0.02

229 116 67
                                    

"Kita hanya ditakdirkan untuk bertemu, bukan untuk bersatu, pertemuan yang disengaja hanya cerita yang tuhan tau, seberapa banyak pun cara untuk menyatu, tidak akan bisa dalam hubungan yang sudah berlalu"

~•mentarisenja•~

                                                                                              


HAPPY READING AND VOTMEN


Nafa melihat bosan seorang guru dengan kaca matanya yang tengah berkomat-kamit didepan papan tulis. Lebih tepatnya sedang menjelaskan materi kimia disana.

Jujur saja, semua yang guru itu jelaskan biar satu pun tidak ada yang masuk kedalam otak pas-pasan Nafa.

Bukan hanya Nafa, tapi teman sebangku nya Rizkia verandra biasa dipanggil Rizkia,pun juga mengalami hal yang sama hanya saja Rizkia lebih parah. Jika Nafa masih bisa melihat ke arah sang guru maka Rizkia sudah teler kehabisan obat.

Beda lagi dengan gadis yang duduk di belakang Nafa, Resya kenendra tampak santai dan fokus. Sipaling pintar memang tidak perlu diragukan lagi kapasitas otaknya.

"Baik anak-anak, kalian akan membentuk kelompok untuk mengerjakan tugas ini. Satu kelompok terdiri dari tiga orang. Silahkan tentukan kelompok kalian," putus Busreng sambil tersenyum ramah seramah nyapa presiden.

Mendengar itu Nafa langsung putar kursi langsung menghadap pada Resya "Gue satu kelompok lo," cengir Nafa dengan wajah tanpa dosa seperti bayi otan

"Gue juga," timpal Rizkia yang sudah duduk anteng di ujung meja Resya.

"Gercep bener lo, Riz. Perasaan lo tadi lagi molor," celetuk Nafa yang langsung mendapatkan dengusan keras dari Rizkia

Resya jadi canggung "I-iya, terserah kalian." ucapnya agak gugup menatap keduanya

"Makasih," ucap Nafa lembut dan tulus 😊

𝑆𝑒𝑡𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎𝑘𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑛𝑦𝑎.. 𝐴𝑤𝑜𝑘 𝑎𝑤𝑜𝑘~

Lanjut

Rizkia yang melihat itu mendelik "Jijik gue lihat lo, Na." julidnya menonyor kepala Nafa

Mengangkat bahunya acuh
"Sapa yang ngomong yah? Suaranya kok kayak, anjing! Res lo liat gak orang yang ngomong barusan?" Tanya Nafa pada Resya yang bingung ingin menjawab apa takut salah bicara dia tuh

Sedangkan Rizkia sudah panas dingin di tempat "Babi lo," sungut Rizkia mendelik ke arah Nafa

"Rizkia Nafa mau Ibu coret nama kalian di absen?" guru yang ber-tag nama Lily itu menatap tajam pada kedua muridnya

Nafa dan Rizkia lantas menggeleng "Gak mau Bu,"mereka memilih jarinya seraya menundukkan kepalanya

"Makanya diam dan kerjakan tugas yang ibu kasih," Lily masih menatap tajam kedua muridnya

Nafa dan Rizkia mengangguk patuh. Lily melihat ke arah murid kesayangannya, siapa lagi kalau bukan Resya kenandra?

"Resya, kalau mereka ganggu kosentrasi kamu langsung lapor saja sama ibu," ucapnya lembut membuat Nafa dan Rizkia melotot tak terima

NAFRIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang