BAGIAN 02

59 13 0
                                    


Satu minggu setelahnya...

Dibutuhkan waktu satu setengah hari perjalanan darat dan laut hingga kini Soobin serta Beomgyu telah menginjakkan kaki di kota Zemquirha.

Keduanya telah turun dari taxi yang mengantarkan mereka menuju jalan Kimbert. Dengan sebuah tas ransel masing masing yang berisi perlengkapan yang sekiranya mereka butuhkan disini.

Berjalan menyusuri jalan bebatuan dengan pemandangan pepohonan lebat dikiri dan kanan, mereka berdua menjumpai seorang remaja laki laki seumuran.

"Permisi," Soobin menyapa ramah, lelaki didepan mereka mengulas senyuman membalas.

"Sepertinya kalian bukan orang sini, ada perlu apa kalian berdua datang ke area terlarang?" Tanya lelaki tersebut, menatap keduanya menuntut jawaban.

Soobin dan Beomgyu saling berpandangan sekilas.

"Sebenarnya kami sedang mencari alamat rumah, kami diundang untuk berkunjung kemari," jawab Beomgyu.

"Kuina House?" Tebak lelaki itu.

"Ah itu benar, bagaimana kau tahu?" Tanya Soobin.

"Hanya terdapat satu rumah yang masih bertahan disini. Sebelumnya perkenalkan, namaku Yeonjun, kebetulan aku sedang berjalan-jalan disini."

Soobin menjabat uluran tangan Yeonjun. "Aku Soobin, dan ini adikku, Beomgyu."

"Bisakah kau mengantarkan kami ke Kuina House?" Pinta Beomgyu.

"Sebenarnya bisa, tapi kalian harus tahu satu hal," sahut Yeonjun.

"Apa?"

"Kuina House dulunya adalah rumah milik seorang wanita bernama Kuina Kurogami, sepuluh tahun yang lalu dia meninggal secara misterius, mayatnya ditemukan sedang duduk dipekarangan rumah dengan keadaan membusuk. Tidak ada penyebab yang diketahui atas kematian wanita itu."

"Sampai sekarang kediaman Kuina House menjadi tempat larangan bagi warga setempat, tidak ada yang boleh menginjakkan kaki disana. Kabarnya, dulu ada sekelompok remaja yang nekat masuk kesana dan tidak pernah keluar hingga saat ini," lanjut Yeonjun.

Mendengar itu, Soobin sedikit merinding, menoleh pada Beomgyu. "Kau dengar itu Beom? Rumah itu berhantu, sebaiknya kita tidak usah cari gara gara kesana."

Beomgyu memutar bola matanya malas. "Lihat siapa yang bocil disini? Kau itu lebih tua dari aku kak, jangan mudah percaya pada makhluk tidak terlihat seperti itu! Dasar memalukan."

"Apa katamu?? Kau bilang aku memalukan, aku itu hanya khawatir jika nantinya kau menangis disana, aku bersikap seperti ini itu karenamu tahu!"

"Ya ya ya, aku tidak percaya."

"Dasar anak ini, benar benar menyebalkan!"

Yeonjun sedikit tertawa melihat perdebatan kakak beradik itu, setelah keduanya berhenti berdebat, dia pun membuka suara. "Siapa namamu tadi? Beomgyu? Aku hanya ingin bilang, yang dikatakan kakakmu itu benar, sebaiknya kau tidak usah cari mati dengan masuk kedalam Kuina House."

"Tapi ada seseorang yang mengundangku ke rumah itu, dia sangat berharap aku datang kesini dan menungguku," ucap Beomgyu sambil mengeluarkan peti kecil itu, yang langsung dia buka dan memberikan kertas pada Yeonjun.

Yeonjun menerimanya, matanya terbelalak saat dia telah selesai membaca isinya. Yeonjun kembali melihat kedua bersaudara itu tak percaya. "Kalian tidak mengarangnya kan?"

"Tentu saja tidak! Lagi pula, untuk apa kami mengarangnya?" Kata Beomgyu agak tidak terima.

"Memangnya ada apa? Kenapa kau terlihat terkejut saat membaca surat itu?" Tanya Soobin.

Yeonjun menghela nafas, lalu menjelaskan. "Disini tertulis nama Seina, itu adalah nama lain milik Kuina Kurogami, lengkap dengan tanda tangannya juga. Yang berarti, surat ini ditulis kemungkinan sekitar sepuluh tahun yang lalu sebelum Kuina meninggal."

Beomgyu kembali memasukkan peti itu kedalam tasnya. "Sekitar sepuluh tahun yang lalu? Itu artinya saat aku masih berusia sembilan tahun."

"Benar. Dan, kenapa juga baru sampai padamu baru baru ini? Bukankah ada yang janggal disini?" Heran Soobin.

Beomgyu menggeleng tidak tahu. "Ah aku tidak mau berpikir lagi, terlalu memusingkan! Sekali lagi, bisakah kak Yeonjun mengantarkan kami kesana? Atau setidaknya, berikan kami arahan agar bisa sampai tanpa tersesat."

"Jika kau bersikeras aku hanya bisa mengantarmu sampai depan pintu gerbang saja," ucap Yeonjun.

"Terimakasih kak Yeonjun, itu sudah lebih dari cukup," balas Beomgyu kemudian menoleh pada Soobin. "Kak, kalau mau pulang ya pulang saja, aku bisa kesana sendiri." Dia langsung berjalan menyusul Yeonjun didepan.

Soobin mendengus kesal. "Memangnya aku bisa apa sekarang? Sudah sampai sini lebihbaik aku mengikuti bocah itu saja!"

Ketiganya pun berjalan menuju Kuina House.

Tbc~

Choi Yeonjun (22)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Choi Yeonjun (22)

Note!

Setiap nama kota, dan jalan hanyalah karangan yang kebetulan lewat di pikiran.

Cerita hanyalah fiksi, aku buat cuma untuk kesenangan semata. Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia asli!

Jangan lupa Vote dan Komen🔪

TANAN FOREST || TxT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang