𝐑𝐚𝐧𝐩𝐨 𝐄𝐝𝐨𝐠𝐚𝐰𝐚 🔞

3.9K 94 7
                                    

Ch pertama karena Ranpo barusan ultah jadi gw buat dulu aja kali yah. Kebetulan ada anak gc BSD yang pernah minta buatin makanya sekalian gw post aja deh.

Warning: None/safe





---------------------


Derit engsel pintu kayu terdengar pelan. Gagang stainless steel-nya tertarik secara horizontal untuk selanjutnya didorong ke dalam. Gadis bersurai (h/c) menampakkan diri disebalik pintu tersebut. Ia mengenakan pakaian santai serta mengurai rambutnya lepas. Perjalanan menyusuri lorong demi lorong sunyi dalam gedung Armed Detective Agency sedikit membuat dia merasa kalut. Mengingat ini sudah lewat dari pukul 10 malam, kantor tersebut telah ditinggalkan oleh para karyawannya.

Lamun pikiran negatif itu sirna, tatkala sang pujaan hati dalam ruangan yang ia masuki lekas menyambut kedatangannya. Lelaki berpakaian kombinasi cokelat dan putih. Sosok tersebut langsung membalikkan badan ketika merasakan hawa keberadaan seseorang. Seulas senyum seketika terlukis di wajahnya, dia mengikis jarak dengan sang puan dengan langkah cepat.


"(Name)-chan, kok belum tidur?" Sapa lelaki itu ceria. Iris emerald-nya bergulir pada kotak makanan di tangan perempuan yang dipanggil (Name) tersebut.

"Ah, aku cuma keinget, tadi siang kamu bilang kalau hari ini shift malam. Masih sibuk, kah?" Balas (Name) sambil sedikit berjinjit guna melihat tumpukan kertas di meja yang posisinya terdekat dengan jendela.

"Baru aja selesai. Masih beresin meja dan tiba-tiba kamu udah ada di pintu," jawab sang lawan bicara seraya menepuk-nepuk puncak kepala (Name), "oh ya, itu apa?"

(Name) menunjukkan kotak makanan berwarna putih yang ia bawa, kemudian membuka kertas kardus itu. Sontak manik emerald lelaki tadi berbinar melihat tumpukan donat di dalamnya.

"Ini semua buatku?" Tanyanya bersemangat.

(Name) mengangguk, "Spesial untuk Ranpo-kun, aku kira shift-nya sampai lebih dari jam 12."


Ranpo hanya merespons dengan tawa renyah. Usai mengunci pintu ruangan dari dalam, ia menarik pergelangan tangan (Name) menuju meja kerjanya. Seraya mendudukkan gadis itu di atas paha, Ranpo menggigit donat pertama yang diambilnya. Sedangkan (Name) sibuk melamun disertai seulas senyum, setiap tindakan Ranpo selalu membuat dirinya mabuk kepayang. Apalagi ketika harus duduk di pangkuannya. Ide jahil sekaligus nakal pun menghampiri pikiran (Name).

"Hey, Ranpo-kun."

"Hm?"

"Main game simpel, yuk! Paham aturan gunting batu kertas, kan?" Ajak (Name).

"Ohh, ngerti. Itu aja? Kurang seru dong." Ranpo menjilat sisa krim donat di tangannya setelah satu donat itu habis.

"Hah? Lalu?" (Name) menatap manik kehijauan kekasihnya yang berkilat. Tanpa sadar rona merah tipis mulai mewarnai kedua pipinya.

Ranpo mendekatkan wajah pada (Name), seraya membelai lembut helaian (h/c) yang tersampir di bahunya. Ia pun berbisik pelan, "Yang kalah buka baju terluarnya. Salah satu aja, bebas boleh jaket, sepatu, gelang, sampai ga pakai apa-apa."

(Name) menelan ludah, "Uhm..."





Tidak sampai dua menit, keadaan sudah memanas akibat adegan Ranpo menyentuh bagian terluar celana dalam (Name). Kini wajahnya sudah memerah sempurna, tersisa celana dalam dan bra saja pada tubuhnya. Sedangkan Ranpo masih mengenakan pakaian lengkap, kecuali jas cokelatnya -karena (Name) hanya menang satu kali darinya.

"Hey, (Name)-chan. Bukannya tadi kamu sendiri yang menantangku untuk main?" Ranpo tertawa kecil seraya memainkan jarinya pada helaian (h/c) yang tersampir di bahu (Name).

BSD x Reader [discontinued?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang