dia bawa, aku tebak itu adalah air putih.
"Aku sibuk." Balasku sambil sedikit bergurau pada gadis bernama lengkap Han So Hee itu, setelah melepas alas kakiku, aku mengambil tempat untuk duduk di sofa dengan nyaman.
Rumah ini juga banyak kami rombak, tidak terlihat seperti rumah biasa saja, tapi kami bisa mengubah suasana layaknya sebuah klub di malam hari, namun jika matahari masih terang, rumah ini terlihat seperti cafe yang nyaman.
"Kau dan Seulgi menginap disini kemarin?" Tanyaku dan Han menganggukkan kepalanya sambil meminum air dingin di tangannya, aku melihat Seulgi yang membawa beberapa makanan dari arah dapur.
"Aku bangun pukul setengah tujuh pagi lalu melakukan boxing di belakang sebentar, si beruang baru bangun satu jam yang lalu jadi aku baru memesan makanan karena kau juga datang terlambat." Ucap Han, Seulgi menepuk bahuku sekilas sebelum dia duduk di kursi yang lain, bukan sofa, lebih tepatnya bean bag.
"Kemana saja kau dua hari ini, Lisa? Cih, kau menjadi orang dewasa yang sibuk sekarang?" Tanya Seulgi, aku ikut mengambil makanan di atas meja yang tak lain adalah sandwich dengan daging ayam karena tujuanku datang kemari untuk sarapan, jika tidak makan, lebih baik aku makan bersama Jennie tadi.
"Sudah aku katakan, ada sesuatu yang terjadi, aku memiliki seseorang di unit apartemen." Ucapku, aku memang sudah menceritakan sedikit tentang Jennie, hanya saja belum detail.
"Tamu?" Tanya Han dan aku menggeleng, "saat aku, Jisoo dan Chayeoung pulang dari acara bisnis dua hari yang lalu, ada seorang gadis yang terlihat begitu menyedihkan di pinggir jalan, kami membantunya." Ucapku sambil mengambil satu gigitan besar.
"Membantu gadis asing? Tidak terdengar seperti kalian biasanya." Balas Seulgi dengan kekehannya.
"Entahlah, awalnya Chayeoung yang menyadari keberadaan gadis itu, lalu Jisoo ikut turun jadi aku juga berinisiatif, kami membawanya ke unit ku, sudah dua hari aku tidak pulang ke rumah karena mengurus gadis ini." Balasku lagi setelah menelan makanan di dalam mulutku.
"Orang tuamu tidak menanyakan keberadaan mu?" Tanya Han lagi, "hem, mereka tahu aku menginap di unit apartemen, hanya saja tentang gadis itu, aku tidak tahu apakah Jisoo dan Chayeoung menceritakan pada orang tuaku atau tidak." Jawabku, kami biasanya memang berbagi cerita tentang kehidupan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAVEN - JENLISA [G×G]
FanfictionLisa hanya berniat memberikan bantuan pada gadis yang dia temui dalam keadaan menyedihkan. Lisa sendiri tidak suka diatur, dia adalah gadis lajang yang bebas, hal yang dia inginkan hanya bersenang-senang dengan teman-temannya. Namun siapa sangka pad...