BAGIAN 03

36 10 1
                                    


"Kita sudah sampai."

Ketiganya melihat pada sebuah bangunan besar yang terlihat tidak terawat dan suram.

"Sekali lagi terimakasih kak Yeonjun," ucap Beomgyu pada Yeonjun yang membalas senyuman teduh.

"Sama sama. Aku hanya bisa mengantar kalian sampai sini, kalau begitu aku akan pulang sekarang. Kalian berhati hatilah, aku doakan agar kalian bisa keluar dengan selamat," ucap Yeonjun, lelaki itu mulai melangkah pergi.

Sebelum benar benar pergi, Yeonjun sempatkan untuk menoleh. "Dan satu lagi, kalian bisa berkunjung kerumahku jika kalian mau. Alamatnya ada di jalan Cardious no.17, dekat dari sini."

"Kami janji akan mampir kesana jika sudah selesai kak!" Teriak Beomgyu pada Yeonjun yang sudah jauh dari mereka.

Kini kakak beradik itu kembali fokus pada bangunan didepan mereka, sebelum akhirnya Soobin menoleh pada yang lebih muda. "Tunggu apalagi? Kita masuk sekarang saja."

"Ya, lebih cepat lebih baik," sahut Beomgyu, bocah itu menarik tali tasnya dan sedikit berlari menyusul Soobin yang sudah mendahului.

Kriet!

Pintu telah dibuka secara lebar, bau debu langsung menguar dari dalam. Beomgyu sedikit terbatuk dan mengipasi depan wajahnya.

Soobin masuk lebih dulu lalu diikuti adiknya dibelakang sana. Lelaki itu melirik sekitar ruangan yang diketahui adalah ruang tamu.

Banyak lukisan serta bingkai foto yang menggantung pada dinding. Dipenuhi debu, sarang laba laba serta rumah lebah.

Pandangan Soobin terfokus pada sebuah lukisan didekatnya. Didalam lukisan tersebut, terdapat seekor naga yang berada di puncak tangga.

Kriet!

Soobin menoleh pada asal suara, mendapati Beomgyu yang sedang membuka salah satu pintu disekitar ruang tamu. Soobin pun menghampiri, menarik tangan adiknya yang hendak masuk kedalam.

"Jangan jauh jauh dari aku Beom, nanti kalau kau hilang bagaimana?"

Beomgyu hanya memutar bola matanya malas. Lantas membuka ranselnya, mengeluarkan dua buah senter yang satunya langsung dia berikan untuk Soobin. "Kita harus menyelesaikan ini dengan cepat kak, hawa disini benar benar tidak enak. Aku merasa seperti sedang dia--,"

Brak!

Pintu masuk yang tiba tiba tertutup kencang membuat keduanya terkejut. Padahal tidak ada angin diluar sana.

"Ayo," ajak Soobin. Tautan tangan mereka belum terlepas, Soobin menarik Beomgyu untuk menaiki tangga dengan perlahan.

Beomgyu mengarahkan senternya kelantai tangga, mengamati beberapa koin yang ada disetiap pijakan tangga. Beomgyu berhenti pada pijakan tangga yang ke lima, berjongkok dan mengambil satu koin disebelah kakinya.

"Itu koin keberuntungan. Kemungkinan besar beberapa orang yang pernah kesini sengaja menjatuhkan koin di lantai agar mereka selamat," jelas Soobin.

Beomgyu menganguk paham, tangannya kembali mengambil satu koin lagi didepan. Mengamatinya dengan serius. "Tapi, bisa jadi orang menjatuhkan koin ini sebagai petunjuk kemana kita harus pergi. Benar kan kak?"

"Kau benar juga, kita hanya perlu mengikutinya dan tetap waspada sekitar," ucap Soobin.

"Dan, bisakah aku ambil satu koin untuk aku simpan?"

"Sebaiknya jangan, kau tau kan, membawa benda milik orang yang telah tiada itu akan mendatangkan kesialan pada diri kita. Apalagi, kita tidak mendapat izin untuk itu," sahut Soobin mengambil dua koin ditangan Beomgyu dan menaruhnya ditempat semula. "Baiklah, ayo kita lanjutkan."

TANAN FOREST || TxT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang