6. Sudah Hancur

251 13 0
                                    

5. Sudah Hancur

"Kak Bintang," panggil Zoey saat melihat cowok itu turun dari tangga.

Mendengar seseorang memanggil dirinya, Bintang terdiam di undakan tangga terakhir. Retinanya menangkap Zoey yang saat ini berjalan ke arahnya.

"Aku mau ngomong sama Kakak."

Satu alis Bintang terangkat satu, menatap aneh pada Zoey. Tumben-tumbenan gadis itu serius seperti ini?

"Kakak kenapa marahin Laras?" tanya Zoey langsung.

Bintang paham. Jadi Zoey ingin membahas temannya yang tempo lalu Bintang temui?

"Jawab, Kak."

"Gue cuman ngasi peringatan."

Zoey membalas, "Tapi Laras sampai nangis-nangis ke aku, Kakak apain dia? Laras cewek baik dan tulus sama Kakak. Kenapa Kakak bikin dia nangis?"

"Dia ngadu ke lo?" Bintang terkekeh sinis, "Gue enggak suka cara dia deketin gue dengan manfaatin lo."

"Laras sama sekali enggak manfaatin aku, Kak, dan soal nomor ponsel, Laras enggak suruh aku buat ngasi tahu itu ke Kakak."

"Terus?"

"Minta maaf ke Laras. Kakak tahu? Gara-gara Kakak, Laras sama Nasyila jauhin aku," tukas Zoey, "Aku cuman pengin hidup tenang tapi kenapa semua orang enggak biarin hal itu? Aku ngerasa kalau aku enggak jahat sama sekali tapi kenapa mereka musuhin aku?"

Bintang diam.

"Bahkan kalian .... " Zoey menggantung ucapannya, gadis itu menarik napas panjang lalu mengembuskannya. "Maaf kalau Kak Bintang saat ini harus nilai aku jahat."

"Aku cuman mau ngeluarin semua unek-unek aku." Entah keberanian dari mana, Zoey menatap manik mata Bintang yang kini menatapnya datar.

Zoey menekan rasa sakit di dadanya. "Kenapa semua orang enggak suka sama aku dan ngatain aku jahat? Bahkan orang asing yang baru aku kenal pun udah cap aku jelek."

"Sebenarnya kalian kenapa? Semenjak kematian Aruy kalian enggak selembut dulu lagi."

"Zo, lo pikir sopan ngomong kayak gitu sama Bintang?" sahut Ahdam yang tiba-tiba datang.

Zoey menoleh pada cowok itu, ternyata bukan hanya Ahdam, saudaranya yang lain pun juga ada.

Zoey meremas ujung bajunya, mengumpulkan keberanian sebanyak mungkin. "Apa yang aku lakuin sampai kalian bilang kalau aku penyebab Aruy meninggal?"

"Sebenarnya ... apa yang terjadi saat kecelakaan enam bulan lalu?"

Tidak ada yang menjawab.

Kekehan lirih dari Zoey mengundang atensi kelima cowok itu. "Lihat? Bahkan kalian enggak mau jelasin apa kesalahan aku."

"Kalian sendiri yang bikin aku keliatan jahat," lanjut Zoey.

"Zo, pergi ke kamar klo," titah Ganesh dingin.

"Aku enggak mau sebelum kalian jawab apa kesalahan fatal aku!" balas Zoey dengan nada membentak.

Plak!

Wajah Zoey tertoleh ke kanan saat telapak tangan yang besar itu mendarat di pipinya. Satu tangan Zoey terangkat untuk memegang pipinya yang terasa nyeri, kedua retinanya menangkap Nathan yang berdiri di hadapannya dengan wajah datar.

"Sejak kapan lo berani ngebentak, hah?!"

Zoey menintikkan air matanya. Untuk pertama kalinya, dia menangis di hadapan saudara-saudaranya setelah kematian Aruy.

Titik Capai ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang