DAY SALSA

18 5 8
                                    

Happy Reading....

Matahari telah menampakkan wujudnya dengan malu malu, kicauan burung yang terdengar sangat indahh ditelinga tapi sayangnya kicauan merdu itu terkalahkan oleh sangkakala kematian, yang ngga lain bel pondok yang membuat gendang telinga berdengung dan mencoes lapisan gendang telinga hingga sebuah cairan keluar.

Seluruh anak sekolah bergegas untuk siap siap berangkat sekolah dan soan kepada ibu, berbeda dengan ketiga cewek yang memakai rok abunya, yang nggak lain veera, salsa, dan salwa.

"Ck, bocill amat lo, make sepatu aja udah kaya orang bikin sepatu, berabad abad kita nungguin lo" Semprot veera menatap kesal salsa

"Lebay lo pada, belum juga ada setengah jam! " Balasnya

"Jangan ngebacot terus, gerbang udah mau di tutup" Jengah salwa

"Yaudahh diemm, kalian dari tadi ngajakin ngomong terus!! Ya ngga bakal selesai selesai, ko malah pada nyalahin gue!! " Ucap salsa yang sudah menyelesaikan aktivitasnya dengan biadabnya anak itu melenggang pergi membuat kedua temannya cengo.

"Ehhh permen chacha, laknat banget lo Sama temen sendiri!! Dari tadi kita nungguin setengah abad, dengan santainya lo malahh ninggalin... " Ucap salwa menarik kerah belakang salsa membuat sangat empu berdecak kesal

"Ngga usah tarik tarik bisa?! " Veera menghela nafas pelan, melihat tingkah kedua temannya membuat dirinya menngucap kata sabar berkali-kali.

"Ngga usah bacott kaliann!!! " Sarkas veera melenggang pergi

Meraka saling tatap
"Ngapa... Dah!! "

"Mana saya tau.. Saya kan manusia!! " Ucap salsa lalu mengikuti langkah veera

"Lahhh terus kalo dia manusia kenapa? Kan gue cuma nanya!! Wehhh anjirr lahhh kenapa jadi gue yang di tinggal!! Ck, emang ya... Punya temen minus akhlak semua! " Menyusul langkah kedua temannya..

"Termasuk lo Sal, sama sama minus akhlak"

"Mulut lo thorrr, kalo ngomong ngga pernah salah"

Salsa menghampiri Veera yang tengah asik duduk di atas motornya.
"Kuy gass lahh, nanti kita telat"

Pukk

"Heh congor kuda, kita telat juga gara gara nungguin lo, make sepatu aja yampe berabad abad"ucap salwa yang entah sedari kapan muncul

Salsa menatap malas salwa
" Heh dubur badak, diem lo!! Ngebacot mulu hidup lo, heran!! "

"Lo.. " Belum sempat menyelesaikan ucapan nya Veera memotongnya.

"Diemm!! Kalian berdua sama aja, banyak ngebacot, kalo kaya gini terus kapan Indonesia merdeka?! " Ceplos Veera asal lalu meninggal kan kedua bongkahan krikil yanga masih loading.

Salsa menatap salwa bingung
"Sal, bukannya sebelum kita lahir juga Indonesia udah merdeka ya? Apa selama ini gue salah denger? " Pertanyaan konyol Salsa membuat salwa ingin mebuangnya ke pantai selatan.

"Ya... Selama ini lo salah denger! Punya telinga di kurek dalem dalem, harga katembat masih dua ribu, ngga mampu beli lo? Nihh habis pulang sekolah beli, gue kasih gocap"

Salsa menatap uang itu dan salawt beragantian.
"Emng bener sal?! " Tanyanya lagi.

"Ehhh maemunahh kalo Indonesia sekarang belum merdeka, lo ngga kan bisa duduk di atas motor kebanggan lo itu!! Yang ada lo lagi sembunyi di got main petak umpet"

"Lahh main petak umpet? sama siapa dah? "

"NONI BELANDA!! PUAS LO, gedeg gue lama lama, udah cepet kita udah telat"

Salsa melihat jam tangannya yang bertengger manis di tangannya. Pukul 7.26 itu artinya mereka sudah sangat telat, Salsa langsung tancap gas membuat salwa yang terkejut reflek memeluk pinggang Salsa.

Plak

"Homo!! " Ketus Salsa

"Homo pala lo!!, lo  mendadak tancep gas, gue kaget!! Kalo mau mati ngga usah ngajak ngajak, amal gue baru sedikit"

"Ngga usah curhat! "

Berbeda dengan mereka berdua yang masih meneruskan perdebatannya. Seorang cewek dengan damainya membaca buku di perpus, terkadang ia akan terkekeh pelan karena beberapa part yang menurutnya sangat menceritakan kisah dirinya.

Merasa tenang, nyaman,dan damai.. Baru dia rasakan sekarang, karena biasanya setiap menit bahkan detik dirinya selalu mendengar ocehan ocehan tak bermutu dari kedua bongkahan krikil. Membuat kepalanya pusing tujuan hari fuju malam.

Tapi dengan tingkah mereka dan sifat mereka yang berbeda, dimana si salsa yang petakilan dan selalu memancing emosi, sedang kan salwa yang memiliki sifat sensitif tapi sama absurd nya, membuat hidup Veera sekarang tidak lagi monoton.

Veera tak sengaja melihat kearah samping jendela, terlihat kedua temannya yang sedang berdiri dan hormat depan tiang bendera, dan ia yakin bawa mereka telat dan di hukum guru piket. Veera menggelengkan kepalanya, ada ada saja. Lalu melenggang pergi entah kemana.

"Kann gara gara lo, anjir! "

"Bisa diem ngga si? Dihukum sekali ngga ngaruh! " Kesal salsa

"Bukan masalah itu, tapi ini panas nya udah ngalahin api neraka"

"Gaya mu, mati aja belum pernah apa lagi masuk neraka? Oo jangan jangan lo pernah mimpi masuk neraka? Wahh parah si ini... Berarti itu pertanda, awas lo ati ati! " Ucap salsa menakuti salwa, suruh siapa ngedumel terus.

"Pertanda apa? "

"Ya.. Pertanda  kalo lo udah mati, terus amal lo kurang, lo bakal masuk neraka!! Gitu aja ngga tau! , dah lahh ngantin kuyyy"









Wuyyy lahhh pa kabarr kaleaaannn?

Gue baikkk ko.... 😉







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Salsa StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang