hari pertama salsa

21 6 4
                                    


"
Berhati-hatilah dengan siapa kamu berbagi kelemahan. Beberapa orang tidak sabar menunggu kesempatan untuk menggunakannya melawanmu"

Happy reading....

Sttt ngga usah berantem, hasna ..yang tadi Ibu bilang, konsepnya ngga gitu, tapi hasna bener ngga salah, hasna ngga bisa ngendarain motor kan? " Di balas anggukan oleh hasna

"Assalamu'alaikum.. "

"Waalaikumsalam,baru datang? " Tanya Ibu

"Iya bu"

"Salwa atau veera bisa panggilin tukang urut buat chacha? "

"Bisa, bu! " Jawabnya

"Iya tadi Ibu suruh si hasna tapi dia ngga bisa naik motor"

"Ngedarain motor bu"koreksi hasna

" Ck, diem lo cill, nyaut mulu"sungut salsa

"Yaudah kalo gitu Ibu mau siap siap dulu, mau rawuh udah sore"

"Nggih bu"

"Ohh ya.. Nanti kuncinya ambil aja di tempat biasanya, pake motor Ibu aja" Lalu melenggang pergi.

"Kak chacha kenapa si ke nya dari tadi emosi mulu sama aku" Menatap sinis

Veera di buat dongkol melihat pedebatan kecil yang mereka berdua ciptakan.
"Stttt, kalian berdua bisa ngga si ngga usah ribut!!, masalah ke gitu ngga usah di perdebatakan sampe segitunya,untung tadi Ibu udah keluar!! dasar bocahh!! "

"Hasna mending kamu siap-siap, bentar lagi abah juga rawuh dan buat lo cha.. Ngga usah ke gitu.. Lo tau sendiri hasna kaya gimana anaknya,ngga usah kaya bocil gitu, itu malah memperkeruh keadaan"ucapnya bijak, lalu melengang pergi memanggil tukang urut.

Salsa menghembuskan nafasnya pelan"susah punya temen yang sikap dewasanya sudah mendarah daging, apa - apa ue yang disalahin, tapi bener juga si gue yang salah, ya... Tapi kan tuh bocil duluan yang buat emosi"gumamnya

Salwa melirik kearah salsa heran
"Ngapa lo? Lagi baca mantra?, tuh mulut dari tadi komat kamit mulu, curiga kalo lo mau guna guna kecantikan gue, awas aja lo kalo ketauan ke gitu"

Salsa memutar bola matanya malas lalu berdecak
"Apaan dah ngga jelas banget lo" Sinisnya

"Hmm gue tinggal dulu mau ganti baju, gileee si neraka lagi bocor kali ya, panas banget nih planet" Melenggang pergi, di balas gedikkan bahunya.

Matahari telah menjalankan tugasnya digantikan dengan bintang yang terlihat indah malam itu, mungkin malam ini suasananya sedang menggambarkan perasaan seseorang yang sedang bahagia.

Perasaan yang bahagia pada malam ini membuat bibirnya selalu ingin tersenyum mengingat kan pada seseorang cewek yang menurutnya sangat menarik, padahal sebelumnya dia tidak mudah untuk tertarik pada seorang cewek, tapi... Entahlah, dirinya juga bingung.

Seseorang cewek yang baru saja dirinya temui, baru dirinya kenal,bahkan kenal hanya sekedar nama, namun membuat perasaannya entah mengapa sangat bahagia, walau hanya dengan mengingat kelakuan gadis itu.

Sedang asik melamun, sebuah tepukan mendarat di bahunya membuatnya berdecak ia tahu siapa pelakunya, hanya melirik malas lalu  kembali lagi
"Stress lo, dari tadi gue liatin senyum - senyum sendiri ngga jelas"

"Ck, ganggu! " Kesalnya dan melenggang pergi menuju kamarnya.

Nada dering ponsel terdengar di telinganya, dan itu menurutnya sangat mengganggu
"Ck, FARISSSS HP LO BRISIKK... " teriaknya kesal

"Ck, santai aja kali ngga usah pake teriak segala, ini bukan hutan" Faris mendengus kesal lalu mengangkat telpon itu.

"Halo"

"FARISSSS KAMU LAGI SAMA DEVAN,LAGI DIMANAA... SURUH DEVAN ANGKAT TELPON TANTE.. "

Faris menjauhkan ponsel dari telinganya yang terasa pengang dan membuat gendang telinganya seperti ditabu.

Melirik sekilas kearah devan yang sedang memejamkan matanya tenang
"Ehhh ya tante nanti faris bilangin"

"SEKARANG!!! " titahnya lagi

" i-iya tante sekarang "ucapnya lalu mematikan telpon nya

"DEVANNN BANGUNNN!!" Teriaknya kearah telinganya

"ANJINGGG LO BANGSATTT" umpatnya tah kalah keras membuat jantungnya ingin copot

"Brisikk lo, nggada kerjaan banget"faris menggeplak kepala devan keras

"Ck, ngga ibunya ngga anaknya sama aja selalu bikin susah, nih tante levy dari tadi mencak mencak mulu, karna lo ngga angkat telpon ya. "

Devan berdecak malas, bangkit dan menelpon Ibu Negara..

"Halo bun"

"ABANGGG... DARIMANA AJA KAMU HAH? DI TELPON NGGA DI ANGKAT? UDAH LUPA JALAN PULANG HAH? NIH ADIK KAMU DARI TADI NANGIS! KANGEN ABANGNYA!!! "

Devan menjauhkan ponselnya, karena suara toa bundanya yang sangat melengking membuat telinganya pengang.

"udah malem bun, besok deh abang janji, pulang sekolah abang kerumah"

"S- E-K-A-R-A-N-G!! " tekan nya

"Bun... Besok lahh, bunda ngga kasian sama abang? , kalo nanti di tengah jalan ada bencong godain abang gimana? "

"Trs kalo abang kepincut sama bencong, itu kan berabe , bunda mau punya menantu bencong!! " Cerocos devan

Devan itu terkenal dingin klo ada di luar, tapi jika sedang bersama keluarga ataupun faris dia akan lebih cenderung menjadi reog...

Levy terdiam sejenak, memikirkan mempunyai menantu bencong membuatnya blegidig ngeri sendiri.
"Oke oke besok aja, tapi harus janji ya.. "Di balas deheman kecil oleh devan dan mematikan sambungannya.

Devan tersenyum puas, yakali di bakal nikah sama batang juga, memikirkan nya saja sudah membuat dia merinding Kalo ada yang lobang kenapa harus batang kan Pikirnya.

Devan memang jarang sekali pulang ke rumah semenjak ayahnya memberikan apartemen, sebagai hadiah klo devan mau belajar bisnis di perusahaan ayahnya yang bercabang dimana mana.

Tidak hanya sendiri faris juga terkadang cowok itu menginap di apartemen devan, padahal sendirinya juga mempunyai apartemen yang ngga kalah bagusnya.

Kalo kata faris"klo bisa punya temen kenapa harus punya sendiri kan.. "

Malam semakin gelap, suasana mulai terasa sunyi dan dingin, di sebuah Mansion yang sangat besar hanya terdapat kesunyian yang malandai.

Semua orang di dalamnya hanya terdiam membisu, karna masa lalu yang sungguh membuat seluruh keluarga itu terpukul.

Seketika tangis seseorang menyadarkan semuanya
"Dad kita harus cari ratu kecil kita, kita ngga boleh diam aja.. Hiks" Tangis pilu seorang wanita paruh baya pada pelukan sangat ayah.

Pria itu mengelus lembut rambut putrinya, menatap bagaimana keadaan putrinya yang bisa di bilang tidak baik baik saja. Mata sembab, tubuh gemetar karna terlalu lama menangis dan perut yang sedari tadi di biarkan kosong, membuat siapa yang melihatnya merasa iba.

"Iya kita harus sabar, anak buah dad, fero juga udah di sebarin kemana mana, bahkan gengnya abang  juga ikut andil, jadi kita hanya bisa berdoa, dan menunggu hasilnya"

Fero mengepalkan tangannya kuat, hatinya seakan ditusuk oleh ribuan jarum melihat istrinya yang tidah seceria dulu, sungguh ia sangat merindukan kecerewetan wanitanya. Dan tidak bisa di pungkiri ia juga sangat merindukan putri kecilnya.









Maaf Up sekarang lebih sedikit ya guys ya... 🙃





Salsa StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang