5

240 9 2
                                    

"Bima,, ,,,,, "
Betapa terkejutnya bagas yang melihat Bima yang sudah tergeletak dilantai

"Berisik mending loe bantuin gua"

Dengan hati-hati Bagas mengangkat tubuh bima ke atas ranjang king size nya

"Makanya gak usah gengsi loe masih perlu beradaptasi dengan keadaan loe yang sekarang"

Bima hanya bisa diam ketika ia di nasehati oleh Bagas memenag betul ia masih belu bisa menangani keadanya untuk sekarang lagi pula ini juga bukan keinginan Bima untuk menjadi seseorang yang cacat dan menyusahkan.

Jam dinding menunjukkan waktu menunjukkan pukul sembilan pagi, namun Bima masih enggan membuka matanya ia terlalu malas untuk bangun toh walau bangun ia tetep tidak akan melakukan sesuatu karena keadaanya sekarang yang berbeda dari dulu

Namun Bagas masuk tanpa seizin yang punya kamar, karena ia memiliki kewajiban untuk mengurus bocah yang satu ini

Orang tua Bima sudah berangkat bekerja mereka menitipkan anaknya kepada Bagas sepenuhnya,

Bagas membuka gorden, yang membuat yang memiliki kamar terbangun dari tidur nyenyak nya

"Heh loe apa-apaan sih gua masih pengen tidur ya"

"Bima,,, ayolah bekerja sama dengan gua, ini udh pagi waktunya loe buat sarapan"

Bima masih saja menolak untuk makan rasanya malas hanya sekedar untuk mengunyah makannya

Dengan terus memaksa Bagas terus membujuk bisa supaya ia mau memakn walau hanya beberapa suap saja karena dari kemarin Bima rasa anak ini masih enggan memakan sesuatu

"Gas udh deh loe mending pergi gua masih pengen tidur, percuma loe mau ngomong apa aja gak bakal gua denger"

Percuma usaha bagas akan tetap sia-sia, karena Bima memang tipikal orang yang keras kepala.

Bagas terus berfikir gimana caranya agar Bima dapat diajak kerja sama dengannya, dengan memenuhi kebutuhan Bima setiap harinya tanpa ada bantahan dari anak itu

Dikamar Bima merasa perlu ke kamar mandi, karena ingin membuang hajatnya, dia hanya memakai keteter yang cuman bisa menampung air seninya tapi tidak dengan hajat yg lainya

Bima mencoba bangkit dari tidurnya dan meraih kursi roda untuk duduk di atasnya, namun Bima masih merasa kesulitan karena memang ia belum terbiasa dengan kegiatan barunya

"Ayo lah jangan bodoh loe cuman butuh pindah dari ranjang ke kursi roda,"

Tapi Bima masih tetap tidak bisa melakukan nya, akhirnya Bima menurunkan gensinya ia berteriak sekencang mungkin untuk memanggil Bagas agar bisa membantu nya karena ia sudah tidak kuat untuk menahannya

Bagas yang merasa namanya di panggil ia langsung menuju ke sumber suara dan menang benar Bima lah yang memanggilnya

"Apa bim loe butuh sesuatu biar gua bantu"

"Udah jangan banyak omong bantu cepetan  ke kamar mandi ini gua udah gak bisa nahan lagi"

Bagas setelah membantu Bima, ia kembali ke dapur dan mengambil makanan,

"Bim loe makan dulu ya ini udah siang loe belum makan dari pagi kan"

Bagas berharap kali ini Bima tidak menolaknya

Pada akhirnya Bima mau untuk makan toh isi perutnya tadi benar-benar sudah di keluarkan semua jadi ia harus mengisi kembali walau hanya sedikit

Bima tengelam dalam lamunannya seperti ada yang tidak beres dengan kecelakaan yang menimpanya waktu itu tapi dia juga bingun karena kejadianya begitu cepat

"Woy loe ngapa dh ngelmun gitu kaya orang frustasi"

Bima yang tersadar dari lamunannya karena di kagetkan oleh seseorang yang membuatnya kesal

"Apa sih kaget bjir, kalo nyawa gua copot loe mau gantiin nyawa gua hah"

"Ya lagian loe ngelamun aja mending sana mandi loe dari semalem belum mandi kan"

"Gas sebenernya loe ngapa sih mau ngurusin gua kan banyak kerjaan yang lebih enak dari pada ngurusin ora lumpuh kaya gua"

Sebenernya Bima itu tidak mau di rawat oleh Bagas tapi apa boleh buat ini sudah perintah sang bunda dan tidak bisa di ganggu gugat

"Ngapa loe nanya gitu"

"Gak usah ribet deh tinggal jawab apa susahnya loe kaya cewe ribet"

"Iya dah loe juga sensi amat jadi orang, gini kan yang minta tolong nyokap loe ya gua gak bisa nolak dong kan keluarga gua sudah banyak di bantu oleh Bu Marisa, jadi gua mau ngelakuin ini, walau gua tau ngurusin orang kaya loe itu perlu kesabaran extra"

Bagas yang sudah selesai menyiapkan semua perlengkapan Bima ia kemudian keluar dari kamar karena itu perintah dari tuanya ini yang sangat membuatnya kesal

***

Di tengah malam Bima tidak  bisa tidur matanya enggan untukenutup entah apa yang ada di pikiran ya saat ini

"Lihatlah pah Bun, kalian tetap tidak berubah bahkan sekarang ini Bima butuh kalian pernah gak sih Bima minta sesuatu"

Karena memang Bimantara tidak pernah mendapatkan kasih sayang kedua orang tua nya, maka dari itu dia menjadi nakal hanya untuk menarik perhatian orang tua nya

Tapi untuk saat ini Bima benar-benar membutuhkan mereka, dia butuh sandaran untuk keadaannya sekarang yang berbeda

Dulu kalo dia bosen dengan keadaan ia akan pergi menuju club dan tongkrongan anak-anak yang lainnya

Tapi sekarang ia tidak bisa melakukan nya karena kaki sialan

"Argh,,, gua udah muak ini baru sehari gua pulang kerumah belum ada seminggu tapi gua udah bosen banget"








Anisah160202







Bimantara Cakra Pradipta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang