chap 5. In the morning

37 4 0
                                    

Yujin terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa di pinggang nya. Dia bisa ingat bahwa stamina pria yang ada di sebelah nya ini benar benar mengerikan. Sepertinya pria itu keluar 4 kali di dalam perut nya. Dengan begini persentase kehamilan mereka pasti lebih banyak.

"Anda sudah bangun?" Tanya wooyeon

Pria itu berdiri di pintu kamar dengan pakaian yang sudah rapi.

"Tadi ada yang mengantar sarapan, sudah saya taruh di meja makan" Ucap wooyeon

"Kau makanlah duluan, aku akan mandi terlebih dahulu" Titah yujin, beranjak dari ranjang.

Wooyeon pun segera keluar dari kamar dan kembali ke meja makan. Dia menuangkan kopi yang ada di teko menu sarapan mereka. Tidak lupa, dia juga menuangkan kopi untuk yujin. Tidak seperti yang dibayangkan, wooyeon lumayan menikmati tadi malam. Itu membuatnya kehilangan rasa canggung dan gugup yang ada sebelum nya.

Pria itu merasa menjadi pria brengsek karena berpikiran, bahwa yujin yang telah berbagi ranjang dengan nya, tak terasa begitu sulit dihadapi. Wanita itu memiliki tubuh yang sempurna, sepertinya banyak lelaki yang mengidamkan wanita itu.

Saat sedang memikirkan tentang kejadian semalam, yujin datang dengan pakaian sporty nya dan duduk di meja makan. Dengan santai dia meminum kopi yang telah wooyeon tuang.

"Kau belum makan?" Tanya yujin

"Belum, saya sedang menikmati kopi saya" Jawab wooyeon menunjukkan gelas kopi nya

"Nikmatilah dengan tenang, ini sarapan yang cukup berat karena mengikuti selera ku, semoga sesuai dengan mu" Ucap sujin lalu memotong steak nya, memulai untuk memakan sarapan nya.

"Tak apa, saya tak pemilih soal makanan" Ucap wooyeon lalu ikut memulai sarapan nya.

"Anda terlihat cukup santai, apa anda akan berolahraga?" Tanya wooyeon

"Ya, aku pergi ke gym saat weekend" Jawab sujin

"Apa kau mau ikut?" Tanya wanita itu lagi

"Terimakasih tawarannya, tapi saya ada pekerjaan paruh waktu siang ini" Jawab wooyeon menolak dengan sopan

"Kau bekerja dimana saja?" Tanya sujin penasaran

"Senin sampai rabu siang, saya bekerja di toko pizza, malam nya saya berjaga di minimarket, kamis dan jumat saya bekerja di cafe di myeondong, hari sabtu saya bekerja di minimarket selama seharian penuh" Jawab wooyeon melist pekerjaan nya

"Banyak sekali, kurangilah, aku akan memberikan uang pengganti, lagi pula kau juga pasti harus menjaga ibumu" Ucap sujin menanggapi

"Baik" Jawab wooyeon patuh tanpa membantah.

"Lalu, sore nanti mungkin sekretaris ku akan memberi tahu mu lokasi apartement yang ku janjikan" Ucap sujin

"Saya bisa pindah mulai kapan?" Tanya wooyeon

"Seharusnya itu sudah bisa kau tempati, kau urus saja kepindahan mu dengan sekretaris ku" Jelas sujin

"Baik" Jawab pria itu, sekali lagi dengan patuh.

🍉🍉🍉


"Kode sandi 0000* anda bisa menggantinya saat saya pergi, ini kartu akses lift nya" Terang sejun sambil memasuki apartement milik wooyeon.

Apartement dengan luas 400m² itu sudah dalam keadaan full furnish. Memiliki 4 kamar tidur, dan 3 kamar mandi, serta area balkon yang cukup luas.

"Ternyata benar tinggal di tempati saja ya" Celetuk wooyeon setelah berkeliling

"Direktur tidak suka mendapatkan hasil yang setengah setengah, jadi saya mempunyai kebiasaan untuk memberikan yang paling sempurna" Balas sejun

"Ah, saya juga telah mengisi kulkas, anda tak perlu repot berbelanja" Celetuk nya lagi sambil membuka kulkas.

Melihat itu pun wooyeon tak bisa menutupi rasa takjub nya. Kulkas 4 pintu itu benar benar terisi penuh, mulai dari daging, buah buahan hingga minuman. Wooyeon bahkan hampir berpikir bahwa apartemen ini awalnya memang sudah berpenghuni jika perabotan tidak ter plastiki layaknya baru.

"Kalau begitu apakah ada yang ingin anda tanyakan?"

"Apa saya sekarang hanya perlu menunggu kabar? Bukankah kemungkinan untuk langsung hamil juga kecil jika hanya dilakukan sekali?" Tanya wooyeon

"Itu benar, tapi direktur bukan orang yang luang hingga punya waktu untuk itu. Kami akan memakai cara yang paling efisien" Jawab sejun

"Jika bulan depan hasil nya negatif, anda berdua akan melakukan suntik hormon" Lanjut sejun

"Baik, saya dapat dihubungi kapan pun jika ada yang harus saya lakukan" Tanggap wooyeon

"Kalau begitu saya pergi dahulu, anda silahkan bisa mengurus kepindahan kapan saja" Ucap sejun

"Terimakasih" Balas wooyeon

🌺🌺🌺

Wooyeon memasuki rumah nya dengan daging di tangan nya. Rencananya dia akan memakan daging untuk yang terakhir di rumah ini sebelum pindah besok.

"Kakak pulang!!!" Seorang anak perempuan berlari keluar rumah dan menghampiri wooyeon

"Maaf terlambat, bagaimana dengan sekolah mu dan jihoon hari ini?" Tanya wooyeon

"Kami belajar mewarnai hari ini! Seru sekali, terimakasih sudah membelikan pensil warna kakak" Ucap jiyeon tersenyum cerah

"Iya, hari ini coba tebak kakak bawa apa untuk makan malam?" Tanya wooyeon tersenyum senang

"Apa?! apa?!" Ucap jihoon yang sudah bergabung

"Kakak bawa daging!! Hari ini ayo kita makan daging" Seru wooyeon menunjukkan kresek daging yang dia beli tadi

"Wahhh!!! Daginggg!!!!" Seru jihoon sambil masuk kedalam rumah dengan senang, di ikuti oleh wooyeon.

Baru saja pria itu hendak mencopot sepatunya, saat tangan mungil menarik lengan baju nya. Wooyeon menoleh dan menatap jiyeon dengan wajah bertanya.

"Apa kita benar bisa makan daging? Bagaimana dengan ibu? Kakak sudah makan?" Tanya jiyeon pada kakak nya.

Mendengar pertanyaan adik nya itu, membuat wooyeon terkejut. Ternyata adik nya yang berada di sekolah dasar itu, sangat peka sekali. Wooyeon pun merasa sedih karena harus membuat adik nya merasakan seperti itu.

"Jiyeon, kakak hanya sedang dapat bonus, kakak juga mendapatkan pekerjaan yang sangat bagus, jadi mulai sekarang jiyeon jangan berpikir seperti itu lagi" Ucap wooyeon sedih sambil berjongkok menyamakan tingginya dengan adik nya.

"Benar begitu? Sekarang sudah tak apa untuk makan daging?" Tanya jiyeon

"Iya, kakak janji akan sering membelikan daging untuk jiyeon" Ucap wooyeon memeluk adik perempuan nya itu.

Pikiran nya menyebar. Padahal tadi pagi ada seorang wanita yang memakan daging sebagai sarapan nya, bahkan menyisakan makanan yang ada. Mendengar perkataan adik nya membuat wooyeon menyadari bagaimana perbedaan dunia di antara mereka.

"Kakak juga mau bilang pada jiyeon, bahwa besok kita bisa pindah rumah ke yang lebih baik" Ucap wooyeon tersenyum

"Sungguh?" Tanya jiyeon

"Iya, nanti malam setelah makan malam, kita mulai berkemas ya" Ucap wooyeon lagi.

Tbc.

Child On It's WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang