3. Laras Marah

173 11 0
                                    

3. Laras Marah

"Kak Nathan, kita bareng aja, ya?" pinta Zoey kepada Nathan saat di meja makan.

"Gue bareng Nesha."

Zoey mengangguk pelan meski di lubuk hatinya yang terdalam ada rasa tidak suka. "Oh ... yaudah." Lalu tatapannya beralih pada Bintang. "Kalau Kak-"

"Enggak bisa, Zo," potong cowok itu dengan penuh penekanan.

Zoey terdiam. Gadis itu kemudian menunduk, mulai memakan makanannya.

"Kalau lo pengen diantarin, habisin makanannya cepat," sahut Lintang datar.

Zoey seketika langsung mendongak dengan wajah berbinar, ia buru-buru menghabiskan makanannya karena takut Lintang menunggu lama bahkan nyaris tersedak karena tidak hati-hati.

"Pelan-pelan," tegur Ahdam tanpa sadar.

Zoey tersenyum dengan mulut penuh ke arah Ahdam, kemudian meraih segelas air dan meminumnya hingga habis. Setelah itu, Zoey menyimpan gelas tersebut di atas meja dan tersenyum lebar pada Lintang. "Ayo, berangkat!"

Lintang bangkit dari kursinya begitupun Zoey yang langsung menyambar tasnya. "Aku duluan, Kak! Bye-bye!"

Setelah berpamitan dengan saudara-saudaranya, Zoey bergegas menyusul Lintang yang sudah berada di ambang pintu.

"Dia ... sebahagia itu?" gumam Bintang

...

"Gue udah cantik belum?" tanya Laras pada Nasyila.

Nasyila memutar bola matanya malas, entah sudah keberapa kalinya Laras melontarkan pertanyaan yang sama dan ia muak mendengarnya.

Laras menoleh kesal. "Lo kalau ditanya jawab dong!"

"Lo juga kalau udah dijawab enggak usah nanya lagi!" balas Nasyila, "Mau ketemu siapa sih lo dandan-dandan begini? Jijik gue lihatnya."

Laras mesem-mesem sendiri, gadis itu mencondongkan badannya ke arah Nasyila sehingga membuat sang empunya bergidik ngeri. "Jauh-jauh lo manusia purba!"

Laras mendelik, ia kembali memperbaiki posisinya. "Julid amat sih lo sama gue!"

Nasyila mendengus. "To the point, lo mau ketemu siapa?"

"Bintang."

Nasyila terbahak keras. "Masih pagi, Ras. Udah, ah, jangan ngaco lo!"

Laras menghentakkan kakinya ke lantai. "Gue beneran anjir!"

Nasyila menaikan sebelah alisnya lalu berdeham. "Ngapain lo mau nemuin Bintang?"

"Jadi tadi ... ada adek kelas yang datengin gue terus nyuruh gue ke perpustakaan, katanya itu perintah dari Bintang."

"Lo percaya?" Nasyila menggeleng heran. "Bisa aja dia bohong sama lo."

Laras berdecak. "Ya kita mana tahu dia bohong atau enggak? Kalau pun dia bohong, simple. Gue datengin kelasnya terus gue labrak."

"Terserah lo." Nasyila mengalah. "Jadi kapan lo mau ke perpus?"

"Sekarang."

"Oke."

Laras mengambil cermin di saku bajunya. "Sip, udah cakep." Gadis itu kembali memasukkan benda itu ke dalam saku bajunya. "Btw, Zoey belum datang?"

Nasyila menggeleng sebagai jawaban.

"Yaudah gue pergi, ye. Kalau Zoey udah datang, ceritain ke dia kalau Laras enggak lama lagi bakal jadi calon istri kakaknya."

Nasyila mendengus geli saat Laras sudah hilang di pintu kelas.

Titik Capai ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang