Bimantara Cakra Pradipta panggil Arga Setyawan Pradipta sang ayah
"Kenapa pah, kangen sama anak ganteng ya ini" ucap bima dengan pedenya tidak sadar apa, papa ya itu sedang marah terhadap nya
Itulah Bima yang tidak pernah menanggapi marah Arga terhadap nya
Karena menurut Bima Arga Takan pernah serius dengan amarahnya
"Kamu itu! Ini apa coba sebulan nggak masuk sekolah" Arga sudah bosan dengan panggilan untuk ke sekolah Bima
Tapi ini sudah kelewat batas karena Bima telah membolos selama sebulan lamanya
"Bima jawab papa jangan diem aja punya mulut tuh buat ngomong jangan diem, apa kamu bisu hah" Arga sangat geram terhadap anak yang di depan ya ini sejak tadi hanya diam dengan mulut yang mengunyah permen karet
deg.... kali ini memang Arga terlihat benar-benar marah terlihat dari urat leher dan kepalan tangan yang begitu menonjol
Yang bisa dipastikan bisa melayang kapan saja untuk menamparnya
"Apa sih yah cuma sebulan belum setahun"
Bima dengan santainya menjawab hal tersebutArga yang sudah kehilangan kesabarannya mengangkat tangan yang siap menampar anak yang tidak tau diri ini
Marisa dari arah kamarnya mendekat ke sumber suara yang sejak tadi menganggu telinganya
"Mas kamu apa-apaan sih mau nampar Bima!" Marah Risa tidak terima anaknya mau ditampar oleh sang suami Arga
"Tanya sendiri tu sama anak mu Bima"
Kemudian Arga pergi dengan melempar kertas yang ia genggam sejak tadi.Risa mengambil kertas yang tadi di lempar oleh Arga guna ingin mengetahui apa yang telah membuat suaminya
Raut muka Risa pun tiba-tiba seperti ya ia juga akan marah
Mu gimanapun Bima memang sudah keterlaluan saat ini
Prilakunya sudah kelewat batas "Bima jawab bunda apa ini benar nak,," walau Risa marah ia tidak ingin membentak anaknya
Karena ris tau Bima paling tidak bis dibentak olehnya sekalipun memang dia yg salah
Bimantara sudah tidak bis mengelak lagi memang kenyataannya ia selalu membolos tiap harinya
Yang ia lakukan hanya nongkrong di markas dengan teman2nya yang juga membolos
"Iya terus kenapa memangnya lagian kita sudah kaya ngapain Bima harus cape2 sekolah dan ujung2nya buat kerja kan"
Bukanya minta maaf Bima malah berbicara seperti itu yang membuat Risa tambah kesal terhadap anaknya ini
"Ya tpi Bima pendidikan itu penting, itu juga buat masa depan kamu nanti, kamu tidak pernah akan selamanya bersama orang tuamu"
Risa bagaimana pun harus memberi penjelasan yang tepat agar Bima mengerti bahwa yang ia lakukan itu salah
Bukanya sadar Bima malah membanting ransel yang ia tadi bawa dan langsung cabut dari rumahnya
"Udah lah nggak bunda, nggak papa semua nyalahin Bima" ia ingin kedua orang tuanya jangan langsung marah harusnya mereka tanya terlebih dahulu.
Dengan sedikit berlari Bima pergi menggunakan motor kesayangan ya dengan kecepatan di atas rata2
Kini Marisa hanya bisa mengelus dada karena dia seperti salah telah memanjanya dengan kemewahan
"Pah apa kita telah salah dalam mendidik anak kita sampai dia seperti ini"
"Papah nggak tau nda papa ingin menenangkan pikiran papa, tadi aja papah lepas kendali untuk menampar Bima, sekarang dia pergi kemana Bun"
"Tidak tau pah biarin Bima tenang kita juga tenang kita akan bicarain semua dengan kepala dingin"
Walaupun Arga dan Marisa begitu marah dengan Bima, mereka sadar tidak sepenuhnya semua salah anaknya
Mungkin karena kedua orang tuanya itu yang selalu sibuk dengan pekerjaannya
Dijalan yang cukup ramai motor berwarna hitam itu melaju cukup kencang, ya itu Bimantara dia melampiaskan kemarahannya di jalan dengan cara kebut-kebutan, saling kslutnya dengan perasaan marahnya, tanpa Bima sadari di depan ada tikungan sudah ada mobil truk yang siap menabrak nya.
Braakk.......Karena kejadian ya yang begitu cepat Bima terlempar Hingga menghantam kaca mobil truk itu yang mengakibatkan Bima langsung tak sadarkan diri tergeletak di jalan dan banyak darah yang membalut tubuh Bima hingga baju yang berwarna putih menjadi merah.
Warga yang melihat kejadian itu langsung menolong remaja yang ntah mereka tidak kenali.
"Itu handphon nya mending hubungi cepat dari keluarga nya"ucap seorang warga yang menemukan handphon Bima yang terlempar cukup jauh darinya,
Di rumah keluarga Pradipta, Marisa merasa ada yang tak enak di hati, rasa gelisah dan juga khawatir, tapi entah apa yang membuat nya begitu cemas.
Bunyi telepon berdering itu berasal dari handphone sang suami
Karena arga sedang berada dikamar mndi jadi lah Risa lah yang mengangkat telepon tersebut.
Marisa tersimpu di lantai mendengar kabar dari seseorang di balik telpon, kakinya tidak bisa menopang tubuh sendiri.
Ia menangis tidak bersuara entah rasanya Risa tidak sanggup mengeluarkan suaranya sekedar untuk memanggil sang suami yang sedang di dalam kamar mandi.
Arga yang telah selesai dengan panggilan alamnya,, begitu keluar pandangan ya langsung tertuju pada sang istri yang tergeletak di lantai dalam keadaan menangis entah apa yang membuat risa menangis Arga sangat k e bingungan.
"Nda,,,kenapa? Kok duduk di lantai sambil nangis, apa yang terjadi"
Marisa tidak sanggup mengeluarkan suaranya ia masih syok atas berita yang diterima, yang masih membuat nya tak percaya,
Hingga bebera menit Risa,mulai bisa mengeluarkan suara dan memberitahu kan terhadap suaminya, tanpa berfikir panjang mereke pergi menuju rumah sakit.
Di lorong rumah sakit Medika kedua orang itu berlari mencari tempat anaknya di rawat.
Hingga akhirnya bisa menemukan ruang ICU yang di tunjukkan suster kepada mereka,
Setelah menunggu dokter yang memeriksa Bima
"Gimana dok, anak saya keadaannya"
Dengan berat hati sang dokter menjelaskan bahwa kondisi Bima kritis dan sekarang mengalami koma,
Marisa yang mendengar itu langsung tidak bisa menahan ia langsung terjatuh dan pingsan........
Gimana ceritany😊
Iya emang terdengar seperti anak yang kena sial gara2 melawan bunda dan papahnyaJangan bosen2 ya sama cerita aku, aku butuh support kalian
Agar aku semangat nulisnya😊😊Anisah160202
KAMU SEDANG MEMBACA
Bimantara Cakra Pradipta
Teen FictionBimantara Cakra Pradipta hanya ingin kembali hidup normal seperti sebelum kecelakaan yang menimpanya.....