Chapter 1: Sebuah Kejutan

592 52 20
                                    

Di sebuah ruang kelas bercat hijau muda, yang meja dan bangku-bangkunya ditata menyerupai ruangan rapat, terlihat beberapa orang siswa yang sedang beraktivitas. Mereka berpencar di banyak tempat dengan pelbagai macam kesibukan. Ada yang bergerombol main uno, ada yang sedang menyantap bekal, ada juga yang duduk menyendiri asyik menenggelamkan diri dalam kesibukan mengerjakan tugas di laptopnya.

Sementara itu, di salah satu sudut ruangan dekat meja guru, terlihat seorang gadis berwajah mungil dengan rambut hitam legam ditata ala gaya space buns sedang memandangi seorang gadis jangkung bersolek di depan cermin yang digantung di sana.

" Hey, Girl. Pretty.."

Gadis bernama Danielle Marsh atau lebih akrab disapa Dani itu berdecak kagum. Sorot matanya melembut, takjub memandangi keelokan paras perempuan yang berada di depan matanya. Perlahan ia bangkit dan mendekati si gadis yang merupakan salah seorang temannya.

"Aissh, Dani!"

Gadis yang dipujinya itu tampak salah tingkah. Ia tersipu, semburat merah muda mekar di kedua pipinya.

Tak peka, Danielle malah mendekat dan memegang bahu temannya. Kedua matanya yang indah seindah pantulan manikam berkilau cerah, memandang sang kawan bak seorang penggemar yang takjub melihat langsung idolanya di dunia nyata.

"Cantik sekali..", lirihnya.

Jari- jemari Danielle membelai wajah perempuan yang berada di hadapannya. Pelan-pelan, penuh perasaan. Jari mungilnya berkelana, dari pipi turun ke dagu gadis itu. Sementara gadis yang disentuhnya tak bereaksi, kedua matanya tak berkedip, menatap kearah entah. Ia tidak mampu membalas tatapan Danielle yang terlihat begitu memujanya.

Meskipun sudah kerapkali mendapati tingkah Danielle yang kadang diluar nalar, nyatanya ia tak kunjung kebal. Seluruh tubuhnya selalu mendadak kaku setiapkali ia diperlakukan seperti itu oleh Danielle.

"Ckckck, kebiasaan emang Dani. Hei bubar bubar!"

Kedua gadis itu tersentak. Cepat-cepat Danielle menarik tangannya. Momen kebersamaan mereka dirusak oleh teriakan seseorang yang sekonyong-konyong muncul dari arah pintu.

Danielle berbalik arah, memandang ke arah pintu kelas. Air mukanya mendadak masam. Ia melempar pandangan sinis kepada Hanni, orang yang telah meneriakinya.

Hanni yang tak terima membalas tatapan Danielle tak kalah sinisnya.

"Why are you looking at me like that? Bro, we need to get back to practice!"

Hanni mengambil nafas dalam, lalu melanjutkan kembali perkataannya yang terjeda.

"Miss Jisoo sudah di perjalanan kesini."

Masih dengan muka cemberut, Danielle mengiyakan perkataan perempuan yang bertubuh lebih kecil darinya itu. Ia berjalan menuju bangkunya, lalu meraih secarik kertas dan pena untuk menulis mosi dan argumen yang akan dikemukakannya dalam latihan debat Bahasa Inggris nanti.

Tatapan matanya terantuk kembali kepada Minji, gadis yang tadi digodanya. Minji kebetulan lewat di dekat tempat duduknya setelah selesai berdandan di kaca. Guna mengambil atensi Minji, ia berdehem lalu angkat bicara.

"I mean it, Ji. You're the most beautiful person I've ever seen in real life."

Minji menoleh, satu kerlingan dilemparkan Danielle padanya dan pipi gadis itu kembali merah merona.

***

"Kamu sudah mendingan, Dani?"

" Yeah. Aku cuman sedikit pusing, Ji."

Somebody to You [Husseyz Short Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang