SH 11

189 21 1
                                    

Assalamualaikum.....
بسم الله الر حمن الر حيم
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ
(Allâhumma shalli 'alâ Muhammadin wa 'alâ âli Muhammad)

Gimana kabarnya?! Semoga sehat selalu ya✨❤️
Kalau ada typo atau kesalahan lain tandain ya biar mine koreksi..
Jangan lupa follow sama vote ya

Happy reading💙

***

Yang kalian dengar dan yang kalian lihat belum tentu benar adanya.
-Sebening Hati-

11. Berita Palsu

Sudah puas Ghaza bermain lari-lari dengan Diva, membuatnya ngos-ngosan sekarang. Melihat Diva yang sudah kewalahan, Khaina merasa iba dan akhirnya membujuk Ghaza untuk segera pulang.

Awalnya Ghaza menolak karena masih ingin bermain. Akan tetapi, bujukan Khaina yang membuatnya menurut.

"Bunda nanti tidur sama, Ghaza, tapi, Ghaza, harus mau pulang," bisik Khaina lalu mengangkat jari kelingkingnya. Ghaza pun ikut mengangkat jari kecilnya. "Kita bertiga, Bunda! Sama Abba juga," seru Ghaza mengencangkan suaranya sampai terdengar oleh Diva.

Diva yang sedang mengumpulkan napasnya sontak menoleh dan menatap Ghaza. "Bundamu hari ini sama Ammah, bukan sama kamu." Diva menatap tajam Ghaza, tiba-tiba bibir Ghaza melengkung. Mukanya mulai memerah, cairan bening di matanya mulai turun.

"Diva, tanggung jawab! Anak aku nangis sama kamu tuh," ujar Khaina lalu menggendong Ghaza yang sedang menangis karena ulah Diva.

"Ih, kan, emang mbak malem ini nginep di kamar aku." Diva tak terima dirinya disalahkan.

"Aku tidur sama kamu pas nanti di asrama juga bisa."

"Cup ..., udah gak usah nangis, Ammah Diva cuma bercanda," lanjutnya sambil menenangkan Ghaza.

"Yaudah deh aku ngalah. Ghaza, my ponakan nyebelin, Ammah gak jadi bobo sama Bundamu kok ...."

Senyuman di bibir Ghaza seketika terbit. Ghaza menunjukkan lidahnya pada Diva. kali ini dirinya menang. Baru saja beberapa hari resmi jadi aunty muda dirinya sudah sekesal ini. Bagaimana nanti jika Khaina dan Rizki benar-benar memiliki anak kembar. Sungguh meresahkan.

Tidak jauh dari mereka, Imeila menatap sinis Khaina. Khaina menyadari tatapan dari Imeila dan memilih untuk tidak menghiraukannya.

Karena matahari sudah mulai naik, Khaina dan Diva memilih untuk pulang khawatir Ghaza kepanasan nantinya.

"Ghaza, pulang ya? Kamu juga belum makan kan?"

"Ayo, Ghaza mau dimasakin Bunda!" Ghaza antusias untuk melihat Khaina memasak yang khusus dibuat untuknya.

"Iya,tapi kalau udah ada makanan dari dapur, Ghaza, harus makan makanan itu ya?"

Sebening Hati [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang