4. Aruy Meninggal Karena Aku
Tok! Tok! Tok!
"Zoey!"
Zoey bergegas membuka pintu kamarnya, gadis itu mengernyit saat melihat Bintang di depannya. "Kenapa-"
"Gue udah bilang, kan, enggak usah sebarin ke sekolah kalau lo itu adik gue!"
Zoey hendak membuka mulut namun Bintang tidak memberinya kesempatan untuk berbicara.
"Berapa kali gue harus ingetin? Enggak cukup satu kali?! Harus berkali-kali biar lo paham?!"
"E-enggak git-tu." Zoey menunduk mendengar bentakan Bintang, ia memberi gelengan kepalanya dengan pelan.
Bintang berdecak kasar. "Makin hari lo makin nakal, ya! Lo udah lupa sama ajaran saudara-saudara lo?!"
Zoey berusaha sekuat tenaga menahan air matanya.
"JAWAB ZOEYNARA!"
Zoey tersentak begitu suara bentakan Bintang terdengar keras memanggil nama lengkapnya. "A-aku-"
"Ini kenapa?" Lintang muncul, cowok itu baru saja keluar dari kamar dan kebetulan letak kamarnya ada di samping kamar Zoey.
Bintang hanya diam.
Zoey menatap Lintang yang menatapnya dingin. "Kak Lintang ... maaf."
Lintang menaikan sebelah alisnya, kenapa gadis ini tiba-tiba meminta maaf?
Zoey pun terlihat tidak ingin memberi alasan kenapa ia meminta maaf, tatapan gadis itu beralih pada Bintang yang masih melemparkan aura tak bersahabat padanya. "Kak Bintang juga ... aku minta maaf."
"Aku banyak salah sama kalian, aku enggak nurutin apa kata kalian dan sering bikin kalian marah, maaf karena udah jadi adik yang buruk."
"Maaf karena kalian harus punya adik kayak Zo." Kalimat yang pernah ia katakan pada Ganesh, Zoey lontarkan juga pada kedua kakaknya yang kini berdiri di hadapannya.
Bintang dan Lintang hanya bergeming di tempatnya.
Zoey tersenyum tipis pada Bintang. "Kakak tenang aja, Zo bakal bilang kalau Kakak bukan saudara Zo. Maaf ... pasti Kak Bintang malu kalau mereka tahu Kak Bintang punya adik jahat kayak Zo."
Bintang tertegun.
Zoey memutar badan dan masuk ke dalam kamarnya, gadis itu menutup pintu kamar dan langsung menjatuhkan dirinya di atas lantai. Satu tangannya menekan dadanya yang terasa sakit, seperti ada batu yang menghimpitnya sampai Zoey sendiri kesulitan menarik oksigen.
"Zoey buat ulah?" tanya Lintang pada Bintang.
"Murid-murid tahu kalau gue kakaknya."
Lintang terdiam. "Tapi menurut lo ini enggak berlebihan?"
"Enggak."
"Seandainya Aruy masih ada, kita semua enggak bakal kayak gini."
"Ini cuman sementara, Lin. Setelah Zoey bisa mandiri, kita balik kayak dulu lagi."
"Cara kita salah."
"Zoey memang harus dikerasin. Enggak kayak Aruy, diingetin satu kali udah paham."
"Hm. Mereka memang beda."
Zoey menutup kedua telinganya saat mendengar suara kedua kakaknya di balik pintu. Sudah cukup. Hatinya ... benar-benar sakit.
...
"Malam," sapa Zoey pada saudara-saudaranya di meja makan, gadis itu mengerutkan keningnya ketika kelima saudaranya serentak berdiri. "Loh, kalian udah selesai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Capai ✔️
Krótkie OpowiadaniaKetika mereka yang sudah tidak peduli dan aku yang terus mendesak kebahagiaan di ujung penderitaan.